Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus, Sudah Tahu?
Perbedaan mata minus dan plus mungkin belum dipahami oleh sebagaian orang. Kedua istilah tersebut memang terdengar mirip, tetapi keduanya merupakan kondisi berbeda.
Dalam kehidupan sehari-hari, mata adalah jendela kita menuju dunia yang luas. Namun, tidak semua mata diciptakan sama. Beberapa orang mungkin familiar dengan istilah “mata minus” dan “mata plus,” tetapi tahukah Anda bahwa perbedaan di antara keduanya lebih dari sekadar angka di resep kacamata?
Lantas, apa perbedaan mata minus dan plus? Simak artikel ini sampai selesai untuk mengetahui jawabannya.
Perbedaan Mata Minus dan Plus
Adapun beberapa perbedaan mata minus dan plus yang perlu Anda ketahui agar tidak keliru dapat dilihat dari beberapa faktor, seperti:
1. Kemampuan Jarak Pandang
Mata minus yang secara medis dikenal sebagai miopia adalah kondisi penglihatan di mana penderita mengalami kesulitan melihat objek yang berada pada jarak lebih jauh. Pada dasarnya, masalah terletak pada fokus cahaya yang jatuh di depan retina.
Hal ini membuat gambar yang diterima oleh mata tampak kabur, mengharuskan penderita untuk mendekati objek agar dapat melihatnya dengan lebih jelas. Sementara itu, mata plus atau hipermetropia adalah kondisi sebaliknya, di mana fokus cahaya jatuh di belakang retina.
Hal ini membuat penderita mengalami kesulitan melihat objek berada pada jarak dekat. Meskipun faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam perkembangan mata plus, beberapa orang mengalami perubahan bentuk mata yang lebih pendek sehingga fokus cahaya tidak tepat pada retina.
Orang dengan mata plus mungkin mengalami kelelahan mata atau kesulitan membaca, terutama pada kondisi pencahayaan yang kurang mendukung.
Baca Juga:Penyebab Mata Minus Bertambah dan Cara Meminimalkannya
2. Gejala
Selanjutnya, perbedaan mata minus dan plus terletak pada gejalanya. Seseorang dengan mata minus cenderung mengalami kesulitan dalam melihat objek yang berada jauh.
Mereka mungkin merasa gambar atau tulisan pada papan tulis kelas atau tanda jalan di jalan raya terlihat kabur.
Gejala tambahan dapat mencakup sakit kepala atau mata lelah setelah waktu yang lama menghabiskan waktu untuk melihat objek yang jauh.
Sebaliknya, mata plus menampilkan karakteristik berbeda, di mana penderitanya akan menghadapi kesulitan dalam melihat objek yang berada dalam jarak dekat.
Aktivitas seperti membaca buku atau melibatkan diri dalam pekerjaan yang memerlukan fokus pada objek yang dekat dapat menyebabkan ketidaknyamanan, dan seringkali diikuti dengan sensasi mata lelah atau pegal.
Kedua kondisi ini memengaruhi kemampuan mata untuk menyesuaikan fokus, dan pemahaman mendalam terhadap gejala ini merupakan langkah awal penting dalam mencari solusi dan perawatan yang tepat.

Mata plus seringkali diakibatkan karena faktor usia.
3. Penyebab
Mata minus memiliki penyebab berbeda, tetapi keduanya berkaitan dengan fokus cahaya yang tidak tepat pada retina.
Mata minus sering kali dipengaruhi oleh faktor genetik, di mana keturunan dari orang tua dengan mata minus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa.
Selain itu, aktivitas yang memerlukan penggunaan mata untuk melihat objek dekat, seperti membaca atau menggunakan perangkat elektronik dalam jangka waktu yang lama juga dapat menjadi penyebabnya.
Di sisi lain, mata plus memiliki hubungan erat dengan bentuk mata yang lebih pendek.
Penderita mata plus biasanya memiliki bola mata lebih pendek sehingga fokus cahaya jatuh di belakang retina. Faktor genetik juga memainkan peran dalam mata plus, di mana riwayat keluarga dengan kondisi ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.
Selain itu, pertambahan usia juga menjadi faktor risiko karena seiring bertambahnya usia, kemampuan lensa mata untuk menyesuaikan fokus secara alami juga berkurang.
Keduanya, mata minus dan mata plus, menunjukkan kompleksitas dan interaksi antara faktor genetik, aktivitas sehari-hari, dan perubahan fisik yang terjadi pada mata seiring waktu.
Pemahaman mendalam terhadap penyebab masing-masing kondisi ini menjadi kunci untuk pencegahan keluhan yang timbul dan pengelolaan tatalaksana yang efektif.
4. Faktor Risiko
Faktor risiko yang memengaruhi perkembangan mata minus dan mata plus memiliki keragaman yang menarik. Mata minus seringkali terkait dengan faktor genetik, dimana individu memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami kondisi serupa.
Selain itu, aktivitas yang melibatkan penggunaan perangkat elektronik dalam waktu yang lama, seperti membaca buku atau menggunakan komputer, dapat meningkatkan risiko mata minus.
Kurangnya waktu yang dihabiskan di luar ruangan juga dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan terjadinya mata minus.
Di sisi lain, mata plus seringkali berkaitan dengan faktor genetik serta bentuk mata yang lebih pendek. Meskipun umumnya terjadi seiring pertambahan usia, beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes juga dapat menjadi faktor risiko yang mempercepat perkembangan mata plus.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap faktor-faktor risiko ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang cara mencegah atau mengelola permasalahan penglihatan ini.
Baca Juga: Mata Minus / Rabun jauh (Miopia) : Gejala, Pencegahan, Penanganan dan Perawatan
5.Lensa yang Digunakan
Ketika mengatasi perbedaan mata minus dan plus, penggunaan lensa yang sesuai menjadi solusi utama.
Bagi mereka yang mengidap mata minus, kacamata atau lensa kontak dengan lensa cekung menjadi senjata utama. Lensa ini dirancang khusus untuk merubah arah fokus cahaya sehingga menciptakan gambar yang jelas pada retina.
Sebaliknya, pada kasus mata plus, kacamata atau lensa kontak dengan lensa cembung menjadi pilihan yang umum. Lensa ini membantu mengoreksi fokus cahaya agar gambar yang seharusnya jatuh di belakang retina dapat dipusatkan dengan tepat.
Proses ini tidak hanya memberikan kenyamanan visual, tetapi juga memastikan bahwa objek, baik yang dekat maupun yang jauh, dapat dilihat dengan kejelasan yang optimal.
Dengan teknologi lensa yang terus berkembang, orang dengan masalah mata kini dapat menyesuaikan penglihatan mereka dengan nyaman, menghadirkan dunia yang lebih tajam dan terfokus.
Pengobatan Mata Minus & Plus dengan Metode LASIK
Teknologi medis modern membawa kemudahan bagi mereka yang ingin mengatasi masalah mata minus dan plus melalui metode LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis). LASIK merupakan prosedur bedah refraktif yang telah terbukti efektif dalam mengoreksi kelainan penglihatan seperti mata minus dan plus.
Pertama-tama, dalam prosedur LASIK, seorang ahli bedah mata akan menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea mata, yaitu lapisan tipis dan transparan yang berfungsi membiaskan (membelokkan) dan memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.
Untuk mata minus, kornea yang terlalu curam akan dilandaikan sedikit dengan menghilangkan sebagian jaringan, sedangkan untuk mata plus, kornea yang terlalu datar akan dibentuk lebih melengkung.
Proses LASIK dimulai dengan pemberian tetes anestesi/bius lokal untuk memastikan pasien tidak merasakan sakit selama prosedur.
Setelah itu, seorang ahli bedah menggunakan laser excimer untuk menipiskan bagian lapisan kornea sesuai dengan rencana perubahan bentuk yang telah diatur dan diperhitungkan sebelumnya.
Yang membuat LASIK menjadi pilihan populer adalah kecepatan pemulihan yang relatif cepat. Pasien sering merasakan perbaikan penglihatan dalam beberapa jam setelah operasi.
Proses ini meminimalkan ketidaknyamanan dan memungkinkan banyak orang untuk kembali ke aktivitas sehari-hari dengan cepat.
Meskipun LASIK bisa menjadi solusi yang efektif, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata terkait keuntungan dan risiko yang mungkin terjadi.
Setiap individu memiliki kondisi mata yang unik, dan keputusan untuk menjalani LASIK sebaiknya diambil setelah pemahaman menyeluruh terkait prosedur ini.
Baca Juga: Ingin Menyembuhkan Mata Minus Tanpa Kacamata? Bisa!
Apakah Anda salah satu calon yang tertarik untuk menjalani operasi lasik mata? Segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata berpengalaman dan terpercaya.
Anda bisa konsultasi seputar lasik di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.
Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM
Source:
- WebMD. What Is Acuity of Vision?. Diakses 2024.
- Vision Center. How to Read Your Eyeglass Prescription. Diakses 2024.
- Published in LASIK
Mengenal Bedah ICL untuk Penglihatan yang Lebih Baik
Ingin mengurangi ketergantungan kacamata, tapi tidak dapat menjalani prosedur LASIK? Jangan khawatir! Kabar baiknya ada opsi lain untuk memperbaiki kualitas penglihatan Anda, salah satunya dengan bedah ICL atau Implantable Collamer Lens.
Prosedur bedah ICL atau lensa kontak implan ini cukup dengan menanamkan lensa buatan ke dalam mata, maka masalah penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigamtisme dapat teratasi. Penasaran bagaimana manfaat dan cara kerjanya? Pelajari ulasan berikut!
Apa itu Implantable Collamer Lens (ICL)?
Lensa ICL atau Implantable Collamer Lens adalah lensa buatan yang ditanamkan secara permanen pada mata untuk memperbaiki kelainan refraksi, seperti miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisme.
Lensa ICL (Implantable Collamer Lens) terbuat dari plastik dan kolagen yang disebut collamer. Bahan yang digunakan untuk pembuatan lesa ICL aman digunakan pada mata manusia.
Fungsi lensa ICL sama dengan lensa mata, bertindak untuk membiaskan cahaya pada retina sehingga menghasilkan penglihatan lebih jelas.
Beberapa pasien dengan kornea yang tipis biasanya tidak disarankan untuk prosedur LASIK. Kabar, baiknya, lensa ICL bisa menjadi alternatif bagi orang-orang yang tidak dapat menjalani prosedur laser. Meskipun tidak semua orang cocok dengan lensa ICL.
Bedah ICL dapat menjadi opsi untuk mereka yang ingin mengurangi ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak. Lensa ICL terbuat dari bahan yang aman dan selaras dengan mata Anda.
Dokter akan membuat sayatan kecil di kornea Anda untuk memasukkan dan menempatkan lensa ICL. Bedah ICL terbukti klinis dapat mengoreksi masalah penglihatan umum. Dengan lensa ICL, Anda dapat hidup tanpa harus bergantung menggunakan kacamata dan lensa kontak biasa!
Baca Juga: 6 Syarat Operasi LASIK Mata, Anda Termasuk Kriterianya?

Bedah menggunakan lensa permanen yang ditanamkan sedangkan LASIK memakai laser untuk memperbaiki fungsi kornea mata.
Siapa Kandidat yang Baik untuk Bedah ICL?
Adapun kandidat yang dapat menjalani bedah ICL terbagi menjadi dua meliputi:
1. Bedah ICL untuk Miopia
- Orang dewasa berusia 21-45 tahun atau dengan refraksi yang stabil (berdasarkan keputusan dokter)
- Digunakan untuk memperbaiki masalah miopia (rabun jauh) dengan tingkat – 0,5 dioptri sampai dengan -20,0 dioptri tanpa silinder atau dengan silider antara 0,5 dioptri sampai dengan 6,0 Dioptri.
