• Indonesia
  • English

LASIK & Katarak Center Jakarta - Klinik Mata | Ciputra SMG Eye Clinic

  • Beranda
  • Dokter Kami
  • Bebas Kaca Mata
    • Lasik Mata
    • ReLEx SMILE
    • EVO ICL
  • Apa itu Katarak?
  • FAQs
    • ReLEx® SMILE
    • FemtoLASIK
    • Katarak
    • Lifetime Protection
    • Rekomendasi Hotel
    • EVO Visian ICL
  • Testimonials
  • Berita
    • Artikel
    • Health Talks
  • Kontak

Jenis Operasi Katarak Mana yang Tepat untuk Anda?

Senin, 27 September 2021 by Defa
Jenis Operasi Katarak Mana yang Tepat untuk Anda?

Ada beberapa jenis operasi katarak, termasuk Intracapsular Cataract Extraction (ICCE), Extracapsular Cataract Extraction (ECCE), Phacoemulsification, dan Laser-Assisted Cataract Surgery (LACS). Setiap prosedur memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri

Katarak adalah salah satu penyebab utama gangguan penglihatan di seluruh dunia yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Ketika lensa mata menjadi keruh, penglihatan pun menjadi buram, dan aktivitas sehari-hari bisa terganggu.

Saat ini, perkembangan teknologi medis telah menghadirkan berbagai metode operasi katarak yang aman dan efektif. Dari prosedur tradisional hingga inovasi terbaru, setiap jenis operasi memiliki keunggulan dan kekurangan yang perlu dipahami oleh pasien.

Seputar Operasi katarak

Katarak adalah kondisi di mana lensa mata menjadi keruh sehingga penglihatan menjadi buram atau menurun. Kondisi ini tidak bisa diatasi hanya dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi refraktif seperti LASIK.

Untungnya, operasi katarak menjadi salah satu prosedur bedah paling aman dan efektif saat ini. Pada operasi ini, lensa mata yang keruh diangkat dan diganti dengan lensa buatan (lensa intraokular), berfungsi mengembalikan kejernihan penglihatan.

Biasanya, prosedur ini berlangsung cepat sekitar 15-30 menit dan dilakukan secara rawat jalan. Jadi Anda tidak perlu menginap di rumah sakit.

Selain itu, operasi katarak umumnya tidak menimbulkan rasa sakit karena area mata akan diberi anestesi lokal yang membuatnya mati rasa selama proses operasi.

Baca Juga: Katarak Diabetik, Komplikasi Diabetes pada Penglihatan

Jenis Operasi Katarak

Operasi katarak memiliki beberapa jenis yang bisa dipilih tergantung kondisi mata pasien. Berikut jenis-jenisnya:

1. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)

Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) adalah metode operasi katarak lama yang jarang dilakukan saat ini. Dalam prosedur ICCE, lensa yang terkena katarak beserta selaput yang mengelilinginya diangkat secara keseluruhan dari mata.

Prosedur ini memerlukan sayatan besar pada mata agar lensa dan selaput bisa diangkat sekaligus. Karena tidak ada lensa buatan yang ditanamkan setelah pengangkatan, pasien biasanya memerlukan kacamata atau lensa kontak untuk memperbaiki penglihatan.

Meskipun tidak memerlukan penanaman lensa buatan, ICCE memiliki risiko komplikasi yang tinggi, seperti risiko lepasnya retina dan penglihatan yang kurang optimal tanpa lensa buatan. Oleh karena itu, metode ini telah digantikan oleh teknik-teknik yang lebih modern.

2. Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)

Extracapsular Cataract Extraction (ECCE) umumnya dilakukan untuk kasus katarak parah yang sulit diatasi dengan metode lain. Dokter membuat sayatan agak besar di mata untuk mengeluarkan lensa katarak.

Lensa buatan kemudian dipasang untuk membantu penglihatan. Meskipun cocok untuk kondisi katarak tertentu, proses pemulihan ECCE lebih lama dan cenderung lebih tidak nyaman bagi pasien.

3. Phacoemulsifikasi (Phaco Surgery)

Pada metode ini, dokter membuat sayatan kecil di mata. Lalu menghancurkan lensa katarak dengan alat ultrasonik.

Sisa lensa diangkat dan lensa buatan yang fleksibel dipasang. Sayatan ini biasanya bisa menutup sendiri tanpa perlu dijahit sehingga pemulihan lebih cepat dan lebih nyaman bagi pasien.

4. Laser-Assisted Cataract Surgery (LACS)

Laser membuat sayatan yang presisi dan melembutkan lensa katarak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Setelah itu, lensa buatan dipasang, sama seperti pada metode Phaco.

Keuntungan metode ini adalah akurasi tinggi, hasil penglihatan yang baik, dan pemulihan lebih cepat, meskipun biayanya lebih mahal dan belum tersedia di semua tempat.

Baca Juga: Persamaan Lasik Mata dan Operasi Katarak, Jangan Keliru!

Jenis Operasi Katarak Mana yang Memiliki Waktu Pemulihan Lebih Singkat?

Operasi katarak fakoemulsifikasi merupakan metode yang memiliki waktu pemulihan lebih singkat dibandingkan jenis operasi lainnya. Prosedur ini menggunakan sayatan yang sangat kecil, sekitar 2,2-2,7 mm, yang memungkinkan pasien untuk pulih lebih cepat.

Banyak orang yang menjalani fakoemulsifikasi dapat melihat dengan jelas hampir seketika setelah operasi. Sementara sebagian lainnya mungkin memerlukan waktu pemulihan penglihatan sekitar satu hingga dua minggu.

Dengan keunggulan ini, fakoemulsifikasi menjadi pilihan yang sangat populer bagi pasien yang ingin segera kembali menjalani aktivitas sehari-hari setelah operasi katarak.

Apa yang Anda Inginkan dari Operasi Katarak?

Setiap orang memiliki harapan berbeda ketika menjalani operasi katarak. Beberapa orang mungkin hanya ingin mengembalikan penglihatan mereka dan tidak keberatan untuk menggunakan kacamata setelahnya.

Namun, ada juga yang ingin mendapatkan penglihatan terbaik tanpa perlu bergantung pada kacamata. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata agar Anda bisa memilih pilihan terbaik sesuai dengan kebutuhan.

Saat mempertimbangkan jenis operasi katarak, ingatlah bahwa pilihan tergantung pada banyak faktor. Ini termasuk kesehatan mata Anda, peralatan yang digunakan dalam prosedur, dan keahlian dokter bedah.

Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu mengenai perawatan yang paling tepat untuk Anda. Selama pemeriksaan pra-operasi, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter spesialis katarak tentang rincian berbagai jenis operasi katarak dan teknik mana yang paling sesuai untuk kondisi Anda.

Baca Juga: 5 Manfaat Operasi Katarak dan Rasakan Keuntungannya

Ciputra SMG Eye Clinic siap membantu Anda, terutama untuk masalah penglihatan seperti kelainan refraksi. CSEC menawarkan pelayanan berkualitas tinggi yang didukung oleh peralatan medis terkini.

Di Ciputra SMG Eye Clinic menggunakan teknologi The New CENTURION Vision System, yaitu mesin Phaco tercanggih yang ada saat ini. Dengan sistem otomatis dan teknologi Ultrasonic Phaco, proses pemecahan lensa keruh menjadi lebih efektif.

Hal ini memungkinkan proses penyembuhan yang cepat sehingga pasien bisa kembali beraktivitas seperti biasa keesokan harinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, dapatkan pemeriksaan mata Anda di Ciputra SMG Eye Clinic!

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Eye Wiki. Manual Small Incision Cataract Surgery. Diakses 2024.
  • Will Eye. CATARACT: Types of Surgery. Diakses 2024.
jenis operasi katarakmetode katarakoperasi katarak
Read more
  • Published in Katarak
No Comments

Jenis Penyakit Retina Mata yang Mengganggu Penglihatan

Kamis, 25 Februari 2021 by Defa
penyakit retina mata

Penyakit retina mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, seperti terapi laser atau operasi vitrektomi dapat membantu menjaga kesehatan retina dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Retina adalah bagian penting dari mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak untuk membentuk penglihatan. Namun, berbagai kondisi dapat mengganggu fungsi retina, seperti retinopati diabetik, ablasi retina, degenerasi makula, hingga retinitis pigmentosa.

Penyakit retina dapat menyebabkan gangguan penglihatan ringan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari penuaan, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga cedera mata.

Karena peran retina yang krusial dalam penglihatan, penting untuk mengenali gejala awal seperti penglihatan kabur, munculnya bintik-bintik gelap, atau kehilangan penglihatan secara tiba-tiba. Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan mata ke dokter spesialis agar mendapatkan penanganan yang tepat sebelum kondisi semakin parah.

Apa Itu Retina Mata?

Retina mata adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal untuk dikirim ke otak melalui saraf optik. Proses ini memungkinkan kita melihat berbagai bentuk dan warna di sekitar.

Di tengah retina terdapat makula, bagian yang sangat penting karena berperan sebagai titik pusat penglihatan. Makula membantu kita melihat objek dengan jelas dan mendetail, terutama saat membaca atau mengenali wajah seseorang.

Retina bekerja dengan menangkap cahaya yang masuk ke mata melalui kornea. Cahaya ini kemudian difokuskan oleh lensa mata dan diarahkan ke retina.

Sel-sel reseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik, yang kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik. Otak menerjemahkan sinyal ini menjadi gambar yang kita lihat.

Proses ini berlangsung sangat cepat dan saling berkaitan dengan bagian mata lainnya sehingga kita dapat melihat dunia dengan jelas dan penuh warna.

Baca Juga: Screening Retina Mata Cegah Kerusakan Mata

Gejala Penyakit Retina

Gejala penyakit retina bermacam-macam tergantung penyebabnya. Biasanya gejala penyakit retina bisa timbul pada salah satu atau kedua mata sekaligus. Secara umum gejala penyakit retina yang muncul dialami penderita antara lain:

  • Pandangan kabur
  • Luas pandangan terbatas
  • Melihat bayangan benda berukuran kecil, seperti bintik-bintik hitam kecil
  • Melihat kilatan-kilatan cahaya atau photopsia
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Terganggunya kemampuan membedakan warna

Penyakit Pada Retina Mata

Pada dasarnya penyakit retina dapat diobati. Jenis pengobatannya pun berbeda tergantung pada penyebabnya. Tujuan pengobatan untuk menyembuhkan atau meringankan dampak dari gejala penyakit retina.

Jika tidak diobati dengan tepat, bisa menimbulkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Inilah beberapa gangguan retina mata yang umum terjadi.

1. Ablasio Retina / Retina Mata Lepas

Penyakit retina yang umum terjadi salah satunya ablasio retina. Ablasio retina terjadi akibat robekan pada retina.

Kondisi ini menyebabkan retina lepas dari posisi normalnya. Biasanya pada penderita mata minus, pengidap diabetes, trauma bola mata, perubahan kondisi cairan pada bola mata, atau munculnya jaringan parut di area retina yang menyebabkan ablasio retina.

2. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah penyakit retina mata akibat tumbuhnya jaringan kanker pada retina. Namun, jenis penyakit ini langka dan biasa terjadi pada anak-anak.

Kanker ini terjadi akibat saat sel-sel retina tumbuh cepat sehingga merusak jaringan di sekitarnya. Oleh karena itu, akan menyebabkan terganggunya retina.

Penyebab retinoblastoma karena perubahan atau mutasi pada gen RB1 sehingga sel-sel tadi tumbuh cepat. Sel-sel kanker ini juga bisa menyebar ke organ lain.

3. Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah gangguan retina yang menyebabkan penderita mengalami rabun senja serta penurunan fungsi penglihatan yang berkembang secara bertahap dan berakhir pada kebutaan. Pada penderita Retinitis Pigmentosa, sel fotoreseptor secara bertahap akan mati terutama sel batang yang disebabkan kelainan genetik.

