Ciputra Healthcare Hadirkan Klinik Mata Dalam Mal
Direktor Ciputra Healthcare, Veimeirawaty Kusnadi menambahkan, CSEC menghadirkan ReLEx® SMILE yang merupakan layanan LASIK dengan metode dan teknologi terkini yang bertujuan untuk memperbaiki pengelihatan dengan minimal invasive, pemulihan yang lebih cepat, minim efek samping dan minim rasa nyeri.
CSEC juga menandatangani MoU kerjasama dengan Bank Mata untuk menjadi klinik mata rujukan bagi calon donor mata dan Yayasan Glaukoma Indonesia untuk mendukung pencegahan kebutaan yang diakibatkan oleh penyakit glaukoma.
Klinik Kami
Selain CSEC, Ciputra Healthcare juga meresmikan satu klinik lagi, yakni Ciputra Medical Center (CMC). CMC merupakan klinik multispesialis yang dirancang sebagai layanan kesehatan bersifat preventif dan rehabilitatif. Berbagai macam klinik pun ada di CMC, seperti Health Screening, Occupational Health Clinic, Dental Clinic, Physiotherapy Clinic, Nutrition & Weight Management Clinic, Mind & Behavior Clinic, Female Clinic, Medical Specialties Clinic (Internist, Neurology, Cardiology), dan General Practitioner Clinic.
Lebih lanjut, Veimeirawati mengungkapkan, “CMC dilengkapi fasilitas penunjang medis yang meliputi laboratorium, radiologi dan peralatan diagnosa yang menunjang pelayanan Health Screening maupun layanan lainnya,” katanya. Selain itu CMC juga menandatangani MoU kerjasama dengan Dokter Sehat dan Lions Club untuk edukasi kesehatan masyarakat.
Kedua klinik yang berlokasi di dalam Mal Ciputra World 1 Jakarta ini bertujuan untuk memudahkan akses bagi para profesional yang bekerja, beraktifitas, dan tinggal di sekitar klinik. Lebih lanjut, Cakra mengungkapkan bahwa CSEC dan CMC diharapkan dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan berkualitas.
Di Dalam Mal
Kini Mal atau pusat perbelanjaan tidak hanya untuk berbelanja atau makan saja. Sejak didirikannya CSEC dan CMC oleh Ciputra Healthcare, Mal pun bisa Anda kunjungi untuk mengatasi kondisi kesehatan Anda.
Teknologi ReLEx® SMILE, Metode Operasi Lasik Paling Baru
Jakarta, 18 September 2015, Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) memperkenalkan teknologi ReLEx® SMILE yang merupakan metode paling baru dari operasi Lasik. ReLEx® SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction) merupakan generasi ketiga dari Lasik yang menggunakan prosedur bedah refraktif tanpa menggunakan pisau (bladeless) juga tanpa irisan (flapless) untuk mengoreksi kelainan yang terjadi pada mata seperti rabun jauh (myopia), rabun dekat (hyperopia), dan astigmatisme (silindris).
Baca Juga: Apakah Boleh Operasi Katarak Setelah Lasik Mata?
Jenis Teknologi dalam ReLEx SMILE
ReLEx SMILE adalah teknik terbaru dalam operasi mata yang menggunakan laser untuk mengoreksi rabun jauh (miopia) dan astigmatisme. Teknologi ini semakin berkembang untuk memastikan hasil yang lebih akurat, aman, dan nyaman bagi pasien.
Berikut adalah beberapa teknologi canggih yang digunakan dalam prosedur ini:
1. VISX Star S4 IR Active Trak
Teknologi ReLEx SMILE ini untuk meningkatkan presisi dan kenyamanan selama prosedur. Beberapa fitur unggulannya meliputi:
- Variable Spot Beam Technology: Teknologi ini memungkinkan laser menyesuaikan ukuran dan bentuknya agar energi lebih sesuai dengan kondisi mata pasien sehingga hasilnya lebih optimal.
- 3D Active Track: Laser ini bisa mengikuti pergerakan mata secara otomatis dalam tiga arah sehingga tetap mengenai titik yang tepat meskipun mata bergerak sedikit. Ini membuat pasien lebih nyaman karena tidak perlu menahan mata tetap diam.
- Variable Spot Scanning (VSS): Teknologi ini memperluas area yang dapat diperbaiki hingga 51% sehingga mengurangi risiko efek samping seperti silau atau bayangan setelah operasi.