- Digunakan untuk memperbaiki masalah hyperopia (rabun dekat) dengan tingkat + 0,5 dioptri sampai dengan +10,0 dioptri tanpa silinder atau dengan silider antara 0,5 dioptri sampai dengan 6,0 Dioptri.
- Penglihatan Anda harus stabil selama setahun dengan perubahan kurang dari 0,5 dioptri.
2. Bedah ICL untuk Astigmatisme
- Orang dewasa berusia 21-45 tahun atau dengan refraksi yang stabil (berdasarkan keputusan dokter).
- Anda harus memiliki tingkat silinder (tingkat astigmatisme) antara 0,5 hingga 6,0 dioptri pada bidang pandang Anda.
- Kedalaman bilik mata bagian dalam setidaknya 2,8 mm atau lebih untuk miophia (berdasarkan hasil pemeriksaan), agar bisa melakukan prosedur ini.
- Kedalaman bilik mata bagian dalam setidaknya 3,0 mm atau lebih untuk hyperopia (berdasarkan hasil pemeriksaan), agar bisa melakukan prosedur ini.
Jika Anda memenuhi syarat-syarat ini, bedah ICL dapat dilakukan untuk membantu Anda melihat lebih baik. Namun, sebelum memulai tindakan pastikan Anda melakukan pemeriksaan mata untuk informasi lebih lanjut.
Apa Manfaat yang Didapatkan Setelah Memakai Lensa ICL?
Sederet manfaat dapat Anda rasakan setelah menggunakan lensa implan, di antaranya:
- Prosedur ini aman, lensa yang ditanamkan tanpa mengangkat atau mengurangi jaringan kornea.
- Lensa berfungsi sama seperti lensa mata asli, bertindak memberikan penglihatan mata yang tajam.
- Memberikan penglihatan malam yang sangat baik.
- Pemulihan lebih cepat karena tidak mengangkat atau mengurangi jaringan pada mata.
- Pemasangan lensa ICL ini tidak menyebabkan mata kering.
- Orang yang tidak bisa menjalani prosedur lasik dapat menjadi kandidat yang baik untuk mengenakan lensa ICL.
Bagaimana Prosedur Tindakan Bedah ICL?
Cara kerja bedah lensa ICL hampir mirip seperti implantasi lensa intraokular (IOL) yang dilakukan selama operasi katarak. Perbedaannya, pada tindakan lensa ICL tidak memerlukan pengangkatan lensa alami mata.
Sebelum tindakan, Anda akan diberikan obat tetes atau antibiotik jauh hari sebelum operasi.
Lensa ICL akan ditempatkan di belakang iris dan tepat di depan lensa mata asli untuk meningkatkan penglihatan Anda menjadi lebih tajam dan jelas. Inilah prosedur yang dapat dilakukan:
1. Langkah 1 Pembukaan Kecil
Dokter akan membuat sayatan kecil di tepi kornea. Mereka akan memberikan pelumas untuk melindungi kornea mata.
Baca Juga: Ketahui 5 Fakta Seputar Operasi Lasik Mata
2. Langkah 2 Penyisipan Lensa
Lensa ICL sangat tipis sehingga dokter dapat memasukan lensa melalui sayatan. Lensa ICL dapat dilipat pada saat dimasukkan kemata dan akan terbuka setelah didalam mata.
3. Langkah 3 Pemosisian Lensa
Setelah lensa ICL dimasukkan, dokter akan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan posisi lensa ICL yang tepat pada mata.
Bagi kebanyakan pasien prosedur ini hampir tidak menimbulkan rasa sakit dan prosesnya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Pasien biasanya mengalami peningkatan penglihatan langsung setelah pemasangan dan waktu pemulihan yang cepat.
Biaya Operasi ICL Ciputra SMG Eye Clinic
Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) menawarkan solusi bedah ICL yang unggul untuk meningkatkan kualitas penglihatan Anda. Adapun biaya untuk screening adalah Rp1.950.000 belum termasuk obat atau pemeriksaan tambahan jika diperlukan.
Untuk operasi, terdapat dua jenis ICL. ICL NON TORIC yang menghilangkan minus saja dikenakan biaya Rp34.000.000 untuk satu mata dan Rp68.000.000 untuk dua mata.
Sementara itu, ICL TORIC yang mengatasi minus dan silinder, memiliki biaya Rp41.000.000 untuk satu mata dan Rp82.000.000 untuk dua mata. Biaya obat-obatan berkisar antara Rp500.000 hingga Rp1.000.000.
Terakhir, untuk kontrol pasca operasi, Anda perlu mempersiapkan Rp2.050.000 untuk tiga kali kunjungan (1 hari, 1 minggu, dan 1 bulan). Harga tersebut belum termasuk obat atau pemeriksaan tambahan jika ada.
Bedah ICL vs LASIK
Selain bedah ICL, LASIK (Laser Assisted in Situ Keratomileusis) juga dapat memperbaiki gangguan penglihatan, seperti rabun dekat, rabun jauh, dan astigmatisme.
Jika bedah ICL menggunakan lensa permanen yang ditanamkan, LASIK memakai laser untuk memperbaiki fungsi kornea mata.
LASIK menggunakan laser untuk mengubah bentuk permukaan kornea mata. Prosedurnya, laser akan membuat flap atau bukaan tipis pada bagian kornea.
Kemudian, laser digunakan untuk mengubah bentuk lapisan jaringan kornea. Setelah selesai, flap dikembalikan lagi ke posisi semula.
Jika Anda memiliki kornea yang tipis atau tidak beraturan Anda mungkin bukan kandidat yang tepat untuk tindakan LASIK. Dalam kondisi ini, bedah ICL menjadi pilihan yang lebih baik untuk Anda lakukan karena tidak perlu mengangkat jaringan kornea.
Baca Juga: Lasik Mata Masa Kini!
Pilihan LASIK atau bedah ICL tergantung dari jenis masalah refraksi mata Anda, tingkat keparahan dan kondisi mata Anda.
Anda bisa konsultasi seputar ICL di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.
Telah direview oleh dr. Devy C Mandagi, SpM
Source:
- Nvision Centers. Evo Visian ICL vs. LASIK: A Comparison Guide. Diakses 2024.
- Healthline. What You Need to Know About ICL Vision Surgery. Diakses 2024.
- Published in EVO ICL
6 Syarat Operasi LASIK Mata, Anda Termasuk Kriterianya?
Untuk melakukan operasi LASIK mata, ada beberapa persyaratan medis yang harus dipenuhi, seperti pasien tidak menderita penyakit tententu, berhenti memakai lensa kontak, hingga tidak sedang hamil. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, simak artikel ini.
Operasi LASIK telah menjadi pilihan populer bagi banyak orang yang ingin membebaskan diri dari ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak.
Namun, meskipun prosedur ini terbukti aman dan efektif, tidak semua orang cocok untuk menjalani operasi mata LASIK. Untuk itu, yuk ketahui syarat LASIK mata di bawah ini!
Syarat Operasi LASIK Mata
LASIK adalah prosedur bedah mata yang dirancang untuk mengoreksi masalah refraksi mata, seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.
Teknik ini menggunakan kombinasi canggih dari teknologi laser dan teknik bedah yang presisi untuk membentuk kembali permukaan kornea, bagian luar mata yang bertanggung jawab atas pemfokusan cahaya ke retina.
Bagi Anda yang berencana ingin melakukan prosedur ini, berikut syarat LASIK mata yang harus dipatuhi.
1. Kesehatan Mata yang Baik
Syarat LASIK mata yang pertama adalah kondisi mata yang sehat secara keseluruhan. Artinya, mata Anda tidak boleh mengalami masalah serius seperti infeksi atau kondisi mata kronis yang dapat memengaruhi hasil operasi.
Sebelum operasi, dokter mata akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan bahwa mata Anda tidak memiliki masalah kesehatan selama atau setelah prosedur LASIK.
Jika terdapat masalah yang ditemukan, biasanya Anda dianjurkan untuk menjalani perawatan dan perbaikan kondisi mata sebelum melakukan operasi LASIK.
Baca Juga: Ketahui 5 Fakta Seputar Operasi Lasik Mata

Kehamilan dapat memengaruhi stabilitas mata dan kornea, serta volume cairan di dalam mata sehingga tidak disarankan operasi LASIK.
2. Kesehatan Tubuh dan Tidak Ada Riwayat Penyakit
Kesehatan tubuh secara keseluruhan juga memiliki dampak pada kelayakan untuk operasi LASIK. Meskipun prosedur ini berfokus pada mata, kesehatan tubuh yang baik akan membantu dalam proses pemulihan dan hasil akhir operasi.
Jika Anda memiliki riwayat penyakit kronis atau kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi proses penyembuhan, mungkin memengaruhi keputusan dokter untuk menjalani operasi LASIK.
Kondisi yang mungkin menghalangi Anda untuk menjalani LASIK antara lain:
- Gangguan autoimun
- Diabetes
- Kondisi nyeri kronis (seperti fibromyalgia atau migrain)
- Arthritis rheumatoid
- Depresi
Jika Anda memiliki salah satu kondisi di atas atau kondisi lain yang diketahui menghambat penyembuhan, dokter mata akan berkonsultasi dengan dokter umum atau spesialis.
Bila kondisinya stabil dan gejalanya ditangani dengan baik, Anda mungkin masih bisa menjadi kandidat.
Riwayat kesehatan yang baik juga mencakup penggunaan obat-obatan tertentu atau alergi yang dapat mempengaruhi reaksi Anda terhadap prosedur atau obat yang digunakan selama operasi dan pemulihan.
Jika memiliki riwayat penyakit tertentu, dokter akan mempertimbangkan risiko dan manfaat operasi LASIK secara hati-hati dan mungkin merekomendasikan alternatif atau tindakan tambahan sebelum memutuskan apakah Anda memenuhi syarat untuk operasi ini.
3. Ketebalan Kornea di Atas 500
Ketebalan kornea adalah faktor penting dalam operasi LASIK karena prosedur ini melibatkan penghapusan lapisan tipis pada permukaan kornea untuk mengubah pemfokusan cahaya.
Kornea adalah lapisan jarngan transparan pada permukaan depan mata yang berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
Untuk melakukan LASIK dengan aman dan efektif, ketebalan kornea yang mencukup sangat diperlukan.
Dalam pemeriksaan, dokter akan mengukur ketebalan kornea Anda. Jika ketebalan kornea tidak mencapai ambang batas yang diperlukan (biasanya di atas 500 mikron), prosedur LASIK mungkin tidak dianjurkan.
Ini karena penghapusan lapisan tipis pada kornea dapat mengubah struktur dan kekuatan kornea dan jika ketebalannya terlalu rendah, ini bisa berdampak pada keberhasilan operasi dan kesehatan mata Anda.
Baca Juga: Lasik Mata Masa Kini!
4. Menghentikan Pemakaian Lensa Kontak
Sebelum menjalani operasi LASIK, penting untuk menghentikan pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh dokter.
Lensa kontak dapat memengaruhi bentuk kornea dan mengubah refraksi mata sementara.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta Anda untuk berhenti menggunakan lensa kontak selama beberapa minggu sebelum pemeriksaan pra-operasi.
Hal ini diperlukan agar kornea dapat kembali ke bentuk aslinya dan memberikan pengukuran refraksi yang akurat sebelum operasi LASIK.
Mengenakan lensa kontak terus-menerus sebelum pemeriksaan dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat, yang pada gilirannya dapat berpengaruh pada hasil akhir operasi.
5. Tidak Sedang Hamil
Salah satu faktor penting dalam persyaratan operasi LASIK adalah status kehamilan.
Selama kehamilan, perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh dapat memengaruhi stabilitas refraksi mata, yang dapat memengaruhi hasil operasi LASIK.
Kehamilan dapat menyebabkan perubahan sementara dalam ukuran dan bentuk kornea, serta dapat berdampak pada volume cairan di dalam tubuh, termasuk mata.