Keluhan utama yang sering dijumpai ialah sulit melihat di tempat dengan intensitas cahaya yang kurang, atau penglihatan menjadi redup secara perlahan.

4. Degenerasi Makula

Age-related macular degeneration (AMD) atau Degenerasi Makula merupakan penyakit retina akibat adanya kerusakan pada pusat retina. Jadi, penderita akan merasakan gangguan pandangan menjadi kabur, buram yang dimulai dari tengah penglihatan.

Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, menyetir atau mengenali wajah orang. Penyebab Degenerasi Makula belum diketahui pasti.

Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti pertambahan usia, genetik, dan lingkungan.

Baca Juga: Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!

5. Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetik adalah penyakit retina akibat komplikasi penyakit diabetes. Secara perlahan, kadar gula darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah, termasuk di retina mata.

Pada tahap yang lebih lanjut muncul penyumbatan atau kebocoran pembuluh darah, serta membuat retina membentuk pembuluh darah baru untuk mencukupi kebutuhan darah. Sayangnya, pembuluh darah baru yang terbentuk tidak berkembang secara sempurna, tipis dan mudah pecah.

Kondisi ini mengakibatkan penglihatan menjadi gelap atau kabur, muncul floaters, dan terganggu.

6. Retinopathy of Prematurity (ROP)

Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit retina yang terjadi pada bayi prematur. ROP terjadi saat perkembangan pembuluh darah di bola mata bayi premature tidak sempurna sehingga menyebabkan terbentuknya pembuluh darah abnormal.

Nah, pembuluh darah abnormal ini umumnya lemah dan mudah pecah, sehingga menyebabkan pendarahan pada retina.

7. Oklusi Vena Retina

Retinal vein occlusion adalah kondisi ketika pembuluh darah di retina tersumbat, sehingga aliran darah tidak lancar. Akibatnya, cairan dan darah bisa menumpuk di retina yang dapat menyebabkan penglihatan buram hingga kehilangan penglihatan secara tiba-tiba.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut, terutama jika memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah kesehatan lain yang memengaruhi aliran darah. Gejalanya bisa berupa pandangan kabur, bentuk objek terlihat bengkok atau tidak jelas, munculnya bintik hitam atau garis melayang di penglihatan, hingga kehilangan penglihatan secara mendadak.

8. Achromatopsia

Achromatopsia adalah kelainan genetik sejak lahir yang membuat seseorang tidak bisa melihat warna. Kondisi ini terjadi karena gangguan pada sel-sel retina yang bertanggung jawab untuk melihat warna dan cahaya redup.

Pada penderita achromatopsia, penglihatan bergantung pada sel batang, yang hanya memungkinkan melihat dalam hitam, putih, dan abu-abu.

Diagnosis Penyakit Retina

Sebelum dokter mendiagnosis, ada beberapa tahapan yang dapat Anda lakukan saat pemeriksaan retina mata seperti berikut.

1. Dokter Akan Menanyakan Keluhan Penderita

Pertama, dokter akan menanyakan kepada penderita gejala yang dialami. Apakah ada pandangan yang buram? Bintik-bintik yang melayang atau pandangan gelap? Apakah ada kilatan cahaya?

Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan penderita. Terutama bila penderita memiliki penyakit penyerta atau riwayat gangguan retina mata di keluarga.

2. Proses Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, melalui pemeriksaan fisik. Prosedurnya diawali dengan dokter memberikan obat tetes mata khusus untuk melebarkan pupil.

Fungsinya agar dokter dapat melihat bagian dalam mata dengan mudah. Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian belakang mata.

Biasanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit agar pupil terbuka sempurna. Sebenarnya ada 3 jenis cara pemeriksaan oftalmoskopi mulai dari oftalmoskopi langsung, tidak langsung, dan oftalmoskopi slit lamp.

Metode yang paling sering digunakan saat ini, yakni oftalmoskopi slit lamp. Pada pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp dilakukan dengan sebuah alat pemeriksaan khusus.

Lalu, Anda duduk di depan sebuah alat pemeriksaan khusus. Letakkan dagu dan dahi Anda pada perangkat itu agar posisi kepala bisa stabil.

Dokter akan mendekatkan lensa kecil dan mikroskop pada alat pemeriksa tersebut ke mata untuk melihat bagian belakang mata Anda. Sebagian orang akan merasa sedikit tidak nyaman (silau) selama pemeriksaan, namun tidak menyakitkan.

Jika dokter menyarankan, pemeriksaan ini penting dilakukan. Fungsinya untuk mengetahui gejala awal dari kerusakan retina, saraf optik, atau pembuluh darah.

Dengan demikian, penanganan dini dilakukan untuk mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi berat. Selain pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp ada juga pemeriksaan penunjang lain yang dapat dijalani, seperti USG mata, Optical coherence tomography (OCT), Tes Amsler grid, tes genetik, serta angiografi mata.

Cara Mengatasi Penyakit Retina

Pengobatan penyakit retina bergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit yang dialami. Tujuan pengobatannya bisa untuk menghentikan penyakit atau memperlambat perkembangan penyakit tersebut. Beberapa jenis perawatan yang umum dilakukan meliputi prosedur bedah, perawatan dengan laser, dan penyuntikan obat ke dalam atau sekitar mata.

Salah satu prosedur bedah yang sering dilakukan adalah vitrektomi, yang digunakan untuk mengatasi masalah retina seperti:

  • Retina terlepas.
  • Kerutan pada makula (epiretinal membrane).
  • Lubang pada makula.
  • Cedera mata, seperti benda asing yang masuk ke mata.
  • Infeksi mata.

Selain itu, suntikan obat yang dimasukkan ke dalam bagian vitreous (bagian dalam mata) digunakan untuk mengobati kondisi seperti:

  • Degenerasi makula terkait usia basah (wet AMD).
  • Retinopati diabetik tingkat lanjut.
  • Edema makula akibat berbagai penyebab.
  • Infeksi pada mata.
  • Penyakit radang pada mata.

Perawatan menggunakan laser berfungsi untuk mengatasi masalah seperti:

  • Pembuluh darah yang tumbuh pada tempat yang tidak seharusnya.
  • Robekan pada retina.
  • Retinopati serosa sentral.
  • Edema makula.

Selain itu, beberapa prosedur lain digunakan untuk mengatasi detasemen retina, di antaranya:

  • Operasi scleral buckle: Prosedur di mana dokter menjahit potongan silikon di bagian luar mata untuk memberikan tekanan pada mata.
  • Cryoplexy: Menggunakan suhu sangat dingin untuk menciptakan parut yang menutup robekan atau detasemen.
  • Pneumatic retinopexy: Prosedur di mana gelembung gas disuntikkan ke dalam mata untuk menahan retina di tempatnya, seringkali dikombinasikan dengan cryotherapy atau laser.

Baca Juga: Kenali Anatomi Mata Manusia Beserta Fungsinya

Penyakit retina mata bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kualitas penglihatan seseorang. Di Ciputra SMG Eye Clinic, menyediakan layanan khusus untuk mendeteksi dan menangani berbagai penyakit retina, seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan retina berlubang.

Dengan menggunakan teknologi terkini dan tenaga medis yang berpengalaman, kami dapat memberikan diagnosis yang akurat dan perawatan yang sesuai, guna membantu Anda menjaga kesehatan mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Jangan tunggu sampai gejalanya semakin parah, segera kunjungi Ciputra SMG Eye Clinic untuk pemeriksaan mata secara menyeluruh.

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Cleveland Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
  • Mayo Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
gangguan retina mataretina mata
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Fungsi Retina Mata, Risiko Penyakit, dan Cara Merawatnya

Senin, 22 Februari 2021 by Defa
retina mata

Fungsi retina mata yang utama, yaitu menangkap cahaya, mengubahnya menjadi sinyal listrik, dan mengirimkan informasi visual ke otak untuk diterjemahkan menjadi gambar. Untuk menjaga kesehatannya, diperlukan pola makan bergizi, perlindungan dari paparan sinar UV, serta pemeriksaan mata rutin karena jika diabaikan, berbagai gangguan seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, atau ablasi retina bisa terjadi.

Pernahkah Anda berpikir bagaimana mata bisa melihat dunia dengan begitu jelas? Proses penglihatan dimulai ketika cahaya masuk melalui kornea, melewati lensa, lalu difokuskan ke retina di bagian belakang mata.

Retina berperan sebagai “kamera” alami yang menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak melalui saraf optik. Tanpa retina yang sehat, penglihatan bisa terganggu, bahkan berisiko menyebabkan kebutaan.

Hal ini karena perannya yang sangat penting sehingga menjaga kesehatan retina menjadi hal yang tidak boleh diabaikan.

Bagian Mata Manusia

Mata manusia adalah organ yang kompleks, di mana setiap bagian saling terhubung dan memiliki peran penting dalam proses penglihatan. Mulai dari bagian depan, tengah, hingga belakang mata, semuanya bekerja sama untuk menangkap dan memproses cahaya agar kita dapat melihat dengan jelas.

Berikut adalah anatomi mata beserta fungsinya:

1. Kornea

Kornea adalah lapisan bening di bagian depan bola mata yang berfungsi melindungi mata dari kotoran, bakteri, dan partikel berbahaya lainnya. Selain itu, kornea juga berperan dalam menyaring sinar UV serta membantu memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.

Meskipun tidak memiliki pembuluh darah, kornea sangat sensitif terhadap rasa sakit dan rentan terhadap gangguan.

Baca Juga: 7 Penyebab Mata Buram Sebelah Secara Mendadak

2. Iris

Iris merupakan selaput berwarna yang terletak tepat di belakang kornea. Warna iris ditentukan oleh jumlah pigmen yang dimilikinya. Iris juga mengontrol ukuran pupil untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke mata.

3. Pupil

Pupil, yaitu bagian hitam di tengah mata yang berfungsi sebagai pintu masuk cahaya. Ukuran pupil dapat berubah tergantung pada kondisi pencahayaan, yaitu mengecil dalam cahaya terang (2-4 mm) dan membesar dalam kondisi gelap (4-8 mm).

4. Sklera

Sklera adalah bagian putih pada mata yang berfungsi sebagai pelindung dan penopang bola mata. Enam otot mengelilingi sklera untuk membantu pergerakan mata ke berbagai arah tanpa perlu menggerakkan kepala.

5. Konjungtiva

Konjungtiva merupakan selaput transparan yang melapisi bagian depan mata, kecuali kornea, serta bagian dalam kelopak mata. Fungsinya adalah melindungi mata dari iritasi dan infeksi.

6. Lensa

Lensa mata terletak di belakang iris dan pupil. Bentuknya transparan dan fleksibel sehingga memungkinkan cahaya yang masuk untuk dibiaskan dan difokuskan ke retina agar menghasilkan penglihatan yang tajam.

7. Vitreus (Badan Kaca)

Vitreus adalah cairan seperti gel yang mengisi bagian dalam bola mata, dari belakang lensa hingga ke dinding belakang mata. Fungsinya, yaitu mempertahankan bentuk mata dan menahan retina agar tetap pada posisinya.

8. Retina

Retina merupakan lapisan tipis yang peka terhadap cahaya dan berada di bagian belakang mata. Fungsinya adalah menangkap cahaya yang masuk dan mengubahnya menjadi impuls listrik yang dikirim ke otak melalui saraf optik.

Jika retina mengalami gangguan, penglihatan bisa terganggu atau bahkan hilang.

9. Makula

Makula, yaitu bagian kecil di retina yang berperan dalam penglihatan sentral, memungkinkan kita melihat objek dengan jelas dan detail, seperti saat membaca atau mengenali wajah seseorang.

10. Saraf Optik

Saraf optik berfungsi sebagai jalur penghubung antara mata dan otak. Semua informasi visual yang ditangkap oleh retina akan dikirim ke otak melalui saraf ini untuk diinterpretasikan menjadi gambar yang dapat kita lihat.