Oleh karena itu, jika Anda sedang hamil atau merencanakan untuk hamil dalam waktu dekat, dokter mungkin akan menyarankan untuk menunda operasi LASIK sampai setelah masa kehamilan.
6. Status Refraksi yang Stabil
Syarat LASIK mata selanjutnya adalah kondisi refraksi mata harus stabil. Ini berarti bahwa kelainan refraksi Anda, seperti miopia, astigmatisme, atau hipermetropi, tidak mengalami perubahan signifikan dalam jangka waktu tertentu.
Dokter akan memeriksa riwayat penglihatan Anda untuk memastikan bahwa perubahan refraksi sudah tidak berlangsung secara terus-menerus.
Kestabilan refraksi adalah penting karena operasi LASIK merubah bentuk kornea untuk mengoreksi kelainan refraksi.
Jika refraksi masih terus berubah setelah operasi, hasil akhir operasi mungkin tidak sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu, dokter akan memantau perubahan refraksi Anda dalam beberapa waktu sebelum memutuskan apakah Anda memenuhi syarat untuk operasi LASIK.
Baca Juga: 4 Jenis Metode LASIK: PRK, FemtoLASIK, ReLEx SMILE, SMILE PRO
Penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki karakteristik mata yang unik dan keputusan mengenai kelayakan operasi LASIK harus dibuat setelah konsultasi menadalam dengan dokter spesialis mata.
Proses tersebut melibatkan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan apakah Anda adalah kandidat yang cocok untuk operasi LASIK serta memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi mata.
Anda bisa konsultasi seputar lasik di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.
Telah direview oleh dr. Devy C Mandagi, SpM
Source:
- Atlantic Eye Institute. Criteria For A Good LASIK Candidate. Diakses 2024.
- Mayo Clinic. LASIK Surgery: Is It Right For You?. Diakses 2024.
- Published in LASIK
10 Cara Menjaga Kesehatan Mata agar Tetap Sehat dan Jernih
Menjaga kesehatan mata bisa dilakukan dengan cara rutin pemeriksaan mata, makan makanan sehat, hingga membatasi penggunaan gadget. Manfaatnya, Anda bisa terhindar dari penyakit rabun, infeksi pada mata, glaukoma, bahkan kebuataan.
Paparan sinar biru dari layar gadget, paparan sinar ultraviolet dari matahari, dan bekerja dalam pencahayaan yang kurang ideal dapat berdampak negatif pada kesehatan mata kita. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mata dengan tepat.
Cara Menjaga Kesehatan Mata
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mata, di antaranya:
1. Melakukan Pemeriksaan Mata Rutin
Pemeriksaan mata rutin merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan mata. Secara berkala menjalani pemeriksaan mata dengan dokter spesialis mata yang terpercaya dapat membantu mendeteksi secara dini potensi masalah kesehatan mata, seperti gangguan penglihatan atau penyakit mata.
Melalui pemeriksaan ini, dokter mata dapat memberikan rekomendasi terkait tatalaksana, peresepan kacamata atau lensa kontak yang sesuai, serta memberikan saran untuk memelihara kesehatan mata secara keseluruhan.
2. Penuhi Nutrisi untuk Mata
Penting untuk disadari bahwa kesehatan mata kita juga terkait erat dengan asupan nutrisi yang kita konsumsi. Makanan kaya vitamin A, seperti wortel, bayam, dan ubi jalar, dapat membantu menjaga kesehatan retina.
Sementara itu, vitamin C yang ditemukan dalam buah-buahan seperti jeruk dan stroberi, bersama dengan vitamin E ndan zinc dari kacang-kacangan dan biji-bijian, berperan dalam melindungi mata dari radikal bebas dan mencegah kondisi seperti degenerasi makula.
Dengan menjaga pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi, kita dapat memberikan dukungan optimal untuk kesehatan mata kita.
Baca juga: Daftar Vitamin yang Membantu Menjaga Kesehatan Mata

Pemeriksaan mata rutin dapat membantu mendeteksi secara dini potensi masalah kesehatan mata, seperti gangguan penglihatan atau penyakit mata.
3. Batasi Penggunaan Gadget
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mata. Layar gadget, seperti smartphone dan komputer, menghasilkan sinar biru yang dapat menyebabkan mata lelah dan gangguan tidur. Untuk mengatasi hal ini, disarankan untuk membatasi waktu penggunaan gadget, terutama sebelum tidur.
Selain itu, perlu diterapkan kebiasaan beristirahat sejenak setiap satu atau dua jam saat bekerja di depan layar. Pilihan penggunaan filter layar atau aplikasi yang mengurangi sinar biru juga dapat membantu mengurangi dampak negatif pada mata.
4. Penggunaan Cahaya yang Cukup
Pencahayaan yang tidak memadai dapat menimbulkan ketegangan mata dan mengganggu kenyamanan visual. Penting untuk memastikan bahwa ruangan tempat Anda membaca atau bekerja memiliki pencahayaan yang cukup, sehingga mata dapat fokus dengan nyaman pada aktivitas tersebut.
Hindari pencahayaan yang terlalu redup atau terlalu terang, karena kedua kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan mata. Jika memungkinkan, manfaatkan pencahayaan alami dan atur pencahayaan buatan agar merata dan tidak menyilaukan. Dengan demikian, penggunaan mata dalam berbagai aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan lebih nyaman dan efisien.
5. Istirahatkan Mata
Istirahat bagi mata merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatannya, terutama bagi mereka yang sering bekerja di depan komputer atau layar gadget dalam waktu yang lama. Aturan sederhana yang dapat diterapkan adalah aturan 20-20-20, yang mengharuskan kita untuk memandang objek yang berjarak lebih dari 20 kaki selama 20 detik setiap 20 menit.
Praktik ini membantu meredakan kelelahan mata yang disebabkan oleh fokus yang berlebihan pada layar komputer atau smartphone, sehingga memberikan waktu bagi mata untuk beristirahat dan mengurangi risiko ketegangan mata.
Baca Juga: 10 Penyebab Mata Anak Bengkak, Jangan Dianggap Sepele!
6. Gunakan Kacamata Anti UV
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mata, termasuk katarak dan degenerasi makula. Oleh karena itu, penggunaan kacamata dengan perlindungan UV menjadi sangat penting, terutama saat berada di luar ruangan.
Kacamata ini tidak hanya melindungi mata dari efek buruk sinar UV, tetapi juga membantu mengurangi silau yang dapat merugikan penglihatan. Investasi dalam kacamata dengan perlindungan UV dapat berkontribusi besar dalam menjaga kesehatan mata jangka panjang dan meminimalkan risiko gangguan mata yang disebabkan oleh paparan sinar UV.
7. Rawat Lensa Kontak dengan Baik
Jika Anda menggunakan lensa kontak sebagai alat koreksi penglihatan, perawatan yang baik menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan mata Anda. Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter mata dan produsen lensa kontak dalam hal perawatan dan penggantian lensa.
Bersihkan lensa kontak secara teratur dengan cairam pembersih yang direkomendasikan, hindari tidur dengan lensa kontak terpasang, dan pastikan untuk mengganti lensa sesuai jadwal yang ditentukan. Dengan merawat lensa kontak dengan cermat, Anda dapat mencegah iritasi, infeksi, dan masalah mata lainnya yang dapat muncul akibat penggunaan lensa kontak yang kurang higienis.
8. Hentikan Kebiasaan Merokok
Merokok bukan hanya berdampak negatif pada sistem pernapasan, tetapi juga memiliki dampak serius pada kesehatan mata. Zat-zat kimia berbahaya dalam asap rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mata serius, seperti degenerasi makula dan katarak. Merokok juga dapat menyebabkan mata kering dan meningkatkan ketidaknyamanan.
Oleh karena itu, menghentikan kebiasaan merokok bukan hanya untuk kesehatan umum, tetapi juga untuk menjaga kesehatan mata Anda. Dengan berhenti merokok, Anda memberikan kontribusi besar dalam menjaga kejernihan penglihatan dan mencegah risiko gangguan mata yang dapat memengaruhi kualitas hidup Anda.
Baca juga: Screening Retina Mata Cegah Kerusakan Mata
9. Jangan Langsung Melihat Cahaya Terlalu Terang
Penting untuk menjaga kesehatan mata dengan berhati-hati terhadap paparan cahaya yang terlalu terang. Melihat langsung ke sumber cahaya yang menyilaukan, seperti matahari pada siang hari atau lampu yang terlalu terang, dapat menyebabkan kerusakan mata jangka pendek dan jangka panjang.
Paparan berlebihan terhadap sinar terang ini dapat merusak struktur mata, termasuk lensa dan retina sehingga menjaga jarak dan menggunakan perlindungan mata seperti kacamata hitam dengan filter ultraviolet dapat membantu mengurangi risiko kerusakan yang disebabkan oleh cahaya yang terlalu terang.
10. Bersihkan Bagian Mata Setelah Memakai Makeup
Bagi mereka yang menggunakan makeup, perawatan mata tidak hanya mencakup pemilihan produk yang aman, tetapi juga pemeliharaan kebersihan setelah penggunaan. Sisa-sisa makeup di sekitar mata dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan mikroorganisme yang dapat menyebabkan iritasi atau infeksi.
Oleh karena itu, penting untuk secara lembut membersihkan makeup di sekitar mata setelah penggunaan. Gunakan pembersih yang lembut dan sesuai dengan jenis kulit Anda, dan pastikan untuk menghapus semua makeup dengan hati-hati. Hal ini untuk mencegah potensi masalah kesehatan mata yang dapat muncul akibat penggunaan makeup yang tidak bersih.
Baca Juga: Ketahui Mata Juling pada Anak dan Dewasa
Jika Anda mengalami keluhan pada mata, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis mata profesional di Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Di CSEC, Anda dapat melakukan perawatan rutin hingga LASIK.
Apabila Anda ingin melakukan serangkaian tersebut, bisa melihat jadwal dokter dan membuat janji lebih mudah melalui WhatsApp. Mari percayakan kesehatan mata Anda dan keluarga dengan Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC).
Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM
Source:
- Cleveland Clinic. 5 Ways to Maintain Good Vision and Healthy Eyes. Diakses 2024.
- WebMD. How to Keep Your Eyes Healthy. Diakses 2024.
- Published in Mata
Ketahui 5 Fakta Seputar Operasi Lasik Mata
Mata adalah organ tubuh yang berfungsi menerima informasi dalam bentuk visual. Namun, tidak jarang kondisi seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme mengganggu kualitas penglihatan.
Saat ini, operasi lasik (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) telah menjadi salah satu prosedur bedah mata yang paling populer dan efektif dalam mengatasi masalah penglihatan tersebut.
Sayangnya, semakin populer prosedur ini banyak informasi beredar yang keliru. Artikel ini akan membahas fakta-fakta operasi lasik mata yang perlu Anda ketahui.
Apa Itu Operasi Lasik Mata?
Lasik merupakan salah satu jenis operasi mata refraktif yang menggunakan laser untuk memperbaiki masalah pada penglihatan seseorang. Operasi ini dilakukan sebagai prosedur rawat jalan, sehingga pasien dapat pulang pada hari yang sama.
Tujuan utama dari lasik adalah untuk memperbaiki kesalahan refraksi pada mata, yang terjadi ketika mata tidak dapat membiaskan cahaya dengan tepat, menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Dengan melakukan operasi lasik mata, masalah refraksi ini dapat diatasi sehingga pasien dapat melihat lebih jelas dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Lasik juga menjadi pilihan pengobatan yang menarik bagi Anda yang tidak ingin bergantung pada kacamata atau lensa kontak untuk memperbaiki penglihatan.
Setelah menjalani tindakan, beberapa orang mungkin tidak lagi memerlukan bantuan kacamata atau lensa kontak sama sekali. Namun, ada juga yang mungkin tetap membutuhkan kacamata dalam situasi tertentu, seperti saat mengemudi di malam hari atau saat membaca.