Cara Kerja Retina Mata

Pernahkah Anda berpikir bagaimana cara kerja retina mata? Proses penglihatan melibatkan berbagai bagian mata yang bekerja sama, mulai dari bagian depan hingga belakang.

Retina berperan penting dalam menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal yang dikirim ke otak. Berikut adalah urutan cara kerja mata:

  • Cahaya masuk ke mata melalui kornea, yang berfungsi memfokuskan cahaya agar dapat diteruskan ke bagian mata lainnya.
  • Cahaya melewati pupil, yang ukurannya diatur oleh iris untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata.
  • Cahaya diteruskan ke lensa mata, di mana lensa dan kornea bekerja sama untuk memfokuskan cahaya ke retina.
  • Cahaya mencapai retina, dan sel-sel reseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik.
  • Sinyal dikirim ke otak melalui saraf optik, lalu otak menginterpretasikan sinyal tersebut menjadi gambar yang dapat kita lihat.

Proses ini berlangsung sangat cepat, memungkinkan kita melihat dunia dengan jelas dan berwarna. Karena itu, menjaga kesehatan retina sangat penting agar fungsi penglihatan tetap optimal.

Baca Juga: Penyebab Mata Gatal dan Merah Serta Penanganan

Gangguan pada Retina

Berikut beberapa jenis gangguan pada retina yang umum terjadi:

  • Robekan Retina: Terjadi saat vitreous menyusut dan menarik retina hingga robek. Gejalanya meliputi kilatan cahaya dan bayangan melayang (floaters).
  • Ablasi Retina: Cairan masuk melalui robekan retina, menyebabkan lapisan retina terangkat. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan kebutaan.
  • Retinopati Diabetik: Kerusakan pembuluh darah retina akibat diabetes, menyebabkan pembengkakan dan gangguan penglihatan.
  • Membran Epiretinal: Lapisan tipis seperti selaput di atas retina yang membuat penglihatan kabur atau bergelombang.
  • Lubang Makula: Celah kecil di bagian tengah retina yang menyebabkan pandangan buram atau titik buta di pusat penglihatan.
  • Degenerasi Makula: Kerusakan pada makula yang menyebabkan pandangan kabur atau titik buta, umumnya akibat penuaan.
  • Retinitis Pigmentosa: Penyakit bawaan yang merusak retina secara bertahap sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan malam dan tepi.

Cara Menjaga Kesehatan Retina

Agar penglihatan tetap jernih, kesehatan retina harus dijaga dengan baik. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Rutin Periksa Mata: Lakukan pemeriksaan mata setiap 1–2 tahun atau lebih sering jika memiliki kondisi seperti diabetes.
  • Jaga Pola Makan dan Berat Badan: Konsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah, dan ikan, serta jaga berat badan agar tetap ideal.
  • Gunakan Pelindung Mata: Pakai kacamata saat beraktivitas yang berisiko, seperti olahraga atau pekerjaan dengan bahan berbahaya.
  • Hindari Paparan Cahaya Berlebih: Gunakan kacamata hitam berpelindung UV dan hindari melihat langsung cahaya terang seperti api las.
  • Perhatikan Perubahan Penglihatan: Jika penglihatan mulai kabur, muncul bintik, atau terasa tidak nyaman, segera periksakan ke dokter mata.

Biaya Operasi Retina Mata

Operasi retina biasanya diperlukan bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat kerusakan retina. Beberapa kondisi yang bisa memerlukan tindakan operasi antara lain:

  • Ablasio retina (retina terlepas)
  • Retinopati diabetik (kerusakan retina akibat diabetes)
  • Degenerasi makula (penurunan fungsi makula)
  • Macular hole (lubang kecil di makula)
  • Retinoblastoma (kanker mata pada anak-anak)

Biaya operasi retina bisa bervariasi tergantung pada tempat pelaksanaannya, baik di klinik mata maupun rumah sakit, serta jenis tindakan yang diperlukan. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis mata, terutama ahli Vitreo-Retina yang khusus menangani gangguan pada retina.

Sebelum operasi, dokter biasanya akan melakukan skrining retina guna menilai kondisi retina secara menyeluruh. Pemeriksaan ini bisa meliputi tes penglihatan, tes lapang pandang, dan funduskopi.

Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti tes Amsler Grid, Optical Coherence Tomography (OCT), angiografi, serta radiologi (USG, CT scan, MRI) dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.

Baca Juga: Mata Minus atau Rabun Jauh: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Bila Anda mengalami gangguan penglihatan atau memiliki faktor risiko terhadap penyakit retina, segera konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra SMG Eye Clinic menyediakan layanan lengkap dengan teknologi terkini serta tim dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai gangguan retina.

Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi lebih lanjut demi kesehatan mata yang optimal.

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Mayo Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
  • Cleveland Clinic. Retina. Februari 2025.
retina mata
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Bagaimana Operasi Katarak? Ini Hal yang Harus Anda Tahu

Kamis, 15 Oktober 2020 by Defa
operasi katarak

Operasi katarak adalah salah satu metode pengobatan dengan prosedur bedah yang bertujuan untuk mengatasi penyakit katarak melalui pengangkatan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa mata buatan yang bening.

Katarak adalah penyakit mata yang terjadi akibat kekeruhan pada lensa mata sehingga menghalangi penglihatan. Pandangan mata akan terlihat tidak jelas, berkabut atau buram karena lensa mata mengeruh. Umumnya kasus katarak terjadi pada lansia terkait proses penuaan.

Meskipun begitu, katarak bisa terjadi pada siapa saja dan tidak menutup kemungkinan pada usia muda, seperti remaja dan anak-anak. Operasi menjadi terapi utama untuk mengembalikan fungsi penglihatan, dan ini berkaitan dengan kualitas hidup di masa depan.

Pada operasi katarak, lensa alami yang keruh akan diangkat dan diganti dengan lensa tiruan. Lensa tiruan ini terbuat dari silikon atau plastik. Lensa tiruan dimasukkan untuk mengambil alih fokus penglihatan.

Orang yang Direkomendasikan untuk Operasi Katarak

Tidak semua katarak perlu operasi. Pada beberapa orang, memiliki katarak tetap bisa melihat dengan baik jika mereka memakai kacamata sesuai resep dokter, atau mengandalkan pencahayaan yang lebih terang.

Tapi, perlu diwaspadai saat katarak semakin memberat, dapat menyebabkan lebih banyak gejala. Anda akan merasakan penglihatan yang berkabut, redup, atau kabur.

Tak hanya itu, Anda juga memiliki penglihatan ganda saat Anda melihat sesuatu melalui mata dengan katarak. Masalah ini dapat membuat Anda sulit membaca, bekerja di komputer, dan melakukan aktivitas lain yang membutuhkan penglihatan jernih.

Salah satu keluhan yang dirasakan, Anda mungkin memiliki penglihatan yang buruk dan merasa lebih sulit untuk mengemudi saat gelap di malam hari. Anda juga lebih sensitif terhadap silau dari lampu.

Seseorang dengan katarak tingkat lanjut bahkan bisa gagal tes penglihatan pada ujian mengemudi. Katarak bisa membuat Anda lebih sensitif terhadap silau dari sinar matahari.

Anda akan melihat lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang. Hal ini membuat Anda tidak ingin ke luar ruangan terlalu lama. Bahkan membuat Anda lebih sulit untuk berolahraga, seperti ski atau golf.

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, operasi dapat membantu. Selain itu, pada katarak yang derajatnya sudah berat dapat muncul komplikasi lanjutan seperti peningkatan tekanan bola mata atau glaukoma, serta radang akibat material lensa yang mencair.

Baca Juga: Katarak Diabetik, Komplikasi Diabetes pada Penglihatan

Persiapan Operasi Katarak

1 atau 2 minggu sebelum tindakan, dokter akan melakukan beberapa tes untuk menilai parameter dan bentuk mata Anda. Biasanya dilakukan biometri untuk pengukuran bagian kornea dan lensa.

Dengan cara ini bertujuan untuk mengetahui jenis lensa yang cocok digunakan pasien. Dokter akan memberi tahu jenis-jenis lensa yang sesuai untuk pasien.

Selanjutnya saat konsultasi pre operatif, dokter juga akan memastikan apakah ada riwayat alergi sedang mengonsumsi obat tertentu dan riwayat penyakit lain.

Adapun beberapa jenis lensa yang digunakan saat operasi katarak. Di antaranya:

1. Lensa Monofokal

Lensa monofokal adalah jenis lensa yang paling sering digunakan dalam operasi katarak. Lensa ini hanya memiliki satu titik fokus, jadi biasanya disesuaikan untuk melihat objek yang jauh, menengah, atau dekat.

Kebanyakan orang memilih untuk mengatur fokus pada jarak jauh, seperti saat berjalan, mengemudi, atau melihat benda dari kejauhan. Namun, untuk aktivitas seperti membaca atau melihat objek dekat, kacamata biasanya tetap dibutuhkan.

2. Lensa Torik

Lensa torik dirancang khusus untuk orang yang memiliki astigmatisme, yaitu kondisi di mana mata tidak bisa fokus secara merata di semua arah. Lensa ini memiliki kekuatan yang berbeda di beberapa sisi sehingga bisa membantu mengoreksi penglihatan yang tidak seimbang.

Lensa torik perlu dipasang dengan arah yang tepat agar astigmatisme bisa dikoreksi dengan maksimal.

3. Lensa Multifokal

Lensa multifokal memungkinkan penglihatan yang jelas baik untuk jarak dekat maupun jauh. Lensa ini terbagi dalam beberapa zona dengan kekuatan fokus yang berbeda-beda.

Dengan begitu, dapat membantu pasien melihat dengan baik tanpa perlu kacamata, baik untuk aktivitas seperti membaca atau melihat benda dari kejauhan.

4. Lensa Light Adjustable

Lensa Light Adjustable adalah lensa yang bisa diatur setelah operasi katarak. Keunggulannya adalah lensa ini bisa disesuaikan sesuai kebutuhan penglihatan setelah operasi sehingga pasien dapat “mencoba” dan menentukan penglihatan mana yang paling nyaman.

Lensa ini terbuat dari bahan khusus yang bisa diubah sesuai preferensi pasien hingga penglihatan yang diinginkan tercapai.

Prosedur Operasi Katarak

Saat operasi katarak, dokter akan memberikan obat bius tetes mata sehingga Anda tidak akan merasa sakit. Anda akan terjaga selama prosedur ini karena anestesi lokal yang membuat daerah mata akan baal selama operasi.

Jika merasa cemas saat operasi, dokter akan memberikan obat penenang untuk membantu Anda rileks. Dokter akan membuat sayatan kecil di kornea mata Anda.

Melalui celah ini, akan memasukkan alat kecil untuk menghancurkan katarak dan dengan lembut menyedotnya. Selanjutnya, akan dipasang lensa tiruan baru, yang terbuat dari plastik, silikon, atau akrilik, dan menutup luka pada kornea.

Durasi operasi antara 15-30 menit. Biasanya setelah operasi, Anda sudah bisa pulang dan tidak perlu menginap di rumah sakit.

Namun, perlu sesorang untuk membantu mengantar Anda pulang ke rumah. Bagaimana jika Anda memiliki katarak di kedua mata? Anda mungkin akan menjalani dua operasi terpisah, biasanya berjarak beberapa minggu. Ini memberi kesempatan pada mata pertama untuk sembuh.

Operasi katarak dibagi menjadi beberapa jenis. Setiap jenis dipilih berdasarkan kasus penglihatan pasien. Berikut penjelasannya:

1. Phacoemulsification

Phacoemulsification adalah metode operasi katarak yang paling umum digunakan. Prosedur ini melibatkan penggunaan alat ultrasound berfrekuensi tinggi untuk menghancurkan lensa mata yang berkabut (katarak) menjadi potongan-potongan kecil.

Potongan lensa tersebut kemudian disedot keluar melalui sayatan kecil, dan lensa buatan ditanamkan di tempatnya. Metode ini cepat, minimal invasif, dan memungkinkan penyembuhan yang lebih cepat.