Sebelum memutuskan untuk menjalani lasik, sangat penting untuk memahami bagaimana prosedur ini bekerja serta menyadari baik keuntungan maupun risiko yang mungkin terkait. Perlu diingat bahwa tidak semua orang bisa menjalani tindakan ini.
Jadi, sebelum memutuskan untuk menjalani tindakan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata yang berpengalaman guna mendapatkan penjelasan lebih lanjut apakah Anda cocok menjadi kandidat operasi lasik mata.
Baca juga: Informasi Biaya Lasik Mata 2024 dan Perbandingan Harga
Fakta-fakta Operasi Lasik Mata
Banyak mitos yang beredar mengenai operasi lasik mata. Simak informasi di bawah ini untuk mengetahui kebenarannya:
1. Lasik Mata Tidak Menyakitkan
Saat ini sudah ada metode lasik terbaru, yaitu ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction). Prosedur ini merupakan suatu metode bedah refraktif yang dapat mengoreksi kelainan refraksi dengan menggunakan mesin laser tanpa menggunakan pisau.
Kelainan refraksi yang dapat diperbaiki melalui ReLEx SMILE antara lain Myopia dan Astigmatism. Pada metode ReLEx SMILE, tidak diperlukan pembuatan flap di kornea seperti pada prosedur LASIK yang konvensional.
Dikarenakan tidak ada pembuatan flap, proses penyembuhan setelah tindakan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan LASIK konvensional. Waktu operasinya hanya memakan beberapa menit saja, dan setelah operasi selesai, penglihatan dapat mencapai 80% dari keadaan normal, bahkan akan mencapai 100% dalam beberapa hari.
Prosedur lasik dilakukan secara rawat jalan sehingga Anda dapat pulang ke rumah setelah sekitar dua jam. Biasanya, dalam beberapa hari setelah prosedur, Anda sudah dapat kembali melakukan aktivitas rutin seperti biasa.

Operasi lasik diprioritaskan untuk seseorang dengan mata minus di atas -4 dioptri.
2. Lasik Tidak Hanya Mengobati Miopi (Rabun Jauh)
Fakta selanjutnya mengenai lasik adalah prosedur ini dapat mengobati gangguan penglihatan selain mata minus. Pada tahun 1950-an, awalnya lasik memang digunakan untuk mengatasi masalah mata minus atau miopia.
Namun, seiring kemajuan teknologi kesehatan, kini lasik juga dapat mengobati masalah mata plus, astigmatisma, atau silinder. Dalam hal ini, “plus” merujuk pada masalah rabun dekat atau hipermetropia, bukan presbiopi.
Baca juga: 4 Jenis Metode LASIK: PRK, FemtoLASIK, ReLEx SMILE, SMILE PRO
3. Tidak Semua Orang Dapat Menjalani Operasi Lasik Mata
Walaupun banyak orang yang sudah menjalani tindakan ini, tetapi masih banyak yang tidak dapat melakukannya. Bedah refraktif ini lebih diprioritaskan bagi Anda yang memiliki kondisi mata rabun parah, seperti memiliki mata minus di atas -4 dioptri atau mengalami penurunan penglihatan yang terus bertambah setiap tahunnya.
Ada beberapa kriteria yang tidak bisa melakukan operasi lasik, seperti:
- Usia di bawah 18 tahun
- Memiliki penyakit mata yang menyebabkan kornea menipis dan membengkak, atau jika Anda memiliki riwayat keluarga
- Memiliki rabun jauh yang parah
- Memiliki pupil yang sangat besar atau kornea yang tipis
- Memiliki perubahan mata terkait usia yang menyebabkan penglihatan menjadi kurang jelas
4. Tidak Menyebabkan Kebutaan
Fakta selanjutnya adalah risiko dari operasi ini tidak menyebabkan kebutaan. Sebelum menjalani operasi ini, dokter mata akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kesehatan mata untuk memastikan apakah mata Anda memenuhi syarat menjalani operasi tersebut.
Prosedur pembentukan lapisan kornea untuk memperbaiki penglihatan memang memiliki risiko, seperti halnya tindakan medis lainnya. Meskipun begitu, kemungkinan terjadinya komplikasi serius seperti mata terasa kering atau penglihatan kabur setelah tindakan umumnya jarang terjadi dan dapat dicegah dengan baik.
Dokter mata akan memberikan instruksi yang detail mengenai perawatan setelah operasi untuk mencegah kemungkinan infeksi dan memastikan proses pemulihan mata berjalan dengan baik.
Selama beberapa hari setelah tindakan, mungkin Anda akan mengalami sedikit ketidaknyamanan, tetapi ini merupakan bagian dari proses pemulihan yang normal.
Penting untuk diingat bahwa tindakan ini adalah prosedur yang aman dan telah membantu jutaan orang untuk memperbaiki penglihatan, sehingga dapat bebas dari ketergantungan pada kacamata.
Baca juga: Risiko dan Manfaat LASIK: Ini Hal yang Perlu Diketahui
5. Tindakan Lasik Tidak Membutuhkan Waktu Lama
Proses ini bisa dianggap berlangsung singkat, sekitar 30 menit. Selama operasi, Anda akan berbaring dan dilengkapi dengan sistem teknologi laser yang canggih.
Secara umum, proses ini tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun ada kemungkinan sedikit ketidaknyamanan pada mata.
Apakah Anda salah satu calon yang tertarik untuk menjalani operasi lasik mata? Segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata berpengalaman dan terpercaya.
Anda bisa konsultasi seputar lasik di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.
Telah direview oleh dr. Devy C Mandagi, SpM
Source:
- Published in LASIK
3 Jenis Operasi Ablasio Retina dan Prosedur Pelaksanaannya
Ablasio retina (retinal detachment) adalah kondisi serius yang memengaruhi mata dan dapat menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kehilangan penglihatan total jika tidak diobati dengan cepat dan tepat. Dalam situasi ini, intervensi bedah diperlukan untuk mengembalikan retina terlepas ke posisi yang benar dan memperbaiki masalah mendasarinya. Simak penjelasan lebih lengkap mengenai prosedur operasi ablasio retina di bawah ini.
3 Jenis Operasi Ablasio Retina
Terdapat tiga jenis teknik operasi ablasio retina yang umum digunakan, yaitu pneumatik retinopeksi, scleral buckle, dan vitrektomi. Setiap teknik memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda untuk memperbaiki kondisi retina yang terlepas.
1. Pneumatik Retinopeksi
Operasi ablasio retina pneumatik retinopeksi adalah prosedur bedah untuk mengobati kondisi ablasio retina, di mana lapisan retina terlepas dari tempatnya di dalam mata. Retina adalah lapisan tipis sel-sel fotosensitif di belakang mata yang bertanggung jawab untuk menangkap cahaya dan mengirimkan sinyal visual ke otak.
Tahap operasi ablasio retina dengan teknik pneumatik retinopeksi ini bertujuan untuk mengembalikan posisi retina yang terlepas ke dinding belakang mata dan memastikan penglihatan lebih baik.
Baca Juga: Gangguan Retina Mata dan Diagnosisnya
Prosedur ablasio retina pneumatik retinopeksi melibatkan penggunaan gas berbentuk gelembung di dalam mata untuk membantu reposisi dan menempelkan kembali retina yang terlepas dengan cara memberikan tekanan.
Berikut tahap-tahap umum dari operasi ablasio retina dengan teknik pneumatik retinopeksi:
- Persiapan Pasca Operasi
Persiapan pre operasi ablasio retina pneumatik retinopeksi merupakan langkah penting untuk memastikan kesuksesan prosedur dan pemulihan yang optimal. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menilai kondisi mata pasien, termasuk pemeriksaan oftalmologis dan funduskopi, untuk menentukan posisi dan luas ablasio retina, serta ultrasonografi bila diperlukan.
Selain pemeriksaan fisik, pasien akan diberikan penjelasan tentang prosedur operasi, manfaat, dan risiko yang mungkin terjadi. Penggunaan tetes mata anestesi untuk menghilangkan rasa sakit selama operasi juga akan dijelaskan. Persiapan ini membantu pasien merasa lebih tenang dan siap secara mental dan emosional.
- Penetesan Anestesi
Sebelum operasi dimulai, tetes mata anestesi akan diberikan untuk menghilangkan rasa sakit dan memastikan Anda nyaman selama prosedur.
- Injeksi Gas Pneumatik
Dokter akan menyuntikkan gelembung gas (misalnya, gas C3F8 atau SF6) ke dalam bola mata melalui jarum kecil. Gas ini akan menempati ruang di belakang lensa mata dan mendorong retina kembali ke tempat semula.
- Perendaman Kepala dan Posisi
Setelah injeksi gas, dokter akan memberi instruksi untuk mempertahankan posisi tertentu dengan posisi kepala menghadap ke bawah (telungkup). Kemudian, secara perlahan menjadi posisi tegak sesuai dengan letak robekan. Prosedur ini memudahkan gas mencapai area yang tepat dan membantu dalam mereposisi retina ke dinding belakang mata.
- Penutupan Luka
Pasca tindakan, luka jarum akan menutup secara bertahan, mata Anda akan diperban atau penutup pelindung, hindari mata dari paparan air selama 3 hari. Setelah beberapa waktu, gelembung gas akan mengalami penyerapan alami oleh tubuh Anda. Selama periode ini, retina akan direposisi kembali ke tempatnya oleh gas tersebut.
2. Scleral Buckle
Operasi ablasio retina dengan scleral buckle adalah prosedur bedah dengan menempatkan sabuk lentur dari bagian luar sklera mata (bagian putih mata). Sabuk lentur ini berbentuk bahan padat dan ditempatkan dengan tujuan untuk mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina dapat kembali ke posisi semula.
Jika ablasio retina sangat luas, scleral buckle akan ditempatkan mengelilingi seluruh bagian luar bola mata. Meskipun demikian, penggunaan scleral buckle tidak akan mengganggu penglihatan.
Berikut tahapan umum dari operasi ablasio retina dengan scleral buckle:
- Anestesi
Sebelum operasi dimulai, pasien akan diberikan anestesi untuk membuatnya merasa nyaman dan bebas dari rasa sakit selama prosedur. Anestesi lokal atau umum dapat digunakan tergantung pada kebijakan dokter dan kebutuhan pasien.

Sebelum dilakukan operasi, dokter akan meneteskan anestesi untuk menghilangkan rasa sakit.
- Pembukaan Konjungtiva
Dokter mata akan membuat sayatan kecil pada lapisan tipis yang melapisi bola mata disebut konjungtiva untuk mengakses dinding mata (sklera).
Baca Juga: Screening Retina Mata Cegah Kerusakan Mata
- Pemasangan Scleral Buckle
Scleral buckle adalah cincin atau sabuk fleksibel yang terbuat dari bahan seperti silikon atau bahan sintetis lainnya. Ini akan ditempatkan di sekitar bola mata dan dijahit di bawah konjungtiva di beberapa tempat. Scleral buckle berfungsi memberikan dukungan eksternal pada dinding mata (sklera) dan mengurangi tekanan di area yang tempat lepasnya retina, membantu retina kembali ke posisi seharusnya.
- Drainase Cairan Subretina
Jika ada cairan yang terjebak di bawah retina yang terlepas (subretina), dokter dapat melakukan drainase cairan ini melalui jarum kecil atau instrumen lain yang disisipkan melalui sklera.
- Pembekuan (Cryopexy atau Laser)
Teknik cryopexy atau laser dapat digunakan untuk membekukan atau menggumpalkan jaringan di sekitar retina yang terlepas. Hal ini membantu menyatukan retina dengan dinding mata (sklera) dan membantu mencegah terulangnya ablasio retina.