Baca Juga: Persamaan Lasik Mata dan Operasi Katarak, Jangan Keliru!

2. Ekstrakapsular

Operasi ekstrakapsular dilakukan dengan mengangkat bagian depan lensa yang berkabut, tetapi menyisakan kapsul belakangnya untuk menopang lensa buatan yang akan dipasang.

Prosedur ini melibatkan sayatan yang lebih besar dibandingkan phacoemulsification dan biasanya digunakan untuk katarak yang sudah sangat parah atau keras.

Masa pemulihannya sedikit lebih lama, tetapi metode ini masih sering digunakan dalam kasus tertentu.

3. Intrakapsular

Operasi intrakapsular merupakan metode yang lebih jarang digunakan, di mana seluruh lensa beserta kapsulnya diangkat dari mata melalui sayatan yang lebih besar. Setelah lensa diangkat, lensa buatan akan dipasang di depan iris.

Teknik ini biasanya hanya digunakan jika kondisi mata pasien tidak memungkinkan prosedur yang lebih umum, seperti dalam kasus trauma berat pada mata.

4. Operasi Katarak Laser (Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery)

Operasi katarak laser adalah metode canggih yang menggunakan laser femtosecond untuk melakukan beberapa langkah kritis dalam operasi katarak, seperti membuat sayatan, melembutkan lensa yang berkabut, dan mempersiapkan kapsul lensa untuk implantasi.

Teknologi laser ini memberikan akurasi dan presisi yang lebih tinggi, sehingga operasi lebih aman dan hasilnya lebih baik. Prosedur ini sering dianggap sebagai alternatif yang lebih modern dibandingkan dengan metode tradisional.

Efek Samping Operasi Katarak

Efek samping jarang terjadi akibat operasi katarak, tetapi beberapa risiko yang dapat terjadi adalah sebagai berikut.

  • Mata kering
  • Infeksi mata atau bengkak
  • Peningkatan sementara tekanan mata 12-24 jam setelah operasi
  • Gangguan syaraf mata

Terkadang juga setelah operasi katarak, Anda akan menemukan bahwa semuanya mulai terlihat keruh lagi. Itu terjadi karena kapsul lensa bagian mata Anda yang menahan lensa buatan baru Anda mulai menebal.

Anda mungkin mendengar dokter Anda menyebut ini dengan nama medisnya, yaitu kekeruhan kapsul posterior. Masalahnya mungkin tidak langsung muncul.

Anda akan menyadarinya berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. Dokter mungkin menyarankan prosedur yang disebut kapsulotomi laser Nd-YAG untuk memperbaikinya.

Tindakan ini memakan waktu beberapa menit dan tidak menimbulkan rasa sakit. Dokter Anda akan menggunakan laser untuk menghilangkan kapsul lensa yang keruh sehingga cahaya dapat masuk melalui lensa buatan Anda secara maksimal. Cara ini akan menjernihkan penglihatan Anda yang buram.

Setelah Operasi Katarak

Mata Anda akan terasa mengganjal beberapa hari setelah operasi katarak. Dalam waktu tidak lama, Anda akan dapat melihat dengan jelas.

Dokter akan memberi Anda obat tetes mata untuk mencegah infeksi. Anda harus beristirahat selama beberapa hari.

Ada beberapa pantangan setelah operasi katarak yang sebaiknya Anda lakukan, yaitu:

  • Dilarang mengemudi
  • Duduk jangan membungkuk
  • Hindari mengangkat barang berat
  • Jangan menekan mata.
  • Pakai pelindung mata saat tidur dan mandi
  • Hindari aktivitas yang memicu debu atau kotoran
  • Jangan gunakan riasan mata
  • Hindari olahraga berat
  • Dilarang berenang
  • Hindari paparan langsung sinar matahari

Biasanya pada 4-6 minggu setelah operasi, mata Anda akan sembuh total dan sekitar 90% orang melihat secara optimal. Jadi, sekarang sudah terbayang bagaimana rasanya operasi katarak bukan?

Baca Juga: Katarak pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Biaya Operasi Katarak di Ciputra SMG Eye Clinic

Ciputra SMG Eye Clinic menawarkan berbagai pilihan jenis lensa, mulai dari standar hingga premium, untuk operasi katarak. Biaya operasi katarak di klinik ini bervariasi tergantung jenis lensa yang dipilih.

Untuk Paket Lensa Zircon A, biaya operasi per mata adalah Rp18.000.000. Jika memilih Paket Lensa Monofocal Toric, harganya Rp28.000.000 per mata.

Sedangkan untuk Paket Lensa Multifocal, biayanya mencapai Rp30.000.000 per mata. Bagi Anda yang menginginkan Paket Lensa Multifocal Toric, biaya operasi per mata adalah Rp39.000.000.

Jika Anda membutuhkan operasi katarak, Ciputra SMG Eye Clinic menjadi pilihan yang tepat. Klinik mata ini memiliki lensa berkualitas dan tim dokter berpengalaman sehingga hasilnya memuaskan.

Jadi tunggu apalagi? Segera konsultasikan kondisi mata Anda di Ciputra SMG Eye Clinic.

Review oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source

  • WebMD. Top Causes of Eye Problems. Desember 2024.
  • Centre For Sight. Types Of Cataract Lenses. Desember 2024.
katarak
Read more
  • Published in Katarak
No Comments

9 Cara Ampuh Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Jumat, 05 Juni 2020 by Defa
5 Cara Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Cara mencegah mata lelah akibat gadget penting untuk diketahui dan dilakukan sejak dini agar terhindar dari masalah kesehatan mata yang lebih serius, seperti mata minus. Berbagai langkah pencegahan tersebut tidak luput dari pengaturan cahaya hingga lamanya menggunakan gadget.

Mata lelah akibat penggunaan gadget secara berlebihan telah menjadi masalah umum yang sering dihadapi. Kondisi ini dapat memengaruhi kenyamanan dan kinerja sehari-hari.

Namun, dengan beberapa langkah sederhana, Anda dapat mengatasi mata lelah akibat gadget dengan mudah.

Pengertian dan Penyebab Mata Lelah

Mata Lelah adalah kondisi di mana mata merasa lelah, tegang, atau tidak nyaman setelah penggunaan yang berlebihan, terutama melihat layar gadget atau komputer dalam waktu yang lama. Penyebab utama mata lelah akibat gadget adalah tegangnya otot bola mata yang terus menerus berusaha membaca teks dan gambar di layar, disertai dengan penurunan frekuensi kedipan mata.

Hal ini menyebabkan mata terfokus pada layar cenderung berkedip lebih lambat dari biasanya yang dapat menyebabkan gejala, seperti sakit kepala, mata kering, silau, pandangan buram atau berbayang, serta nyeri pada leher, bahu, dan punggung.

Baca Juga: Ternyata Ini 10 Arti kedutan Mata Kiri Atas dari Sisi Medis

Cara Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Agar mata lelah tidak bertambah parah, Anda bisa mencoba beberapa langkah pencegahan di bawah ini:

1. Ikuti Aturan 20-20-20

Saat Anda terpaku pada layar gadget untuk jangka waktu yang lama, mata bekerja keras dan terus-menerus berfokus pada objek yang sama. Untuk memberi mata istirahat, praktikkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan Anda dari layar dan fokuskan pada objek yang berjarak sekitar 20 kaki selama 20 detik.

Cara ini membantu mengurangi kelelahan mata dan memberi kesempatan pada mata untuk beristirahat sejenak. Selain itu, pastikan posisi layar gadget Anda juga tepat. Layar sebaiknya berjarak sekitar 25 inci dari mata Anda dan sedikit di bawah tingkat mata.

9 Cara Ampuh Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Pencahayaan tinggi pada gadget memengaruhi spektrum cahaya layar sehingga berpotensi mengganggu kenyamanan mata.

2. Atur Pencahayaan

Pencahayaan yang tepat di sekitar Anda dapat membuat perbedaan besar dalam kenyamanan visual. Pastikan ruangan tempat Anda menggunakan gadget memiliki pencahayaan yang cukup, tidak terlalu terang, dan tidak terlalu gelap.

Cahaya yang terlalu terang bisa menyebabkan silau, sedangkan pencahayaan yang terlalu redup bisa memaksa mata untuk bekerja lebih keras. Selain itu, atur juga tingkat kecerahan layar gadget Anda.

Layar yang terlalu terang dapat menyebabkan mata cepat lelah. Jika memungkinkan, pasang layar anti-glare pada monitor Anda untuk mengurangi pantulan cahaya yang mengganggu.

3. Atur Kontras

Kontras yang tepat pada layar monitor juga sangat penting untuk kenyamanan visual Anda. Setiap orang memiliki preferensi kontras yang berbeda-beda, tetapi pastikan untuk tidak mengatur kontras terlalu tinggi.

Hal ini karena bisa membuat mata cepat lelah. Selain itu, coba juga atur suhu warna pada layar Anda. Suhu warna yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa memengaruhi spektrum cahaya yang dipancarkan oleh layar sehingga memengaruhi kenyamanan mata Anda.

Baca Juga: Penyebab Mata Minus Bertambah dan Cara Meminimalkannya

4. Jaga Kelembapan Mata

Mata yang kering dapat membuat Anda merasa tidak nyaman dan meningkatkan risiko kelelahan mata. Untuk menjaga agar mata tetap lembap, ingatlah untuk mengedipkan mata secara teratur saat menggunakan gadget.

Jika Anda merasa mata tetap kering, pertimbangkan untuk menggunakan tetes mata pelembap sesuai kebutuhan. Ini dapat membantu menjaga keseimbangan kelembapan di mata Anda dan mencegah mata lelah akibat kekeringan.

5. Gunakan Kacamata Khusus saat Menggunakan Gadget

Kacamata khusus yang dilengkapi dengan filter cahaya biru atau anti-radiasi dapat membantu mengurangi paparan cahaya berbahaya yang dipancarkan oleh layar gadget.

Cara mencegah mata lelah akibat gadget ini bisa membantu melindungi mata Anda dari kelelahan dan ketegangan yang disebabkan oleh paparan cahaya biru yang berlebihan.

6. Jaga Jarak Pandang Mata ke Layar Gadget

Penting untuk menjaga jarak yang tepat antara mata Anda dan layar gadget. Cobalah untuk menjaga jarak sekitar 25-30 cm antara mata dan layar.

Pastikan layar berada pada tingkat yang sejajar dengan mata Anda. Ini membantu mengurangi tegangan pada otot mata dan mencegah kelelahan mata.

7. Bersihkan Layar Gadget secara Rutin

Debu, noda, dan sidik jari dapat mengganggu pengalaman penggunaan gadget dan membuat Anda cenderung mengernyitkan mata untuk melihat dengan lebih jelas.

Bersihkan layar gadget Anda secara rutin dengan kain mikrofiber yang lembut untuk menghilangkan kotoran dan menjaga visibilitas layar tetap optimal.

8. Atur Ukuran Tulisan pada Gadget

Ukuran tulisan yang terlalu kecil pada layar gadget dapat memaksa mata Anda untuk bekerja lebih keras dan menyebabkan kelelahan. Atur ukuran tulisan pada gadget Anda agar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda.

Pastikan tulisan cukup besar untuk dibaca dengan nyaman tanpa harus memaksakan pandangan. Dengan begitu, Anda bisa membacanya lebih nyaman.

9. Kompres Mata dengan Air Hangat

Setelah penggunaan gadget yang lama, Anda dapat istirahatkan kelelahan mata dengan mengompres mata menggunakan kain bersih yang dibasahi air hangat.

Cara mencegah mata lelah akibat gadget ini dapat membantu meredakan tegangan pada otot mata dan meningkatkan sirkulasi darah di sekitar mata.

Baca Juga: 10 Cara Menjaga Kesehatan Mata agar Tetap Sehat dan Jernih

Demikianlah beberapa cara mengatasi mata lelah yang dapat Anda lakukan sehari-hari. Bila Anda mengalami mata lelah dan tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis mata profesional di Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Di CSEC, Anda dapat melakukan perawatan rutin hingga LASIK.