- Penutupan Sayatan
Setelah selesai, konjungtiva dan lapisan mata lainnya akan ditutup kembali dengan jahitan halus. Proses pemulihan mungkin memerlukan beberapa minggu, dan pasien perlu mematuhi anjuran dokter mengenai pantangan aktivitas, pemakaian obat tetes mata, dan kunjungan kontrol untuk memastikan penyembuhan yang baik.
3. Vitrektomi
Operasi ablasio retina dengan vitrektomi adalah prosedur dilakukan dengan tujuan mengeluarkan vitreous dan jaringan yang menarik retina. Dokter akan menginjeksikan gas atau cairan seperti silicone oil ke mata pasien untuk menjaga agar retina tetap berada pada posisinya.
Berikut adalah tahapan umum dari operasi ablasio retina dengan vitrektomi:
- Anestesi
Sebelum operasi dimulai, mata pasien akan diberikan anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit. Dalam beberapa kasus, anestesi umum juga dapat digunakan, tergantung pada kebijakan dan kebutuhan medis.
- Pembuatan Sayatan
Dokter bedah mata akan membuat tiga sayatan kecil pada sklera (bagian putih mata). Ini memungkinkan akses ke bagian dalam mata untuk memulai prosedur.
- Vitrektomi
Selama prosedur vitrektomi, dokter akan mengeluarkan melalui saluran kecil seluruh vitreous (jelly-like substance) yang mengisi rongga tengah bola mata. Pengangkatan vitreous diperlukan karena sebagian kasus ablasio retina terjadi karena vitreous menarik retina dan menyebabkan pemisahan.
- Pelepasan Tarikan pada Retina
Setelah vitreous diangkat, dokter akan memeriksa retina dan mencari area robekan atau tarikan utama. Jika ada tarikan pada retina yang menyebabkan pemisahan, dokter akan membebaskan tarikan tersebut.
Baca Juga: Retina Mata Lihat Lebih Dalam!
- Pemasangan Gas atau Silicone Oil
Setelah ablasio retina diperbaiki, dokter dapat memasukkan gas atau silicone oil ke dalam mata untuk membantu menopang retina kembali ke posisi normal. Gas atau silicone oil akan mengisi rongga mata yang sebelumnya diisi oleh vitreous. Gas akan terserap dengan sendirinya dalam beberapa minggu, sementara silicone oil perlu diangkat dalam operasi tambahan setelah retina telah menempel kembali dengan baik.
- Penutupan Sayatan
Setelah prosedur selesai, dokter akan menutup sayatan pada sklera dengan jahitan kecil atau menggunakan metode penutupan lainnya.
Pasca operasi pasien akan diberikan perawatan khusus dan petunjuk untuk memfasilitasi pemulihan dan menjaga stabilitas retina yang telah diperbaiki.
Demikian informasi mengenai operasi ablasio retina. Sebelum menjalani operasi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter mata berpengalaman dan bertanya tentang prosedur yang direkomendasikan serta perkiraan hasil yang diharapkan.
Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM
Source:
- Published in Mata
Degenerasi Makula Terkait Usia, Gejala hingga Pengobatan
Degenerasi makula adalah gangguan pada makula yang menyebabkan penurunan penglihatan sentral, umumnya menyerang orang di atas usia 50 tahun. Gejala utamanya meliputi penglihatan kabur, kesulitan membaca, dan munculnya area gelap di tengah penglihatan. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Degenerasi makula menjadi salah satu kondisi mata yang sering kali tidak disadari hingga penglihatan mulai terganggu. Penyakit ini kerap menyerang individu usia lanjut sehingga membuat mereka sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari seperti membaca atau melihat wajah orang terdekat.
Meski tidak menyebabkan kebutaan total, degenerasi makula dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Namun, banyak orang yang belum menyadari bahaya penyakit ini hingga terlambat.
Apa Itu Degenerasi Makula?
Apa Saja Jenis Degenerasi Makula?
Penyakit ini termasuk dalam penyakit progresif yang kondisinya dapat bertambah buruk dari waktu ke waktu. Degenerasi makula dapat dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan gejalanya, meliputi:
1. Degenerasi Makula Kering
Jenis penyakit yang kering berkembang melalui tiga tahap, yaitu awal, menengah, dan lanjut. Penyakit ini ditandai dengan penumpukan endapan kuning yang disebut drusen di bawah lapisan makula.
Pada tahap awal, drusen kecil mungkin tidak memengaruhi penglihatan. Namun, saat drusen membesar dan jumlahnya bertambah, penglihatan bisa mulai terganggu.
Drusen yang besar dan banyak dapat mengganggu fungsi sel-sel peka cahaya di makula yang bertanggung jawab untuk penglihatan tajam di bagian tengah. Akibatnya, penglihatan menjadi buram, distorsi muncul, ketajaman penglihatan menurun, dan aktivitas sehari-hari seperti membaca, mengemudi, atau mengenali wajah menjadi sulit.
Seiring waktu, sel-sel peka cahaya di makula dapat menipis atau mati menyebabkan penurunan penglihatan sentral yang lebih serius. Proses ini biasanya terjadi perlahan selama bertahun-tahun dan tingkat keparahan gejalanya dapat bervariasi pada setiap individu.
2. Degenerasi Makula Basah
Degenerasi makula basah terjadi ketika pembuluh darah yang tidak normal tumbuh di bawah makula, bagian penting dari retina. Pembuluh darah ini rapuh dan sering bocor, menyebabkan darah dan cairan merembes ke dalam lapisan retina.
Kebocoran ini dapat menyebabkan jaringan makula rusak dan membentuk bekas luka, yang mengakibatkan gangguan atau bahkan hilangnya penglihatan sentral secara permanen. Penderita biasanya mengalami titik buta atau area kosong di tengah penglihatan mereka.
Jenis ini berkembang lebih cepat dibandingkan dengan degenerasi makula kering. Dalam beberapa kasus, pertumbuhan pembuluh darah abnormal bisa terjadi dengan cepat sehingga kerusakan retina dapat terjadi dalam waktu singkat.
Karena itulah, jenis ini dianggap lebih serius dan memerlukan perawatan segera.
Gejala Umum Degenerasi Makula
Berikut gejala umum yang sering terkait dengan degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD). Namun, tidak semua orang memiliki gejala yang sama, gejalanya meliputi:
- Penglihatan buram atau kabur.
- Kesulitan mengenali wajah seseorang.
- Garis lurus tampak bergelombang (distorsi garis lurus).
- Ada bagian gelap, kosong, atau titik buta yang muncul di tengah penglihatan.
- Kehilangan penglihatan sentral yang mengganggu aktivitas/pekerjaan.
Selain poin-poin di atas, kehadiran drusen yang merupakan endapan kuning di bagian retina dapat menjadi tanda awal yang sering terlihat pada degenerasi makula terkait usia.
Dokter mata dapat mengidentifikasi adanya drusen selama pemeriksaan mata rutin dan kehadirannya dapat menunjukkan risiko yang lebih tinggi terhadap perkembangan AMD yang lebih parah.
Faktor Risiko Berkembangnya Degenerasi Makula
Penyebab pasti degenerasi makula masih belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor genetik dan lingkungan telah diidentifikasi sebagai faktor yang memengaruhi perkembangan penyakit ini terkait usia (age-related macular degeneration/AMD) meliputi:
- Berusia 50 tahu ke atas
- Kebiasaan merokok
- Tekanan darah tinggi
- Riwayat dari keluarga
Diagnosis Degenerasi Makula
Terkadang gejala penyakit ini terkait usia menyerupai gangguan mata lainnya. Jadi untuk memastikannya, Anda perlu berbicara dengan profesional perawatan mata untuk diganosis.
Dokter akan melihat riwayat medis lengkap dan pemeriksaan mata. Ada beberapa tes yang perlu Anda lakukan agar dokter dapat mendiagnosis penyakit, meliputi:
- Tes Ketajaman Visual: Dilakukan untuk mengukur kemampuan penglihatan pada berbagai jarak. Biasanya, Anda diminta membaca huruf atau angka pada jadwal visual.
- Pelebaran Pupil: Dokter memberikan obat tetes mata untuk memperlebar pupil. Hal ini membantu dokter melihat ke dalam mata dengan lebih jelas.
- Tes Amsler Grid: Garis amsler membantu Anda untuk melihat kisi-kisi dan melaporkan jika ada bagian yang terdistorsi, kabur, atau kosong. Ini membantu mendeteksi perubahan penglihatan sentral yang mungkin terjadi pada degenerasi makula.
Selain tes di atas, ada juga tes pencitraan yang penting untuk mendiagnosis dan mengamati perkembangan penyakit ini terkait usia. Beberapa di antaranya adalah:
- Optical Coherence Tomography (OCT): Tes ini menggunakan teknologi pencitraan non-invasif untuk mendapatkan gambar detail lapisan retina dan makula. Ini membantu dokter melihat ketebalan lapisan-lapisan di mata dan mendeteksi perubahan yang terjadi pada makula.
- Fluorescein Angiography: Pemeriksaan ini melibatkan penyuntikan pewarna khusus ke dalam pembuluh darah di lengan Anda, dan kemudian gambar-gambar yang diambil saat pewarnaan melalui pembuluh darah di mata. Prosedur ini membantu dokter mengevaluasi apakah ada pembuluh darah abnormal, bocor, atau berdarah di makula.
Baca Juga: 5 Manfaat Operasi Katarak dan Rasakan Keuntungannya
Pengobatan Degenerasi Makula
Berikut adalah beberapa pilihan perawatan yang dapat dipertimbangkan:
Perawatan untuk Degenerasi Makula Kering:
- Suplemen vitamin: Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C, vitamin E, zinc, lutein, dan zeaxanthin dapat membantu melambatkan perkembangan penyakit ini. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mengambil suplemen ini, karena dosis dan jenisnya dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu.
Perawatan untuk Degenerasi Makula Basah:
- Obat anti-angiogenesis: Obat ini biasanya diberikan melalui suntikan langsung ke mata untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal yang menyebabkan jenis basah. Obat ini membantu mengurangi kebocoran dan perdarahan pada makula.
- Terapi laser: Pada beberapa kasus, terapi laser dapat digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah abnormal yang menyebabkan kebocoran. Prosedur ini membantu memperlambat perkembangan degenerasi makula basah.
Komplikasi Degenerasi Makula
Orang yang mengalami penyakit ini hingga kehilangan penglihatan sentral memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan merasa terisolasi secara sosial. Kehilangan penglihatan yang parah juga bisa menyebabkan munculnya halusinasi visual yang dikenal sebagai sindrom Charles Bonnet.
Degenerasi makula kering dapat berkembang menjadi jenis basah yang jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kehilangan penglihatan total dengan cepat.
Cara Mencegah Degenerasi Makula
Penting untuk rutin memeriksakan mata agar tanda-tanda awal penyakit ini bisa terdeteksi. Ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini:
- Kelola kondisi kesehatan secara menyeluruh. Jika Anda memiliki penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, pastikan Anda mengikuti anjuran dokter dan rutin minum obat sesuai resep.
- Hindari merokok. Perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini dibandingkan yang tidak merokok. Jika Anda kesulitan berhenti, mintalah bantuan dari tenaga medis.
- Jaga berat badan dan rutin berolahraga. Jika berat badan Anda berlebih, cobalah mengurangi asupan kalori dan tingkatkan aktivitas fisik setiap hari.
- Konsumsi makanan yang kaya buah dan sayur. Buah dan sayuran mengandung vitamin antioksidan yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit ini.
- Konsumsi ikan. Ikan kaya akan asam lemak omega-3 yang bisa menurunkan risiko penyakit ini. Anda juga bisa mendapatkan omega-3 dari kacang-kacangan seperti walnut.
Baca Juga: Jenis Operasi Katarak Mana yang Tepat untuk Anda?
Itu dia informasi mengenai degenerasi makula. Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar penyakit ini, Anda dapat mengunjungi Ciputra SMG Eye Clinic.