Apabila Anda ingin melakukan serangkaian tersebut, bisa melihat jadwal dokter dan membuat janji lebih mudah melalui WhatsApp. Mari percayakan kesehatan mata Anda dan keluarga dengan Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC).

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Mayo Clinic. Eyestrain. Diakses 2024.
  • All About Vision. Computer Eye Strain – 10 Steps for Relief. Diakses 2024.
akibat gadgetkesehatan matamata lelah
Read more
  • Published in Featured Article, Mata
No Comments

Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Sabtu, 25 April 2020 by Defa
Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Mata minus adalah salah satu gangguan di mana mata memiliki kesulitan dalam memfokuskan cahaya pada titik fokus yang tepat di belakang retina. Kondisi mata minus bisa disebabkan berbagai faktor, mulai dari genetik hingga gaya hidup.

Kondisi mata minus tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab, kondisi mata minus membuat ketidaknyamanan dalam penglihatan seseorang. Penyebabnya, bukan cuma soal gaya hidup yang tidak sehat, tapi diantaranya dianggap terkait dengan faktor keturunan atau biasa disebut dengan faktor genetik.

Penyebab Kondisi Mata Minus

Mata minus atau miopia adalah kondisi mata di mana seseorang memiliki kesulitan dalam melihat objek yang jauh, sementara penglihatan objek yang dekat masih relatif baik.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh panjang bola mata yang lebih panjang dari biasanya atau kornea yang terlalu melengkung. Gejala yang biasa terjadi pada mata minus meliputi kesulitan dalam melihat jarak yang jauh dengan jelas, sering mengedipkan mata, menggosok mata secara berlebihan, sakit kepala, dan ketegangan pada area sekitar mata.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus, Sudah Tahu?

Ketika mengalami gejala ini, seseorang mungkin merasa perlu untuk memicingkan mata atau mendekatkan objek untuk melihat dengan lebih jelas. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang, terutama jika tidak ditangani dengan tepat melalui koreksi penglihatan yang sesuai.

Kondisi mata minus bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Genetik

Faktor genetik adalah salah satu penyebab utama miopia (mata minus). Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami miopia, ada kemungkinan besar anak-anak mereka juga akan mengembangkan kondisi yang sama.

Penelitian menunjukkan bahwa miopia memiliki komponen hereditas yang kuat. Gen-gen tertentu dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bola mata yang pada akhirnya menentukan apakah seseorang akan mengalami miopia.

Mutasi atau variasi dalam gen-gen ini dapat menyebabkan bola mata menjadi lebih panjang dari normal sehingga cahaya yang masuk difokuskan di depan retina, bukan langsung di atasnya.

Selain itu, kombinasi beberapa gen yang berbeda juga dapat berinteraksi dan meningkatkan risiko miopia. Dalam keluarga dengan riwayat miopia, penting untuk memonitor perkembangan mata anak-anak dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin.

Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Lasik mata menjadi prosedur yang efektif menghilangkan mata minus dengan cepat.

2. Jarang Melakukan Aktivitas di Luar Ruangan

Aktivitas di luar ruangan, terutama saat terpapar sinar matahari sangat penting untuk kesehatan mata. Paparan sinar matahari membantu dalam pembentukan vitamin D yang penting untuk kesehatan mata dan tubuh secara keseluruhan.

Sinar matahari juga membantu dalam pengaturan ritme sirkadian tubuh yang dapat memengaruhi kualitas tidur dan oleh karena itu juga dapat berdampak pada kesehatan mata.

Ketika seseorang jarang berada di luar ruangan, mereka kekurangan paparan sinar matahari yang cukup, yang dapat meningkatkan risiko perkembangan masalah mata, termasuk mata minus.

3. Kebiasaan Membaca Jarak Dekat

Kebiasaan membaca, terutama pada jarak dekat serta tanpa istirahat yang cukup dapat membebani mata secara berlebihan. Saat membaca atau melakukan aktivitas yang memerlukan fokus pada objek yang dekat secara terus-menerus, otot mata akan bekerja keras untuk mempertahankan fokus, dan ini dapat menyebabkan kelelahan mata.

Jika kebiasaan ini terjadi secara teratur tanpa adanya istirahat yang cukup dapat meningkatkan risiko terkena gangguan refraksi seperti mata minus. Oleh karena itu, penting untuk mengambil istirahat secara teratur saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus pada objek yang dekat. Hal ini untuk memberi istirahat pada otot mata dan mencegah kelelahan yang berlebihan.

Baca Juga: Mata Minus Bisa Sembuh Total? Yuk, Coba Cara Ini!

4. Melihat Layar Terlalu Dekat

Penggunaan perangkat elektronik yang terus meningkat, seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer telah membawa dampak signifikan pada kesehatan mata. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar elektronik, terutama dalam jarak dekat menyebabkan mata terus-menerus berfokus pada objek yang dekat.

Kondisi ini memaksa otot mata untuk bekerja lebih keras dan lebih lama yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketegangan pada mata, mata lelah, dan berkembangnya mata minus.

Selain itu, efek sinar biru yang dipancarkan oleh layar elektronik juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah mata, termasuk mata minus. Sebaiknya, gunakan gadget dengan bijak dengan beristirahat sesekali dan memperhatikan jarak pandang.

5. Kekurangan Zat Karoten

Nutrisi memainkan peran penting dalam kesehatan mata, salah satunya zat karotenoid, seperti beta-karoten. Beta-karoten adalah prekursor vitamin A yang dikenal penting untuk kesehatan mata, terutama dalam menjaga kesehatan retina.

Kekurangan zat karotenoid dalam diet dapat menyebabkan berbagai masalah mata, termasuk penurunan ketajaman penglihatan dan risiko terkena kondisi seperti mata minus.

Makanan kaya beta-karoten, seperti wortel, bayam, brokoli, dan paprika, seharusnya menjadi bagian penting dari pola makan sehari-hari untuk menjaga kesehatan mata yang optimal.

Suplemen mungkin juga diperlukan bagi individu yang memiliki risiko kekurangan zat karotenoid dalam diet, tetapi konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Baca Juga: Mata Minus Bukan Penyakit

Demikian informasi mengenai penyebab kondisi mata minus. Umumnya, mata minus diatasi dengan menggunakan lensa kontak dan kacamata agar penglihatan seseorang kembali normal.

Namun, Anda juga bisa menghilangkan mata minus dengan LASIK mata.
LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah prosedur bedah melibatkan penggunaan laser untuk membentuk kembali kornea mata sehingga sinar cahaya dapat difokuskan dengan lebih baik pada retina.

Selama prosedur LASIK, lapisan luar kornea diangkat untuk mengakses jaringan di bawahnya, di mana laser kemudian digunakan untuk mengubah bentuk kornea sesuai dengan kebutuhan koreksi penglihatan. LASIK sering kali memberikan hasil yang cepat dan efektif. Namun, seperti halnya prosedur bedah, LASIK juga memiliki risiko tertentu yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum menjalani prosedur tersebut.

Anda bisa konsultasi seputar lasik di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.

Telah direview oleh dr. Ika Citra Susanti, SpM

Source:

  • Cleveland Clinic. Myopia (Nearsightedness). Diakses 2024.
  • Healthline. Nearsightedness (Myopia). Diakses 2024.

 

kesehatan mata
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Jenis Pemeriksaan Mata Berkala dan Manfaatnya

Senin, 20 April 2020 by Defa
Pemeriksaan mata berkala

Pemeriksaan mata berkala meliputi tes ketajaman visual, tekanan mata, pemeriksaan retina, dan lainnya untuk mendeteksi gangguan sejak dini. Waktu terbaik untuk pemeriksaan mata adalah setidaknya sekali setahun atau lebih sering jika memiliki risiko tertentu.

Sama seperti kesehatan gigi, menjaga kesehatan mata juga memerlukan pemeriksaan rutin. Ini sangat penting, terutama bagi Anda yang memiliki gangguan penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat dan menggunakan kacamata atau lensa kontak setiap hari.

Pemeriksaan mata melibatkan serangkaian tes untuk mengevaluasi ketajaman penglihatan serta mendeteksi adanya penyakit mata. Dokter mata akan menggunakan berbagai alat khusus untuk memeriksa kondisi mata Anda secara menyeluruh.

Selama pemeriksaan, berbagai aspek akan dievaluasi, termasuk kemampuan melihat serta kesehatan mata secara umum dan spesifik.

Apa Itu Pemeriksaan Mata?

Pemeriksaan mata adalah proses untuk mengecek ketajaman penglihatan dan kesehatan mata. Ini penting bagi semua orang, bukan hanya pengguna kacamata atau lensa kontak.

Pemeriksaan bisa dilakukan oleh dokter spesialis mata (ophthalmologist), optometris, atau optician sesuai kebutuhan. Pemeriksaan mata secara berkala akan membantu mendeteksi masalah pada tahap paling awal, yaitu saat dimana jika didapatkan kelainan masih lebih mudah untuk diobati.

Pemeriksaan mata secara rutin memungkinkan dokter untuk mendeteksi perubahan pada penglihatan sejak dini. Jika ada masalah, dokter dapat memberikan saran perawatan, koreksi penglihatan, atau pengobatan yang sesuai.

Seberapa sering Anda perlu memeriksakan mata tergantung pada beberapa faktor, seperti usia, riwayat penyakit tertentu (misalnya diabetes atau hipertensi yang bisa memengaruhi mata), serta adanya gangguan mata yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga: Pemeriksaan Glaukoma Mata

Kapan Sebaiknya Melakukan Pemeriksaan Mata?

Frekuensi pemeriksaan mata bergantung pada usia dan kondisi kesehatan. Anak-anak perlu diperiksa setidaknya sekali antara usia 3-5 tahun, terutama untuk mendeteksi amblyopia.

Penderita diabetes disarankan melakukan pemeriksaan tahunan, sementara mereka yang berisiko tinggi terkena glaukoma, seperti lansia dan orang dengan riwayat keluarga glaukoma, sebaiknya memeriksakan mata setiap dua tahun.

1. Anak-anak 3 Tahun ke Bawah

Untuk anak di bawah 3 tahun, dokter anak biasanya akan memeriksa masalah mata yang umum, seperti mata malas, mata juling, atau mata tidak sejajar. Jika ditemukan tanda-tanda gangguan tersebut, pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan segera, tanpa harus menunggu usia tertentu.

Pemeriksaan mata yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan saat anak berusia 3 hingga 5 tahun.

2. Anak-anak dan Remaja Usia Sekolah

Periksakan mata anak sebelum masuk sekolah. Jika tidak ada tanda gangguan penglihatan atau riwayat keluarga dengan masalah mata, pemeriksaan bisa dilakukan setiap 1-2 tahun.

Namun, bila anak menunjukkan gejala gangguan penglihatan atau membutuhkan kacamata, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan hingga 1 tahun.

3. Orang Dewasa

Secara umum, jika mata Anda sehat dan tidak memiliki gejala gangguan penglihatan, periksakan mata Anda pada jadwal berikut ini:

  • Setiap 5 hingga 10 tahun di usia 20-an dan 30-an
  • Setiap 2 hingga 4 tahun dari 40 menjadi 54
  • Setiap 1 hingga 3 tahun dari 55 hingga 64
  • Setiap 1 atau 2 tahun setelah usia 65
  • Setiap 1 atau 2 tahun setelah usia 65

Jenis Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan mata biasanya berlangsung sekitar 45-90 menit dan mencakup berbagai tes yang dilakukan oleh dokter mata untuk mendeteksi masalah sejak dini. Berikut beberapa jenis pemeriksaan mata yang umum dilakukan:

1. Riwayat Kesehatan Mata

Dokter akan menanyakan apakah Anda memiliki masalah penglihatan, riwayat kesehatan mata dalam keluarga, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, serta apakah Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Informasi ini membantu dokter memahami kondisi mata Anda secara lebih menyeluruh.