Di klinik ini, Anda akan mendapatkan layanan profesional dari dokter spesialis mata berpengalaman. Klinik ini menyediakan konsultasi lengkap mengenai penanganan masalah kesehatan mata dan pilihan pengobatan terbaik untuk kondisi Anda.
Dengan fasilitas modern, Ciputra SMG Eye Clinic siap membantu Anda mendapatkan penglihatan yang lebih baik.
Telah direview oleh dr. Amir Shidik, Sp.M(K)
Source:
- WebMD. Age-Related Macular Degeneration (AMD). Januari 2025.
- Cleveland Clinic. Macular Degeneration. Januari 2025
- Published in Katarak
8 Gejala Mata Katarak yang Wajib Anda Tahu!
Katarak adalah kondisi mata yang ditandai oleh keruhnya lensa sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau buram. Beberapa gejala mata katarak meliputi kesulitan melihat di malam hari, sensitivitas terhadap cahaya, dan perubahan warna yang membuat objek terlihat pudar.
Tahukah Anda? Katarak sendiri berkembang secara perlahan. Awalnya mungkin tidak akan mengganggu, tetapi seiring berjalannya waktu penyakit mata ini akan semakin parah.
Jika sudah parah dan penglihatan menjadi terganggu, maka dokter menyarankan operasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala katarak untuk mendapat penanganan sejak dini. Lantas, apa saja gejala mata katarak?
Penyebab Katarak
Katarak biasanya muncul karena perubahan pada jaringan lensa mata akibat proses penuaan atau cedera. Seiring waktu, protein dan serat di dalam lensa dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau mendung.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami katarak:
1. Usia Lanjut
Seiring bertambahnya usia, risiko terkena katarak meningkat secara signifikan. Penuaan menyebabkan perubahan alami pada lensa mata, termasuk penumpukan protein yang dapat membuat lensa menjadi keruh. Kebanyakan kasus katarak muncul pada orang berusia di atas 60 tahun.
2. Diabetes
Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami katarak. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak lensa dan menyebabkan perubahan kimia di dalamnya yang dapat mempercepat pembentukan katarak. Penting bagi penderita diabetes untuk mengontrol kadar gula darah agar dapat mencegah komplikasi mata.
3. Paparan Sinar Matahari
Terlalu banyak terpapar sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat merusak lensa mata dan meningkatkan kemungkinan katarak. Menggunakan kacamata hitam yang dapat memblokir sinar UV saat berada di luar ruangan dapat membantu melindungi mata.
Baca Juga: Informasi Katarak, Asuransi, dan Biaya 2024
4. Kebiasaan Merokok
Merokok telah terbukti meningkatkan risiko katarak. Zat-zat berbahaya dalam rokok dapat merusak jaringan mata dan mempercepat proses penuaan lensa.
5. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, termasuk katarak. Obesitas dapat menyebabkan gangguan metabolik yang berdampak pada kesehatan mata. Menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan olahraga teratur dapat membantu mengurangi risiko.
6. Riwayat Keluarga
Faktor genetik juga berperan dalam risiko katarak. Jika ada anggota keluarga yang mengalami katarak, Anda mungkin memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. Memiliki pengetahuan tentang riwayat kesehatan keluarga dapat membantu dalam deteksi dini.
7. Cedera atau Peradangan pada Mata
Cedera yang terjadi pada mata, seperti trauma fisik atau peradangan, dapat merusak lensa dan meningkatkan risiko katarak. Kondisi medis yang menyebabkan peradangan, seperti uveitis, juga dapat berkontribusi pada perkembangan katarak.
8. Riwayat Operasi Mata
Operasi mata sebelumnya, seperti operasi katarak atau prosedur lainnya, dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak. Pasca operasi, beberapa pasien mungkin lebih rentan terhadap perkembangan katarak sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin.
9. Penggunaan Obat Kortikosteroid
Obat kortikosteroid, terutama jika digunakan dalam jangka waktu lama, dapat memicu perkembangan katarak. Obat ini dapat menyebabkan perubahan pada lensa mata yang mengarah pada katarak. Diskusikan dengan dokter jika Anda memerlukan pengobatan jangka panjang untuk mengetahui risiko ini.
10. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat merusak berbagai organ, termasuk mata. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko katarak. Mengurangi atau menghindari alkohol dapat membantu menjaga kesehatan mata.
Gejala Mata Katarak
Adapun gejala mata katarak yang mungkin Anda perhatikan jika Anda memiliki katarak meliputi:
1. Memiliki Penglihatan Buram
Pandangan Anda akan terlihat berawan seperti terhalangi “awan”. Akibatnya, pandangan mata tampak sedikit buram, lensa mata menjadi keruh. Efek ini akan meningkat seiring waktu, dunia seakan terlihat mendung, buram, dan redup.
Ada 3 jenis utama katarak yang dapat memengaruhi berbagai bagian lensa, seperti katarak subkapsular posterior, katarak nuklir yang terdapat di bagian tengah lensa, dan katarak kortikal di bagian sisi lensa (muncul sebagai garis-garis kecil).
Mereka yang memiliki katarak nuklir mungkin penglihatan mereka akan membaik. Kondisi ini biasa disebut dengan “pandangan kedua”.
2. Mengalami Kesulitan Melihat di Malam Hari
Ketika katarak pada mata berkembang, mereka akan menjadi gelap dengan semburat kuning atau cokelat. Kondisi inilah yang membuat Anda sulit melihat dengan baik saat malam hari.
Anda tentu akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas tertentu, seperti mengemudi kendaraan. Studi dari Curtin University di Australia menemukan bahwa mengobati katarak dapat mengurangi risiko kecelakaan mobil hingga 13%.
Jika Anda merasa terganggu akibat pandangan yang kurang jelas ketika mengemudi di malam hari. Berhati-hatilah dan hindari mengemudi di malam hari ketika penglihatan Anda terganggu.
3. Menjadi Lebih Sensitif terhadap Cahaya
Penglihatan Anda menjadi ekstra sensitif terhadap cahaya terutama dengan lampu yang mendekat di malam hari? Bisa jadi itu gejala katarak. Umumnya gejala katarak lebih sensitif terhadap cahaya.
Cahaya yang terang dan silau dapat menyakitkan terutama bagi mereka yang menderita katarak subkapsular posterior.
Jenis katarak ini dimulai dari belakang lensa yang menghalangi jalur cahaya dan sering mengganggu penglihatan. Gejala umum katarak ini menyebabkan mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya.
Baca Juga: Apakah Bisa Operasi Katarak Dijamin Asuransi Kesehatan?
4. Terlihat Lingkaran Terang (Halo) di Sekitar Lampu
Ketika melihat ke arah sumber cahaya pernahkah Anda menyaksikan lingkaran terang, seperti lampu? Terkadang kondisi ini tidak membahayakan hanya respon khas dari mata atau hasil dari memakai kacamata/lensa kontak.
Sayangnya, lingkaran terang ini bisa menjadi pertanda buruk terutama diiringi dengan gejala lain yang bersamaan. Mereka bisa menjadi pertanda penyakit lain, seperti katarak.
Gejala mata katarak yang mendapati lingkaran cahaya menjadi pertanda paling umum terutama pada katarak subkapsular posterior.
Jenis katarak ini menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya, penglihatan dekat kabur, silau atau adanya lingkaran cahaya di sekitar lampu.
5. Pandangan Mata Akan Mendapati Warna-Warna Cerah yang Memudar
Tahukah Anda? Lensa mata pada dasarnya mengandung protein dan air. Ketika koagulasi protein lensa terjadi maka menyebabkan katarak. Gumpalan protein yang menumpuk akan berubah menjadi kuning atau kecokelatan.
Kondisi ini mengakibatkan semua cahaya yang masuk ke mata menjadi warna kuning. Akibatnya seolah Anda sedang mengenakan kacamata hitam, menghalangi cahaya biru dan ungu yang mengubah cara Anda melihat warna.
Anda pun sulit membedakan antar warna. Namun, tenang! Setelah operasi katarak pandangan Anda kembali normal, mungkin Anda terkejut melihat dunia dengan keindahan warnanya!
6. Sering Mengganti Kacamata Baru
Ketika Anda sering atau membutuhkan kacamata dengan ukuran yang terus meningkat. Anda mungkin menderita katarak.
Membeli kacamata baca saja tidak akan cukup memperbaiki masalah. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata bila penglihatan Anda berubah dengan cepat.
Anda mungkin saja memiliki katarak atau gangguan penglihatan mata lain. Temui dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Biaya Operasi Katarak di Ciputra SMG Eye Clinic
7. Penglihatan Menjadi Ganda
Satu lagi gejala mata katarak yang perlu Anda ketahui. Gangguan penglihatan ganda atau diplopia yang mana seseorang akan menyaksikan dua atau lebih gambar dari satu objek.
Meskipun banyak hal yang menyebabkan penglihatan ganda, di antaranya:
- Tumor otak
- Pembengkakan kornea
- Sklerosis multipel
- Stroke
- katarak
Sementara gangguan penglihatan ganda yang terjadi pada kedua mata (diplopia binokuler) menyebabkan dua gambar terlihat ketika kedua mata terbuka saja dan menjadi tanda masalah kesehatan serius termasuk:
- Cedera otak
- Diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol
- Penyakit Graves
- Myasthenia gravis
Penglihatan ganda monokular, yang menyebabkan banyak gambar muncul di satu mata tetapi tidak di mata yang lain, lebih mungkin menjadi masalah dengan kornea atau lensa mata Anda.
Katarak adalah penyebab umum diplopia. Ketika katarak tumbuh lebih besar, pengaruh ini bisa hilang.
Seperti kita ketahui, seiring bertambahnya usia, protein di dalam lensa dapat menggumpal bersama-sama mengubah lensa dari jernih menjadi keruh.
Proses degenerasi yang berhubungan dengan penuaan ini menjadi penyebab katarak umum. Meskipun katarak juga dapat terjadi sejak lahir secara kongenital.
Baca Juga: Operasi Katarak Dengan BPJS Kesehatan Begini Alurnya
8. Membutuhkan Cahaya Lebih Terang Saat Membaca
Ketika penglihatan menjadi buram akibat katarak akan berpengaruh pada sebagian kecil lensa mata. Awalnya, Anda tidak menyadari akan kehilangan penglihatan sama sekali.
Ketika katarak semakin membesar membuat pandangan menjadi bertambah kabur, samar, dan tidak fokus.
Terhalangnya pandangan ini membuat penderita katarak selalu membutuhkan cahaya lebih terang terutama saat membaca dan melakukan aktivitas lain. Anda juga akan meningkatkan pencahayaan di rumah dengan lampu yang lebih terang.
Cara Mencegah Katarak
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah katarak:
- Kenakan kacamata hitam dan topi saat di luar ruangan
- Lakukan pemeriksaan mata rutin
- Berhenti merokok
- Kendalikan kadar gula darah jika mengidap diabetes
- Konsumsi makanan sehat yang kaya buah, sayuran, dan ikan
Jika Anda mengalami gejala katarak atau mempertimbangkan untuk menjalani operasi, Ciputra SMFG Eye Clinic adalah pilihan yang tepat. Klinik ini dilengkapi dengan teknologi canggih, yaitu Phacoemulsifikasi.
Prosedur ini hanya memerlukan insisi kecil di pinggir kornea, di mana phaco tip atau probe akan dimasukkan. Phaco tip ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk memecah lensa yang sudah terkena katarak dan mengeluarkannya dari dalam bola mata dengan aman dan efisien.
Dengan teknologi ini, Anda dapat mendapatkan perawatan yang minim invasif dan meminimalkan waktu pemulihan.