Baca Juga: Tanda-Tanda Mata Minus dan Faktor yang Memengaruhi

2. Tes Ketajaman Penglihatan

Tes ini menggunakan bagan huruf atau simbol untuk menilai seberapa jelas Anda dapat melihat pada berbagai jarak. Anda akan diminta membaca huruf atau simbol dari kejauhan dengan menutup satu mata bergantian.

Hasil tes ini akan menentukan apakah Anda memiliki gangguan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme.

3. Pemeriksaan Resep Kacamata atau Lensa Kontak

Jika diperlukan koreksi penglihatan, dokter akan menggunakan alat bernama phoroptor, yang berisi berbagai lensa, untuk menentukan ukuran lensa yang paling sesuai agar penglihatan Anda lebih jelas.

4. Pemeriksaan Respons Pupil terhadap Cahaya

Dokter akan menyinari mata Anda dengan cahaya terang untuk melihat apakah pupil mengecil atau melebar dengan normal. Jika respons pupil tidak sesuai, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada sistem saraf atau kesehatan mata.

5. Tes Penglihatan Samping (Perifer)

Penglihatan perifer sangat penting untuk mendeteksi penyakit seperti glaukoma. Tes ini dilakukan untuk memastikan apakah ada bagian dari penglihatan samping yang terganggu tanpa disadari.

6. Pemeriksaan Gerakan Mata

Dokter akan mengevaluasi bagaimana mata bergerak dan apakah kedua mata bekerja selaras. Jika ada gangguan pada otot mata, ini bisa menyebabkan masalah seperti mata juling atau kesulitan fokus.

7. Pengukuran Tekanan Bola Mata (Tonometri)

Tes ini bertujuan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata yang dikenal sebagai tekanan intraokular. Tekanan yang terlalu tinggi bisa menjadi tanda glaukoma.

Tes ini bisa dilakukan dengan alat yang memberikan hembusan udara ke mata atau dengan menyentuhkan alat kecil ke permukaan mata setelah diberi tetes anestesi.

8. Pemeriksaan Bagian Depan Mata

Dokter akan menggunakan alat bernama slit-lamp, sejenis mikroskop dengan cahaya terang, untuk melihat bagian depan mata seperti kelopak mata, kornea, iris, dan lensa mata. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi adanya katarak, luka pada kornea, atau tanda-tanda infeksi.

9. Pemeriksaan Retina dan Saraf Optik

Untuk melihat kondisi retina dan saraf optik, dokter akan meneteskan cairan khusus ke mata agar pupil melebar. Ini memungkinkan dokter untuk memeriksa tanda-tanda penyakit mata seperti retinopati diabetik, degenerasi makula, atau kerusakan saraf optik akibat glaukoma.

Setelah tes ini, penglihatan Anda mungkin menjadi buram sementara dan lebih sensitif terhadap cahaya.

10. Tes Tambahan

Selain pemeriksaan di atas, dokter mata juga bisa merekomendasikan tes tambahan seperti optical coherence tomography (OCT), foto retina, fluorescein angiography (FA), atau topografi kornea untuk mendapatkan gambaran lebih detail tentang kondisi mata Anda. Pemeriksaan mata yang rutin sangat penting untuk mendeteksi masalah sejak dini dan menjaga kesehatan penglihatan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus, Sudah Tahu?

Menjaga kesehatan mata adalah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. Dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin, Anda bisa mendeteksi dan mencegah berbagai gangguan penglihatan sejak dini.

Jangan tunggu sampai muncul keluhan, jadwalkan pemeriksaan mata Anda sekarang di Ciputra SMG Eye Clinic, pusat layanan kesehatan mata terpercaya dengan teknologi canggih dan tenaga medis profesional.

Source:

  • Cleveland Clinic. Eye Exam. Februari 2025.
  • American Academy of Ophthalmology. Eye Exam and Vision Testing Basics. Februari 2025.
artikel kesehatan
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Mengenal Perbedaan Mata Minus dan Silinder, Apa Saja?

Selasa, 31 Maret 2020 by Defa
perbedaan mata minus dan silinder

Perbedaan mata minus dan silinder terletak pada jenis gangguan penglihatannya. Mata minus membuat penglihatan jauh menjadi buram, sedangkan mata silinder menyebabkan bayangan tampak kabur atau berbayang pada semua jarak.

Pernah merasa kesulitan melihat jauh atau melihat benda tampak berbayang? Bisa jadi itu tanda mata minus atau silinder.

Kedua gangguan ini sering disamakan, padahal penyebab dan cara mengatasinya berbeda. Mata minus membuat penglihatan jauh jadi buram, sedangkan mata silinder menyebabkan bayangan ganda atau kabur di berbagai jarak.

Yuk, kenali beda mata minus dan silinder agar tahu cara mengatasinya dengan tepat!

Apa Itu Mata Minus dan Silinder?

Mata minus adalah gangguan penglihatan yang membuat objek jauh terlihat buram, sementara objek dekat tetap jelas. Kondisi ini terjadi karena bentuk bola mata yang terlalu panjang sehingga cahaya jatuh di depan retina, bukan tepat di atasnya.

Sedangkan mata silinder (astigmatisme) adalah kelainan akibat bentuk kornea atau lensa yang tidak sempurna, menyebabkan penglihatan tampak kabur dan berbayang. Penderita mata silinder biasanya mengalami lebih dari satu titik fokus sehingga objek terlihat tidak jelas di berbagai jarak.

Rabun jauh cenderung dipengaruhi oleh faktor keturunan dan kebiasaan, seperti terlalu sering menatap layar dalam jarak dekat. Sementara itu, mata silinder bisa terjadi sejak lahir atau bersamaan dengan rabun jauh maupun rabun dekat.

Kedua gangguan ini dapat diperiksa melalui tes mata dan dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak, atau prosedur medis seperti operasi Lasik. Mengenali perbedaannya penting agar penanganannya lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan mata Anda.

Baca Juga: Biaya Lasik Mata 2025: Informasi, Perbandingan dan Biaya

Gejala Mata Minus (Rabun Jauh) dan Silindris

Cara mengetahui mata minus dan silinder adalah mengenali gejalanya. Berikut cara membedakan mata minus dan silinder berdasarkan gejala:

Gejala Mata Minus (Rabun Jauh)

Mata minus menyebabkan kesulitan melihat benda yang jauh, sementara objek dekat tetap terlihat jelas. Gejalanya meliputi:

  • Penglihatan buram saat melihat benda jauh sehingga sering mendekatkan diri ke objek.
  • Menyipitkan atau memicingkan mata untuk melihat lebih jelas.
  • Sakit kepala akibat kelelahan mata.
  • Kesulitan melihat saat mengemudi, terutama di malam hari (night myopia).

Rabun jauh biasanya terdeteksi sejak masa kanak-kanak dan sering didiagnosis saat anak mulai bersekolah. Beberapa tanda pada anak yang mengalami rabun jauh antara lain:

  • Sering memicingkan mata.
  • Menonton TV atau melihat layar dari jarak sangat dekat.
  • Sulit mengenali benda atau tulisan dari kejauhan.
  • Sering berkedip berlebihan atau menggosok mata.

Gejala Mata Silinder (Astigmatisme)

Mata silinder terjadi akibat kelengkungan kornea atau lensa yang tidak sempurna, sehingga menyebabkan penglihatan kabur atau berbayang. ciri-Ciri mata silinder meliputi:

  • Penglihatan jauh tampak kabur atau terdistorsi (objek terlihat lebih dari satu fokus).
  • Mata terasa lelah atau tidak nyaman.
  • Sakit kepala akibat ketegangan mata.
  • Kesulitan melihat dengan jelas saat malam hari.
  • Sering menyipitkan mata atau memiringkan kepala untuk mendapatkan fokus yang lebih baik.

Penyebab Mata Minus dan Silinder

Mata minus (miopia) umumnya disebabkan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki mata minus, kemungkinan besar anaknya juga akan mengalami kondisi serupa.

Selain itu, kebiasaan melihat dalam jarak dekat, seperti membaca, menatap layar komputer, atau menggunakan ponsel dalam waktu lama juga bisa memicu mata minus. Miopia biasanya muncul sejak masa kanak-kanak dan dapat memburuk saat anak tumbuh, tetapi cenderung stabil setelah remaja.

Kondisi ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depannya, sehingga penglihatan jauh menjadi buram.

Sementara itu, penyebab mata silinder (astigmatisme) lebih sering karena faktor keturunan, di mana bentuk kornea atau lensa mata tidak sempurna sejak lahir. Selain faktor genetik, tekanan berlebih dari kelopak mata terhadap kornea juga bisa menyebabkan mata silinder.

Mata silinder umumnya bukan akibat penyakit, tetapi bisa muncul karena cedera mata, kelainan bentuk kornea seperti keratoconus, atau komplikasi setelah operasi mata. Akibatnya, cahaya yang masuk tidak fokus pada satu titik, sehingga penglihatan menjadi kabur atau berbayang.

Baca Juga: 10 Alasan Kenapa Harus LASIK di Ciputra SMG Eye Clinic

Pengobatan Mata Minus

Mata minus atau rabun jauh dapat diatasi dengan beberapa metode, mulai dari penggunaan lensa koreksi hingga prosedur bedah. Pengobatan ini bertujuan untuk membantu cahaya masuk dan jatuh tepat di retina, sehingga penglihatan menjadi lebih jelas.

Berikut beberapa cara mengobati mata minus:

1. Menggunakan Lensa Koreksi

Lensa koreksi membantu memperbaiki rabun jauh dengan membiaskan cahaya agar fokus jatuh tepat di retina. Ada dua jenis lensa koreksi yang umum digunakan:

  • Kacamata: Cara paling sederhana dan aman untuk meningkatkan ketajaman penglihatan. Tersedia dalam berbagai jenis, seperti lensa monofokal (untuk satu jarak), bifokal (untuk dua jarak berbeda), dan lensa progresif (multifokal).
  • Lensa Kontak: Diletakkan langsung di permukaan kornea dan tersedia dalam berbagai jenis, seperti soft lens (lunak) dan rigid gas permeable (kaku). Beberapa lensa kontak juga dirancang khusus untuk menangani kombinasi rabun jauh dan silinder.

2. Prosedur LASIK (Laser in Situ Keratomileusis)

Metode ini menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea agar cahaya bisa fokus dengan baik di retina. Dokter mata akan membuat flap tipis di permukaan kornea.

Lalu menghilangkan sebagian jaringan dengan laser untuk meratakan bentuknya. LASIK memiliki pemulihan yang lebih cepat dan nyaman dibandingkan prosedur operasi mata lainnya.

Pengobatan Mata Silinder

Pengobatan mata silinder bertujuan untuk meningkatkan ketajaman penglihatan dan kenyamanan mata. Terdapat dua metode utama yang bisa dilakukan, yaitu menggunakan lensa koreksi atau melalui prosedur bedah refraktif (LASIK).

1. Lensa Koreksi

Lensa koreksi membantu memperbaiki kelengkungan kornea yang tidak rata sehingga cahaya dapat difokuskan dengan benar di retina. Jenis lensa koreksi meliputi:

  • Kacamata: Kacamata dengan lensa silinder dirancang untuk menyesuaikan bentuk kornea yang tidak rata, sehingga menghilangkan efek bayangan dan membuat penglihatan lebih jelas.
  • Lensa Kontak: Lensa kontak juga dapat mengoreksi mata silinder hingga -3 dioptri. Tersedia dalam berbagai jenis, seperti lensa lunak (soft lens), sekali pakai (disposable), pemakaian jangka panjang (extended wear), dan lensa kaku (rigid gas permeable). Namun, pemakaian lensa kontak dalam waktu lama berisiko meningkatkan infeksi mata.

2. Operasi LASIK

Metode LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) dilakukan dengan membuat lipatan tipis (flap) pada kornea, kemudian menggunakan laser untuk meratakan dan menipiskan kornea yang tidak rata. Setelah itu, lipatan kornea dikembalikan ke posisi semula.

Prosedur ini dapat menjadi solusi permanen untuk mengoreksi mata silinder.

Baca Juga: Lasik Mata dengan BPJS Belum Dijamin? Ada 3 Alternatif Lain

Mata minus dan silinder bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat membaca, bekerja di depan layar, atau berkendara. Untungnya, kondisi ini bisa dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak, atau prosedur medis seperti LASIK.

Menjaga kesehatan mata dengan rutin memeriksakan kondisi penglihatan juga penting untuk mencegah gangguan yang lebih serius. Jika Anda ingin mendapatkan pemeriksaan mata menyeluruh atau mempertimbangkan LASIK mata sebagai solusi permanen untuk mengatasi mata minus dan silinder, Anda bisa berkonsultasi dengan ahli di Ciputra SMG Eye Clinic.

Dengan teknologi canggih dan tenaga medis berpengalaman, Anda bisa mendapatkan perawatan terbaik agar mata sehat dan nyaman.

Telah direview oleh dr. Yudisianil E. Kamal SpM(K)

Source:

  • WebMD. What Is Myopia (Nearsightedness)?. Januari 2025.
  • MayoClinic. Nearsightedness. Januari 2025.
  • Medical News Today. What Are The Differences Between Astigmatism and Myopia?. Januari 2025.
kesehatan mata
Read more
  • Published in LASIK
No Comments

Setelah Operasi Katarak: Ini yang harus Dilakukan

Selasa, 31 Maret 2020 by Defa
Mata Katarak apa penyebabnya

Setelah operasi katarak apa yang perlu dilakukan? Pernah terlintas pertanyaan seperti itu? Seperti kita ketahui, penyakit katarak adalah adalah salah satu penyakit mata yang sering diderita seluruh masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Penyakit katarak dapat menimbulkan gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan dan untuk penyembuhannya memerlukan tindakan operasi. Penyembuhan dari operasi ini tidak mengambil waktu yang lama selama Anda mengikuti instruksi pasca operasi dan melakukan pemeriksaan lanjutan setelah operasi yang telah direkomendasikan oleh Dokter Mata Anda.

Apa yang Terjadi Setelah Operasi Katarak?

Operasi katarak tanpa komplikasi biasanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 30 menit sampai 1 jam. Setelah operasi, Anda akan beristirahat di ruangan pemulihan sampai Anda sudah merasa nyaman.

Anda harus memiliki seseorang untuk mengantar Anda pulang setelah tindakan operasi. Lalu, Anda akan diberi penutup mata untuk dipakai di perjalanan pulang untuk melindungi mata silau dari cahaya dan benturan atau sentuhan di mata.

Biasanya, Anda akan disarankan untuk beristirahat dan tidur selama beberapa jam ketika sampai di rumah. Ingatlah bahwa Anda perlu menempelkan pelindung di mata pada malam hari atau selama tidur siang.

Hal ini untuk melindungi mata dari gesekan tangan secara tidak sengaja, ataupun debu kotor yang bisa masuk ke bagian mata Anda.

Baca Juga: Operasi Katarak Fakoemulsifikasi Vs Konvensional: Kelebihan dan Biaya

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Operasi Katarak

Setelah operasi katarak, Anda mungkin terkejut melihat betapa jelasnya penglihatan dan betapa mudahnya melanjutkan aktivitas sehari-hari, bahkan hanya sehari setelah operasi. Namun, ada beberapa tindakan pencegahan yang perlu diikuti selama 2 minggu pertama atau lebih.

Hal ini untuk memastikan Anda terhindar dari komplikasi selama proses penyembuhan. Dokter mata Anda biasanya akan meresepkan obat tetes mata antibiotik untuk mencegah infeksi dan obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan di mata yang baru dioperasi.

Anda perlu menggunakan obat tetes mata tersebut 4-6 kali sehari selama 7-10 hari setelah operasi. Berikut adalah beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah operasi katarak:

Yang tidak boleh dilakukan:

  • Jangan mengemudi pada hari pertama setelah operasi.
  • Hindari aktivitas berat atau berbahaya selama beberapa minggu.
  • Jangan membungkuk setelah operasi untuk menghindari tekanan ekstra pada mata.
  • Jangan bersin atau batuk keras, atau muntah setelah operasi.
  • Hindari memberikan tekanan berlebihan pada tubuh, seperti mengedan, menabrak benda, mengangkat barang berat, atau mendorong pintu dengan keras.
  • Untuk mengurangi risiko infeksi, hindari air masuk ke dalam mata selama 2 minggu pertama. Anda bisa berenang setelah 1 bulan.
  • Jangan biarkan mata terkena iritasi seperti debu, kotoran, atau angin langsung selama beberapa minggu pertama setelah operasi.
  • Jangan menggosok mata Anda setelah operasi.

Yang boleh dilakukan:

  • Anda boleh melakukan aktivitas normal dan ringan sehari-hari. Namun, disarankan untuk lebih banyak istirahat.

Untuk pemulihan yang optimal, pastikan Anda mengikuti instruksi dokter mata dengan cermat tentang cara melindungi mata setelah operasi. Jika Anda membutuhkan operasi katarak di kedua mata, dokter biasanya akan menunggu setidaknya 2 minggu hingga 1 bulan setelah mata pertama dipastikan sudah pulih sebelum melanjutkan operasi pada mata kedua.

Baca Juga: Persiapan Sebelum Operasi Mata Katarak

Hal yang Harus Dilakukan Setelah Operasi Katarak

Setelah operasi katarak, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan untuk memastikan proses penyembuhan berjalan lancar dan penglihatan Anda pulih dengan baik. Berikut adalah beberapa langkah penting yang perlu Anda ikuti:

1. Gunakan Obat Tetes Mata Sesuai Petunjuk

Setelah operasi katarak, dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata yang berfungsi untuk mencegah infeksi dan membantu proses pemulihan mata Anda. Pastikan Anda menggunakan obat tetes mata tersebut dengan tangan yang bersih, dan teteskan pada mata yang sudah dioperasi sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter.

Biasanya, Anda akan disarankan untuk mulai menggunakan obat tetes ini pada pagi hari setelah operasi dan terus menggunakannya hingga konsultasi pasca-operasi, di mana dokter akan memberi tahu kapan Anda bisa berhenti menggunakannya.

2. Istirahat dan Hindari Aktivitas Berat

Meskipun operasi katarak memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, Anda mungkin merasa penglihatan Anda membaik dalam waktu singkat setelah operasi. Namun, sangat penting untuk memberikan waktu bagi mata Anda untuk pulih, terutama dalam dua atau tiga hari pertama setelah operasi.

Selama periode ini, hindari melakukan aktivitas yang berat seperti pekerjaan rumah tangga atau berolahraga. Ini memberikan kesempatan bagi mata Anda untuk menyembuh dengan baik.

Anda masih bisa menikmati kegiatan ringan seperti membaca, menonton TV, atau menggunakan komputer selama masa pemulihan ini. Dokter Anda akan memberi tahu seberapa lama Anda harus menghindari aktivitas berat.

3. Gunakan Pelindung Mata atau Kacamata saat di Luar Rumah

Pelindung mata atau kacamata sangat membantu untuk melindungi mata saat proses penyembuhan. Anda sebaiknya menggunakan pelindung mata ini setidaknya selama seminggu setelah operasi.

Dokter juga bisa memberi saran lebih lanjut tentang penggunaan pelindung mata. Gunakan pelindung mata terutama pada malam hari untuk mencegah Anda menggosok mata saat tidur.

Jika Anda keluar rumah, sebaiknya juga memakai kacamata hitam atau pelindung mata untuk melindungi mata dari angin, serbuk sari, atau sinar matahari yang bisa mengiritasi mata yang baru dioperasi.

4. Minum Obat Pereda Nyeri Jika Diperlukan

Operasi katarak biasanya tidak terasa sakit, tetapi beberapa orang mungkin merasakan sedikit rasa perih, mata terasa berpasir, atau mata mengeluarkan air setelah prosedur. Gejala ini biasanya tidak berlangsung lama, namun jika merasa tidak nyaman, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang bisa dibeli tanpa resep, seperti Paracetamol atau Ibuprofen.

Obat-obatan ini dapat membantu meredakan rasa sakit dan tidak mengganggu pemulihan mata, asalkan Anda juga terus menggunakan obat tetes mata sesuai resep dokter.

5. Mandi dan Cuci Tubuh seperti Biasa

Anda tetap bisa mandi atau berendam seperti biasa setelah operasi katarak. Namun, sangat penting untuk menghindari air atau bahan-bahan iritan, seperti sampo atau sabun, masuk ke dalam mata Anda.

Disarankan agar Anda membersihkan wajah dengan air, bukan dengan menyiramkan air langsung ke wajah selama dua minggu pertama setelah operasi. Untuk membersihkan mata yang dioperasi, gunakan air rebusan yang sudah didinginkan.

Ambil kapas atau kasa, celupkan ke dalam air tersebut, lalu bersihkan mata Anda dengan lembut dari sudut dalam ke sudut luar mata. Jangan mencoba mencuci mata dengan air langsung, menggosok mata, atau memberikan tekanan pada mata.

Sebelum membersihkan mata, pastikan tangan Anda sudah dicuci bersih.

Bagaimana Kondisi Mata Setelah Operasi Katarak?

Beberapa orang mungkin masih akan mengalami penglihatan yang buram dan silau setelah operasi. Tapi jangan khawatir, karena mata Anda perlu waktu untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan lensa intraokular (lensa tanam) yang digunakan untuk mengganti lensa alami mata Anda yang katarak.

Selama periode adaptasi ini, beberapa pasien bahkan melaporkan “distorsi penglihatan” atau kurang fokus. Kejadian ini hanya berlangsung sekitar satu jam atau lebih dan setelah itu akan kembali normal.

Anda juga dapat mengalami kondisi mata merah dikarenakan adanya proses perdangan dan luka di pembuluh darah selama operasi katarak. Saat mata Anda sembuh, mara merah akan hilang dalam beberapa hari. Banyak orang langsung mengalami penglihatan yang jelas dalam beberapa jam setelah operasi katarak.

Tetapi kondisi setiap orang berbeda-beda. Ada yang membutuhkan waktu selama satu atau dua minggu untuk bisa melihat jelas dengan fokus lebih baik.

Biasanya, Anda akan diharuskan untuk melakukan perjanjian pemeriksaan lanjut sehari setelah prosedur untuk memastikan tidak ada komplikasi. Jika tidak melihat adanya perbaikan dalam penglihatan (masih terasa buram), atau merasakan sakit pada mata atau merasakan ketidaknyamanan yang signifikan pada hari-hari setelah kunjungan ini, Anda harus melaporkannya ke Dokter Mata Anda.

Terkadang orang melaporkan mata kering atau “gatal-gatal” setelah operasi katarak. Sensasi ini akan mereda ketika mata Anda sembuh, kecuali jika Anda sudah memiliki masalah dengan mata kering sebelum menjalani operasi ini.

Namun, dengan pemberian beberapa obat tetes mata keluhan ini dapat berkurang atau membaik. Pemulihan operasi katarak akan membutuhkan waktu sekitar satu bulan hingga mata Anda benar-benar sembuh.

Biaya Operasi Katarak di Ciputra SMG Eye Clinic

Ciputra SMG Eye Clinic menawarkan berbagai pilihan lensa untuk operasi katarak, mulai dari jenis lensa standar hingga premium, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Berikut adalah rincian biaya operasi katarak berdasarkan jenis lensa yang dapat Anda pilih:

  • Paket Lensa Zircon A: Harga operasi 1 mata Rp18.000.000,-
  • Paket Lensa Monofocal Toric: Harga operasi 1 mata Rp28.000.000,-
  • Paket Lensa Multifocal: Harga operasi 1 mata Rp30.000.000,-
  • Paket Lensa Multifocal Toric: Harga operasi 1 mata Rp39.000.000,-

Jangan tunda lagi untuk memeriksakan mata Anda. Segera kunjungi Ciputra SMG Eye Clinic untuk konsultasi dan penanganan katarak yang tepat. Hubungi kami sekarang juga untuk informasi lebih lanjut dan jadwalkan pemeriksaan mata Anda!