Telah direview oleh dr. Syenny Budi Handoko, SpM
Source:
- Published in Katarak
Waspadai 13 Gejala Sakit Mata Ini
Gejala sakit mata bisa berupa mata merah, berair, gatal, nyeri, atau penglihatan kabur. Penyebab umumnya meliputi infeksi, alergi, paparan debu, atau kelelahan mata akibat layar gadget.
Sakit mata bukan sekadar gangguan ringan yang bisa diabaikan. Dampaknya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti sulit membaca, bekerja, atau bahkan sekadar melihat layar ponsel.
Beberapa gejala, seperti mata merah atau gatal, mungkin tampak sepele. Namun, jika disertai nyeri hebat, sensitivitas terhadap cahaya, atau tiba-tiba kehilangan penglihatan, ini bisa menjadi tanda kondisi serius seperti glaukoma atau infeksi berat.
Menunda penanganan tidak hanya memperburuk kondisi mata, tetapi juga berisiko menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan. Jadi, jangan pernah abaikan gejala sekecil apa pun.
Gejala Sakit Mata yang Perlu Anda Waspadai
Seiring bertambahnya usia, kemampuan mata seseorang akan berkurang. Sebagai contoh, lensa mata menjadi kurang elastis dan menebal, tidak dapat melihat dengan jelas di malam hari saat mengemudi.
Bahkan pada kondisi yang parah mata tidak dapat melihat, yang artinya menjadi tanda Anda mengalami kondisi medis serius. Tanda dan gejala sakit mata berikut perlu Anda waspadai:
1. Mata Merah
Gejala sakit mata ini mungkin pernah Anda alami. Mata merah umum terjadi pada siapa saja dan biasanya mudah untuk dideteksi.
Sebagian besar kasus mata merah juga dikenal sebagai konjungtivitis atau peradangan pada konjungtiva. Akan tampak kemerahan pada bagian putih bola mata (sklera) akibat pelebaran pada pembuluh darah mata.
2. Alergi Mata
Sama halnya seperti alergi hidung, seseorang dapat juga terkena alergi mata yang membuat mata terasa gatal, berkaca-kaca, dan merah. Hindari pemicu atau sumber alergi, seperti serbuk sari, debu, hewan peliharaan, untuk membantu meringankan gejala.
3. Bintitan (Hordeolum)
Bintitan merupakan benjolan yang terlihat seperti jerawat atau bisul yang muncul di kelopak mata. Penyebabnya karena infeksi bakteri dan biasanya tidak berbahaya, umumnya dapat hilang dalam waktu kurang dari seminggu.
Hindari memencet bintitan karena dapat menyebarkan infeksi ke daerah sekitar mata.
Baca juga: Gangguan pada Retina Mata
4. Mata Kering
Kurangnya kelembapan mata menyebabkan mata menjadi kering. Sementara itu, mata kering juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti pemakaian lensa kontak, penggunaan obat-obatan tertentu (antihistamin, beta blocker, opiat, antidepresan trisiklik), penyakit lain, cedera atau faktor lingkungan (pengaruh AC).
Kurangnya produksi air mata dan gangguan pada lapisan air mata juga bisa menyebabkan mata menjadi kering. Jika seseorang mengalami mata kering disertai gejala lain, seperti penglihatan kabur, mata terasa sakit atau ada sesuatu yang mengganjal, segera hubungi dokter spesialis mata.
5. Mata Bengkak
Seringkali, mata terlihat bengkak setelah bangun tidur atau usai menangis. Hal yang biasanya dianggap wajar dan sementara.
Namun, jika pembengkakan mata disertai dengan gejala lain seperti penglihatan kabur atau rasa nyeri, hal ini patut diwaspadai. Terlebih lagi, bila bengkak tidak kunjung mereda dalam 24-48 jam, ada baiknya segera mencari penanganan medis untuk mencegah kondisi yang lebih serius.
6. Infeksi Kornea Mata (Keratitis)
Peradangan pada kornea mata terjadi akibat penggunaan lensa kontak, cedera, infeksi bakteri, jamur atau virus. Penderita akan merasakan mata terasa buram, perih, kemerahan, cenderung sensitif terhadap cahaya.
Jika tidak diobati secara segera dan efektif dapat menyebabkan masalah penglihatan, bahkan kebutaan dapat terjadi.
7. Ulkus Kornea (Luka pada Kornea)
Luka pada kornea mata dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti kemasukan sesuatu yang mengenai mata, infeksi jamur, bakteri, virus, hingga cedera. Jika mengalami luka pada kornea mata segera lakukan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi di kemudian hari.
8. Rabun Senja
Pernahkah Anda merasa kesulitan melihat di malam hari? Jika iya, mungkin Anda mengalami rabun senja, tetapi bukan sebuah penyakit. Melainkan gejala yang disebabkan oleh penyakit tertentu.
9. Mata Berair
Pernahkah Anda mengalami mata berair. Jika iya, itu justru menjadi pertanda bahwa mata Anda terlalu kering.
Akibatnya, mata akan berusaha mengatasi iritasi akibat kering dengan memproduksi air mata sebanyak-banyaknya. Bila mata kita dipenuhi dengan kotoran, kita biasa menyebutnya sebagai belekan.
Belekan akibat kotoran memiliki warna yang beragam, seperti kuning, putih hingga hijau. Belekan dianggap normal bila ditemui saat bagun tidur, dengan jumlah yang sedikit.
Namun, perlu diwaspadai bila warna belekan berwarna kuning atau hijau, khawatirnya akibat infeksi bakteri. Sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis mata.
10. Penglihatan Mata Kabur
Ketika mata menjadi buram atau kabur, bisa menjadi gejala sakit mata yang umum. Namun, penglihatan kabur dapat menjadi tanda penyakit tertentu, seperti diabetes, katarak, hingga glaukoma.
11. Lingkaran di Sekitar Kornea/Corneal Arcus
Corneal Arcus merupakan tampilan berbentuk seperti cincin putih yang melingkar disisi luar kornea. Hal ini sering terjadi pada lansia, tetapi dapat juga terjadi pada dewasa muda yang umumnya terjadi akibat endapan lipid yang berhubungan dengan penyakit tertentu, seperti kolesterol, artherosclerosis, penyakit jantung.
Baca juga: Tanda-Tanda Mata Minus dan Faktor yang Memengaruhi
12. Kelopak Mata Turun
Seiring bertambahnya usia, kelopak mata seseorang akan turun terutama pada kelompok lansia. Tanda alami penuaan ini terjadi karena berkurangnya kekuatan tendon atau otot, serta jaringan sekitarnya mengalami pelonggaran sehingga kelopak mata menurun.
Sayangnya, bila anak-anak mengalami kondisi ini, mungkin saja anak tersebut menderita ptosis kongenital, yaitu gangguan otot kelopak mata, biasanya terdeteksi sejak lahir.
13. Mata Kuning
Pernah mengalami mata kuning? Biasanya penderita penyakit kuning mengalaminya. Pada bagian putih mata atau sklera berubah menjadi kuning.
Kuning pada mata terjadi karena bilirubin (zat pewarna urin yang dihasilkan hati) masuk ke pembuluh darah. Sementara itu mata yang berwarna kuning juga menandakan hati seseorang mengalami gangguan, seperti peradangan, infeksi bahkan kanker.
Penyebab lain mata kuning ialah karotenemia, yaitu tubuh berubah menjadi kuning karena terlalu banyak konsumsi karoten yang bersumber dari wortel. Hal ini terjadi bila mengonsumsi wortel dalam jumlah berlebihan.
Cara Mengatasi Sakit Mata
Mengatasi sakit mata tidak selalu memerlukan perawatan medis, terutama jika gejalanya masih ringan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, baik dengan menggunakan obat-obatan yang sesuai maupun perawatan rumahan sederhana.
Penting untuk memahami opsi yang tersedia agar mata bisa kembali sehat tanpa memperburuk kondisi.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dicoba.
1. Obat Sakit Mata
Berikut adalah beberapa jenis obat sakit mata yang bisa Anda coba:
- Tetes Mata Antihistamin: Tetes mata ini efektif untuk meredakan gejala mata merah dan gatal akibat alergi. Biasanya digunakan sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan.
- Tetes Mata Antibiotik: Diresepkan untuk mengobati infeksi bakteri pada mata seperti konjungtivitis. Penggunaannya harus sesuai arahan dokter.
- Salep Mata: Salep antibiotik sering digunakan untuk infeksi yang lebih serius atau saat pasien kesulitan menggunakan tetes mata.
- Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID): NSAID dalam bentuk tetes mata dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri ringan pada mata.
- Obat Dekongestan Mata: Digunakan untuk mengurangi pembengkakan pada mata, terutama yang disebabkan oleh iritasi ringan.
2. Perawatan Rumahan untuk Sakit Mata
Mengatasi gangguan pada mata juga bisa dengan melakukan perawatan rumahan, seperti:
- Kompres Hangat: Rendam kain bersih dalam air hangat, peras, dan letakkan di atas mata selama 5-10 menit. Ini membantu meredakan iritasi dan meningkatkan aliran darah di area mata.
- Kompres Dingin: Jika mata terasa bengkak, kompres dingin dengan kain lembut dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman.
- Menggunakan Air Mata Buatan: Untuk mata kering akibat terlalu lama menatap layar atau paparan AC, air mata buatan dapat memberikan kelembapan tambahan.
- Membersihkan Kelopak Mata: Gunakan kapas atau kain lembut yang dibasahi air hangat untuk membersihkan kelopak mata, terutama jika ada kotoran atau kerak akibat infeksi.
- Hindari Menyentuh atau Mengucek Mata: Menghindari kontak langsung dengan mata dapat mencegah iritasi lebih lanjut dan penyebaran infeksi.
- Istirahatkan Mata: Kurangi waktu menatap layar atau membaca untuk memberi mata waktu istirahat dan pulih lebih cepat.
Perawatan ini dapat membantu meringankan gejala sakit mata, tetapi jika kondisi memburuk atau berlangsung lama, segera konsultasikan dengan dokter mata. Anda dapat mengunjungi Ciputra SMG Eye Clinic.
Di klinik ini, Anda akan mendapatkan layanan profesional dari dokter spesialis mata berpengalaman. Klinik ini menyediakan konsultasi lengkap mengenai penanganan katarak dan pilihan pengobatan terbaik untuk kondisi Anda.
Dengan fasilitas modern, Ciputra SMG Eye Clinic siap membantu Anda mendapatkan penglihatan yang lebih baik.
Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM
Source:
- WebMD. Eye Pain: What Are the Causes?. Desember 2024.
- Cleveland Clinic. Eye Irritation. Desember 2024.
- Published in Mata
Mata Silinder (Astigmatisme): Penyebab, Tes, dan Pengobatan
Mata silinder dapat menyebabkan penglihatan kabur atau tidak jelas akibat bentuk kornea yang tidak rata. Gejalanya bisa berupa pandangan buram, sakit kepala, dan kelelahan mata, terutama setelah melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus intens.
Mata silinder atau astigmatisme merupakan gangguan penglihatan yang terjadi ketika bentuk kornea atau lensa mata tidak sempurna. Kondisi ini membuat cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan baik pada retina sehingga penglihatan menjadi buram atau kabur.
Banyak orang dengan astigmatisme mungkin tidak menyadarinya pada awalnya karena gejalanya bisa sangat ringan, tetapi dalam jangka panjang dapat memengaruhi kualitas penglihatan sehari-hari.
Apa Itu Astigmatisme (Mata Silinder)?
Astigmatisme adalah kondisi di mana bentuk mata, terutama kornea (bagian bening di depan bola mata), tidak bulat sempurna. Sebagai perbandingan, bola mata yang ideal memiliki bentuk bulat sempurna, sehingga cahaya yang masuk dapat dibengkokkan dengan merata, memberikan penglihatan yang jelas.
Namun, jika kornea lebih mirip bentuk bola sepak, cahaya akan dibengkokkan secara tidak merata. Akibatnya, hanya sebagian objek yang dapat terlihat jelas, sementara objek yang jauh akan tampak kabur dan bergelombang.