Telah direview oleh dr. Yudisianil E. Kamal SpM(K)

Source:

  • Moorfields Eye Hospital. Dos and Don’ts After Cataract Surgery. Desember 2024.
  • American Academy of Ophthalmology. Cataract Surgery: Risks, Recovery, Costs. Desember 2024.
Read more
  • Published in Katarak
No Comments

Mata Minus atau Rabun Jauh: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Senin, 20 Januari 2020 by Defa
Mata Minus Gejala Pencegahan Penanganan dan Perawatan

Mata minus atau yang sering disebut dengan rabun jauh atau juga Miopia adalah keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk melihat jarak jauh seperti melihat rambu-rambu lalu lintas, tulisan di papan tulis depan kelas ataupun tayangan film yang tampak buram ketika Anda sedang menonton bioskop yang jaraknya jauh dari Anda.

Akan tetapi, akan mudah untuk melihat jarak dekat seperti membaca atau melihat layar monitor komputer. Miopia terjadi ketika kondisi kornea mata menebal sehingga pantulan cahaya / bayangan objek tidak fokus di retina tetapi berada jauh di depannya. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini penggunaan alat bantu penglihatan seperti kacamata, softlens atau operasi refraktif dibutuhkan.

Penyebab Rabun Jauh (Miopi) dan Faktor Risikonya

Jika Anda mengalami miopia, kemungkinan besar salah satu atau kedua orang tua Anda juga memiliki kondisi yang sama. Para ahli mata masih belum mengetahui penyebab pasti miopia, tetapi diyakini bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan.

Ada kemungkinan Anda mewarisi kecenderungan untuk memiliki miopia. Gaya hidup yang mendukung, seperti sering melakukan aktivitas jarak dekat seperti membaca atau bekerja di depan komputer dapat memicu kondisi ini.

Biasanya, miopia muncul pada masa kanak-kanak dan dapat memburuk di usia muda serta cenderung stabil saat memasuki masa remaja.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko miopia meliputi:

  • Riwayat keluarga dengan miopia: Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki miopia, peluang Anda untuk mengalaminya lebih tinggi karena ada faktor genetik yang berperan.
  • Aktivitas jarak dekat: Sering melakukan aktivitas seperti membaca, menulis, atau bekerja di depan layar komputer dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko miopia. Penggunaan mata untuk fokus jarak dekat secara terus-menerus bisa memengaruhi bentuk mata.
  • Kurangnya waktu di luar ruangan: Penelitian menunjukkan bahwa kurang terpapar cahaya alami saat berada di luar ruangan dapat meningkatkan risiko perkembangan miopia. Aktivitas di luar membantu mata beristirahat dari fokus jarak dekat.
  • Etnisitas: Beberapa kelompok etnis memiliki tingkat miopia yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Misalnya, miopia lebih sering ditemukan pada populasi Asia dibandingkan etnis lainnya.

Baca Juga: 6 Tanda-Tanda Mata Minus dan Faktor yang Memengaruhi

Gejala Rabun Jauh (Miopi)

Gejala yang paling jelas adalah kesulitan untuk melihat objek atau benda dalam jarak yang jauh, akan tetapi Anda juga dapat merasakan hal-hal dibawah ini:

  • Sakit kepala
  • Rasa lelah di mata ketika melihat benda yang jauh beberapa meter didepan Anda
  • Rasa tegang pada mata
  • Mata juling
  • Mata lelah ketika berkendara, berolahraga
  • Kesulitan melihat objek jauh
  • Sering menyipitkan mata
  • Menonton TV atau membaca dari jarak dekat
  • Sulit fokus saat di sekolah (melihat papan tulis)
  • Sering mengucek mata
  • Mengeluh pandangan kabur

Ketika mengalami gejala di atas, Anda disarankan untuk memeriksakan kondisi mata Anda ke klinik mata terdekat sehingga dapat dillakukannya perawatan lebih lanjut.

Jenis-Jenis Miopi

Berdasarkan penyebab, jenis-jenis miopi dibagi menjadi dua. Di antaranya:

1. Miopi Degeneratif

Miopi degeneratif adalah jenis miopi yang sering disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Kondisi ini biasanya mulai muncul pada usia anak-anak dan dapat memburuk seiring waktu.

Anak-anak dengan miopi degeneratif sering mengalami peningkatan kekuatan lensa secara signifikan dan ini menyebabkan gangguan penglihatan yang lebih serius di kemudian hari.

Selain itu, miopi degeneratif juga dapat berhubungan dengan masalah kesehatan mata lainnya, seperti glaukoma dan katarak.

2. Miopi Tinggi

Miopi tinggi terjadi ketika bola mata tumbuh terlalu panjang sehingga cahaya yang masuk tidak dapat fokus dengan benar pada retina. Jenis miopi ini bisa menyebabkan penglihatan kabur pada jarak jauh dan memerlukan resep kacamata atau lensa kontak yang lebih kuat.

Miopi tinggi juga dapat meningkatkan risiko komplikasi mata yang serius, seperti retina yang robek atau lepas, serta katarak. Oleh karena itu, penting bagi Anda dengan miopi tinggi untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin dan mengikuti saran dokter untuk menjaga kesehatan mata.

Pengobatan Mata Minus atau Rabun Jauh (Miopi)

Bila Anda dinyatakan memiliki mata minus, biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan sesuai kondisi. Di antaranya:

1. Pemeriksaan Rutin

Melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis mata minimal satu kali setahun sangat disarankan bagi penderita mata minus. Ini penting untuk memantau apakah terjadi perubahan pada ukuran minus yang dialami.

2. Kacamata

Salah satu cara yang paling umum dan mudah dilakukan untuk mengatasi mata minus adalah dengan menggunakan kacamata yang sesuai dengan kondisi Anda. Anda dapat memilih bingkai kacamata yang sesuai dengan selera dan gaya pribadi.

Namun, penggunaan kacamata saat berolahraga atau melakukan aktivitas intensitas tinggi bisa menjadi kurang nyaman dan mengganggu penggunanya.

3. Softlens

Softlens adalah alternatif lain untuk menangani mata minus. Bentuknya yang lembut dan dipasangkan langsung ke mata membuatnya lebih praktis untuk aktivitas dengan intensitas tinggi, seperti olahraga, menyelam, dan berkendara.

Namun, penting untuk menggunakan tetes mata secara berkala untuk mencegah kekeringan dan melepas softlens sebelum tidur. Selain itu, pembersihan softlens harus dilakukan dengan tangan yang bersih dan menggunakan cairan khusus sehingga memerlukan perawatan ekstra.

4. Bedah Refraktif

Bedah refraktif merupakan opsi penanganan yang efektif untuk rabun jauh. Dengan kemajuan teknologi, miopia dapat diatasi menggunakan sinar laser.

Metode yang dikenal, seperti LASIK, kini telah berevolusi dengan munculnya teknik terbaru, yaitu ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction). Metode ini tidak memerlukan pembuatan flap pada kornea sehingga prosesnya lebih cepat dan nyaman.

Dalam waktu kurang dari 10 menit, penglihatan Anda bisa kembali jernih, dan banyak orang kini lebih memilih bedah refraktif daripada menggunakan kacamata atau softlens.

Baca Juga: Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Komplikasi Rabun Jauh (Miopi)

Bila miopi tidak segera ditangani akan menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:

  • Katarak: Katarak adalah penumpukan protein di lensa mata yang dapat menyebabkan penglihatan kabur.
  • Glaukoma: Glaukoma terjadi ketika tekanan dalam mata meningkat, yang dapat merusak saraf optik dan mengakibatkan kehilangan penglihatan.
  • Neuropati Optik: Kondisi ini melibatkan kerusakan pada saraf optik yang dapat mempengaruhi penglihatan.
  • Neovaskularisasi: Neovaskularisasi adalah pembentukan pembuluh darah baru yang tidak diinginkan di mata, yang dapat mempengaruhi fungsi visual.
  • Retina Terlepas: Retina yang terlepas dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen jika tidak ditangani dengan cepat.

Cara Mendeteksi Mata Minus atau Rabun Jauh (Miopi)

Berikut beberapa cara mendeteksi mata minus yang bisa Anda lakukan:

  • Tes Ketajaman Penglihatan: Tes ini menilai seberapa baik mata Anda melihat objek dari jarak jauh dengan membaca huruf atau simbol pada papan. Hasilnya membantu menentukan adanya miopia.
  • Pinhole Test: Anda melihat melalui lubang kecil pada kartu untuk mengetahui apakah masalah penglihatan disebabkan oleh fokus cahaya yang tidak tepat.
  • Retinoskopi: Dokter menggunakan alat bernama retinoscope untuk memeriksa refleksi cahaya di mata, membantu menentukan kekuatan lensa yang diperlukan untuk mengoreksi penglihatan.
  • Slit Lamp: Alat ini memungkinkan dokter melihat bagian depan mata dengan jelas, memeriksa struktur mata untuk mendeteksi masalah yang berhubungan dengan miopia.

Pencegahan Mata Minus atau Rabun Jauh (Miopi)

Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah mata minus, seperti:

  • Mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan yang mengandung vitamin A seperti; brokoli, wortel, kangkung, bayam, pepaya, melon, belimbing
  • Melakukan pemeriksaan mata dengan rutin
  • Membaca ditempat yang cukup penerangannya
  • Menjaga aktivitas melihat dekat dalam waktu yang lama tanpa istirahat
  • Batasi waktu menggunakan gadget
  • Jaga jarak pandang yang tepat
  • Lakukan latihan mata secara teratur
  • Istirahatkan mata setiap 20 menit
  • Gunakan kacamata dengan lensa UV

Baca Juga: Mata Minus dan Mata Silinder: Informasi Yang Harus Diketahui

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala miopia, seperti kesulitan melihat objek jauh, sering sakit kepala, atau mata lelah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. Pemeriksaan rutin penting untuk mengetahui kondisi mata Anda dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa miopia Anda sudah cukup tinggi atau tidak dapat diatasi dengan kacamata atau lensa kontak, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan lebih lanjut, seperti operasi LASIK. Prosedur ini dapat membantu memperbaiki penglihatan Anda secara signifikan dan mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak.

Klinik Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) adalah salah satu tempat yang dapat Anda kunjungi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Di sini, Anda akan mendapatkan evaluasi menyeluruh dan informasi lebih lanjut tentang opsi perawatan yang tersedia, termasuk operasi LASIK.

Yuk, percayakan kesehatan mata Anda di Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC)!

Source :

  • Cleveland Clinic. Myopia (Nearsightedness). Diakses 2024.
  • Amarican Academy of Ophthamalogy. Nearsightedness: What Is Myopia?. Diakses 2024.
mata minus
Read more
  • Published in LASIK
No Comments
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Artikel Terbaru
  • jenis-jenis katarak
    Jenis-jenis Katarak dan Penanganannya
  • Pentingnya Tes Buta Warna pada Anak
    Ini Pentingnya Tes Buta Warna pada Anak
  • Tanda operasi katarak gagal
    Tanda-Tanda Operasi Katarak Gagal dan Efek Sampingnya
  • health talk csec pontianak februari
    Health Talk Lasik Mata Pontianak: Sharing Happy Eyes

Jakarta - Lotte Kuningan

Lotte Shopping Avenue Fl.5 Ciputra World 1 Jakarta Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Kuningan

Jakarta - PIM Pondok Indah

Pondok Indah Office Tower 5 Lantai 2 Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA Pondok Indah, Jakarta Selatan - 12310

Surabaya

SkyLoft SOHO Fl.8 Ciputra World Surabaya Jl. Mayjend Sungkono No.87

© 2025 All rights reserved. Ciputra SMG Eye Clinic

TOP