Astigmatisme sering kali muncul bersamaan dengan rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropia). Ketiga kondisi ini dikenal sebagai kesalahan refraksi karena berkaitan dengan cara mata membengkokkan cahaya.
Kabar baiknya, astigmatisme bisa diperbaiki dengan mudah oleh dokter mata menggunakan kacamata, lensa kontak, atau bahkan melalui tindakan bedah.
Baca Juga: Persamaan Lasik Mata dan Operasi Katarak, Jangan Keliru!
Gejala Astigmatisme
Gejala mata miopia yang paling jelas adalah kesulitan untuk melihat objek atau benda dalam jarak yang jauh, akan tetapi Anda juga dapat merasakan hal-hal dibawah ini:
- Sakit kepala
- Rasa lelah di mata ketika melihat benda yang jauh beberapa meter di depan Anda
- Rasa tegang pada mata
- Mata juling
- Mata lelah ketika berkendara, berolahraga
- Penglihatan kabur
- Kesulitan melihat di malam hari
- Penglihatan distorsi
- Kesulitan memfokuskan pandangan
- Ganda atau bayangan ganda
- Mata kering
- Rasa tidak nyaman saat menggunakan lensa kontak
- Memicingkan mata
Ketika mengalami gejala di atas, Anda disarankan untuk memeriksakan kondisi mata Anda ke klinik mata terdekat sehingga dapat dillakukannya perawatan lebih lanjut.
Penyebab Astigmatisme dan Faktor Risikonya
Astigmatisme biasanya disebabkan oleh faktor genetik, artinya kondisi ini sering diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Selain itu, kondisi ini juga dapat muncul akibat tekanan berlebihan dari kelopak mata terhadap kornea.
Secara umum, astigmatisme tidak disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Namun, beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya astigmatisme meliputi:
- Faktor keturunan atau bawaan (terlahir dengan astigmatisme)
- Cedera pada mata
- Komplikasi yang terjadi setelah operasi mata
- Proses penuaan
- Kondisi mata lain, seperti keratoconus
Jenis-Jenis Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris dibagi menjadi tiga jenis utama, masing-masing memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda pada penglihatan. Berikut adalah penjelasan tentang ketiga jenis tersebut:
1. Silindris Miopia Simpel
Pada jenis astigmatisme ini, salah satu arah pandang mengalami rabun jauh. Artinya, gambar yang seharusnya terlihat jelas justru tampak kabur karena fokusnya jatuh di depan retina.
Di sisi lain, arah pandang yang tegak lurus dengan arah rabun jauh tersebut bisa melihat dengan jelas karena fokusnya jatuh tepat di retina.
Jika kedua arah pandang mengalami rabun jauh, di mana fokusnya jatuh di depan retina tetapi pada posisi yang berbeda, kondisi ini disebut silindris miopia kompleks. Penderita biasanya akan merasakan penglihatan yang kabur, baik untuk objek yang jauh maupun yang dekat.
Tingkat keparahan astigmatisme ini dapat bervariasi, sehingga dampaknya pada penglihatan juga berbeda-beda pada setiap orang.
2. Silindris Hypermetropia Simpel
Pada silindris hypermetropia simpel, satu arah pandang fokusnya jatuh tepat di retina. Sedangkan arah pandang yang tegak lurusnya memiliki fokus yang jatuh di belakang retina.
Ini berarti bahwa penderita mungkin memiliki kemampuan untuk melihat objek jauh dengan jelas, tetapi kesulitan dalam melihat objek dekat. Jika kedua arah pandang memiliki fokus yang jatuh di belakang retina dan berada pada posisi yang berbeda, kondisi tersebut disebut sebagai silindris hypermetropia kompleks.
Jenis ini dapat menyebabkan ketegangan mata, terutama saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus dekat, seperti membaca.
3. Silindris Campuran
Silindris campuran adalah jenis astigmatisme yang lebih kompleks, di mana satu arah pandang fokusnya jatuh di depan retina. Sementara arah pandang yang tegak lurus memiliki fokus jatuh di belakang retina.
Ini menyebabkan penderita mengalami penglihatan kabur pada kedua jarak, baik dekat maupun jauh dengan ketidaknyamanan yang lebih besar saat mencoba memfokuskan pandangan.
Penderita sering kali mengalami gejala seperti ketegangan mata dan sakit kepala akibat usaha berlebih untuk melihat dengan jelas.
Baca Juga: 6 Syarat Operasi LASIK Mata, Anda Termasuk Kriterianya?
Tes Mata Silindris (Astigmatisme)
Untuk mendiagnosis astigmatisme dan menilai tingkat keparahannya, dokter mata biasanya melakukan beberapa tes berikut ini:
1. Tes Tajam Penglihatan (Snellen Chart)
Dalam tes ini, Anda akan diminta membaca huruf atau angka pada grafik mata standar, yang dikenal sebagai Snellen Chart, dari jarak 20 kaki. Jika hasilnya 20/20, artinya Anda memiliki penglihatan normal (emetropia), di mana dapat melihat dari jarak 20 kaki dengan kejelasan sesuai standar.
2. Pembiasan (Refraction Test)
Dokter mata akan menggunakan alat yang disebut phoropter, yang ditempatkan di depan mata Anda. Anda akan diminta untuk melihat melalui berbagai lensa dan memberi tahu dokter mana yang memberikan penglihatan paling jelas.
Tes ini membantu dokter menentukan jenis dan kekuatan lensa koreksi yang diperlukan untuk memperbaiki penglihatan.
3. Retinoskopi
Retinoskopi adalah metode pemeriksaan dengan alat genggam bernama retinoscope. Dokter spesialis mata akan menggunakan alat ini untuk memantulkan cahaya ke mata Anda dan mengamati pantulan cahaya tersebut dari retina.
Dengan cara ini, dokter dapat memilih lensa korektif yang paling sesuai untuk masing-masing mata, memberikan hasil yang lebih objektif dibandingkan hanya berdasarkan laporan pasien.
4. Keratometri
Tes ini menggunakan mesin yang disebut keratometer untuk mengukur lengkungan di tengah kornea Anda. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan area dengan kelengkungan paling curam (steep) dan paling datar (flat) pada kornea.
Informasi ini membantu dalam memahami bentuk dan derajat astigmatisme pada kornea. Selain itu, keratometer juga digunakan untuk pengukuran lensa kontak, persiapan operasi katarak, dan untuk mengevaluasi perubahan kornea pasca operasi mata seperti LASIK.
5. Topografi Kornea
Topografi kornea adalah teknik canggih yang memberikan gambaran mendetail mengenai bentuk permukaan kornea. Alat ini melakukan ribuan pengukuran pada kornea dan menghasilkan peta warna yang menunjukkan variasi kelengkungan dan bentuk kornea.
Topografi kornea sangat berguna dalam mendeteksi keratoconus, yaitu kondisi yang menyebabkan perubahan bentuk kornea secara progresif yang juga dapat memicu astigmatisme.
Pengobatan Mata Silindris (Astigmatisme)
Pengobatan untuk astigmatisme dapat dilakukan dengan beberapa metode yang efektif. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan:
1. Femto LASIK
Femto LASIK adalah prosedur bedah laser yang menggunakan laser femtosecond untuk membuat flap pada kornea. Setelah flap dibuat, laser excimer digunakan untuk mengubah bentuk kornea.
Dengan begitu, cahaya dapat difokuskan dengan lebih tepat pada retina. Prosedur ini minim invasif dan menawarkan pemulihan yang cepat.
2. LASIK
LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah teknik bedah laser yang populer untuk mengoreksi astigmatisme dengan memodifikasi bentuk kornea. Proses ini juga relatif cepat dan banyak pasien melaporkan peningkatan penglihatan yang signifikan setelah prosedur.
3. ReLEx SMILE
ReLEx SMILE (Small Incision Lenticule Extraction) adalah teknik bedah laser terbaru yang memungkinkan pengobatan astigmatisme dengan membuat incisi kecil pada kornea. Laser digunakan untuk menghilangkan lentikula yang merupakan lapisan tipis dari jaringan kornea.
Metode ini juga menawarkan pemulihan yang cepat dan lebih sedikit risiko komplikasi dibandingkan teknik lainnya.
4. PRK
PRK (Photorefractive Keratectomy) adalah prosedur di mana lapisan epitel kornea dihapus sebelum laser digunakan untuk membentuk ulang kornea. Berbeda dengan LASIK, PRK tidak melibatkan pembuatan flap sehingga sering menjadi pilihan bagi pasien dengan kornea yang lebih tipis.
Meskipun pemulihan memakan waktu lebih lama, hasil jangka panjangnya sangat baik.
Komplikasi Astigmatisme
Bila kondisi ini tidak diobati sesegera mungkin, berikut adalah beberapa komplikasi astigmatisme:
- Penglihatan kabur
- Ketegangan mata
- Sakit kepala
- Kesulitan melihat di malam hari
- Ambliopia (mata malas)
- Kesulitan melihat detail halus
- Gangguan pada kualitas hidup
- Kesalahan refraksi lain (miopia atau hipermetropia)
Pencegahan Astigmatisme
Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah mata minus / miopia seperti:
- Mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan yang mengandung vitamin A seperti; brokoli, wortel, kangkung, bayam, pepaya, melon, belimbing
- Melakukan pemeriksaan mata dengan rutin
- Membaca ditempat yang cukup penerangannya
- Menjaga aktivitas melihat dekat dalam waktu yang lama tanpa istirahat
Pengobatan Mata Silinder di CiputraSMG Eye Clinic
CiputraSMG Eye Clinic (CSEC) merupakan klinik spesialis mata yang menawarkan berbagai layanan pengobatan untuk masalah penglihatan, termasuk mata silinder (astigmatisme). Salah satu program unggulan dari CSEC adalah layanan LASIK yang menggunakan teknologi modern untuk mengoreksi kelainan refraksi seperti astigmatisme, miopia (rabun jauh) dan hipermetropia (rabun dekat).
CSEC menyediakan beberapa metode pengobatan untuk mata silinder, di antaranya:
1. Femto LASIK
CSEC menggunakan teknologi Femto LASIK, di mana laser femtosecond digunakan untuk membuat flap pada kornea sebelum dilakukan koreksi refraksi. Prosedur ini terkenal dengan tingkat keamanan yang tinggi dan pemulihan yang cepat sehingga memberikan hasil penglihatan lebih baik bagi pasien dengan astigmatisme.
Baca Juga: Ketahui 5 Fakta Seputar Operasi Lasik Mata
2. ReLEx SMILE
Metode ReLEx SMILE merupakan teknik bedah mata minimal invasif yang ditawarkan di CSEC. Prosedur ini hanya membutuhkan sayatan kecil pada kornea, sehingga pemulihannya lebih cepat dan minim rasa sakit.
ReLEx SMILE sangat cocok untuk pasien dengan astigmatisme yang ingin menjalani prosedur koreksi mata tanpa banyak gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
3. PRK (Photorefractive Keratectomy)
Bagi pasien dengan kornea yang lebih tipis, CSEC juga menawarkan metode PRK. PRK dilakukan dengan menghilangkan lapisan luar kornea dan mengoreksi permukaan kornea menggunakan laser.
Meskipun proses pemulihannya sedikit lebih lama dibandingkan LASIK, PRK tetap menjadi pilihan yang efektif untuk memperbaiki penglihatan pada pasien astigmatisme.
Dengan berbagai pilihan pengobatan ini, CiputraSMG Eye Clinic menyediakan solusi bagi pasien yang ingin meningkatkan kualitas penglihatannya dan terbebas dari kelainan refraksi seperti mata silinder.
Source :
- WebMD. Astigmatism. Diakses 2024.
- Cleveland Clinic. Astigmatism. Diakses 2024.
- Published in Mata