Iris Registration (IR): Sistem ini membantu memastikan laser mengenai bagian yang tepat di mata tanpa perlu sentuhan langsung sehingga prosedur menjadi lebih akurat dan aman.
2. Allegretto Wave dengan PerfectPulse Technology
Teknologi laser ini memiliki berbagai fitur untuk memastikan operasi berjalan aman dan hasilnya lebih baik. Beberapa keunggulannya antara lain:
- Smart Energy Control: Setiap sinar laser melewati tiga tahap pemeriksaan sebelum mengenai mata untuk memastikan energinya stabil. Jika ada ketidaksesuaian, sistem akan langsung menyesuaikan sebelum laser berikutnya ditembakkan.
- Fast Eye-tracking: Teknologi ini menggunakan sensor inframerah untuk mendeteksi gerakan mata hingga 200 kali per detik. Bila mata bergerak sedikit, sistem akan menyesuaikan dalam waktu kurang dari 6 milidetik, sehingga laser tetap bekerja pada area yang benar.
- Wavefront-Optimization: Teknologi ini memastikan bentuk alami kornea tetap terjaga setelah operasi sehingga mengurangi risiko efek samping seperti silau atau gangguan penglihatan di malam hari.
- Non-Overlapping Pulses: Laser ditembakkan dengan cara yang teratur agar tidak mengenai titik yang sama secara berulang dalam waktu singkat. Ini membantu mencegah panas berlebih yang bisa merusak jaringan mata.
3. iFS™ Advanced Femtosecond Laser
Teknologi ReLEx SMILE ini meningkatkan presisi dalam pembuatan flap (lapisan tipis pada kornea) saat operasi LASIK. Dengan kecepatan tinggi, proses pembuatan flap menjadi lebih cepat dan hampir tanpa hambatan, sehingga prosedur berjalan lebih lancar dan nyaman.
iFS™ Advanced Femtosecond Laser juga menggunakan energi yang lebih rendah daripada teknologi sebelumnya. Hal ini membantu mengurangi risiko peradangan atau reaksi jaringan setelah operasi sehingga proses pemulihan menjadi lebih cepat.
Keunggulan lainnya adalah hasil permukaan kornea yang lebih halus berkat teknologi IntraLase®. Dengan permukaan stromal yang lebih rata, kualitas penglihatan setelah operasi menjadi lebih baik dan risiko efek samping seperti silau berkurang.
Selain itu, flap yang terbuat dari teknologi ini memiliki potongan sisi dengan sudut khusus yang lebih stabil. Hal ini membuat flap tetap pada posisi yang tepat setelah operasi sehingga hasilnya lebih optimal dan lebih aman bagi pasien.
Teknologi ini juga memungkinkan pembuatan flap berbentuk elips yang lebih sesuai dengan bentuk alami kornea. Bentuk ini membantu mendistribusikan tekanan secara merata sehingga hasil koreksi penglihatan menjadi lebih akurat dan nyaman bagi pasien.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Lasik Mata dan Operasi Katarak
4. VisuMax
VisuMax adalah teknologi laser dari ZEISS yang menggunakan femtosecond laser untuk membentuk lapisan tipis berbentuk lensa kontak di bawah permukaan kornea. Lapisan ini kemudian terangkat melalui sayatan kecil, sehingga prosedur lebih minim invasif daripada metode konvensional.
Salah satu keunggulan utama VisuMax adalah kemampuannya untuk bekerja dengan sangat lembut sehingga lebih sedikit bagian permukaan kornea yang terpengaruh. Hal ini membantu mempercepat proses pemulihan dan mengurangi risiko efek samping setelah operasi.
Teknologi ini untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi pasien. Tekanan pada mata saat prosedur berlangsung jauh lebih ringan daripada metode lain sehingga pasien tidak merasa tertekan atau tidak nyaman selama operasi.
VisuMax juga memiliki fitur “Smart Bed Technology” yang memastikan posisi pasien tetap stabil selama prosedur berlangsung. Jika pasien bergerak sedikit, tempat tidur laser akan otomatis menyesuaikan posisinya agar tetap sejajar dengan target operasi sehingga hasilnya tetap presisi.
5. iDesign Wavefront
iDesign Wavefront adalah sistem pemetaan mata yang menggunakan teknologi wavefront untuk membuat prosedur LASIK lebih personal dan sesuai dengan kondisi mata setiap pasien. Dengan pemetaan yang sangat akurat, dokter dapat merancang prosedur koreksi penglihatan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasien.
Teknologi ini tidak hanya mampu mengoreksi rabun jauh (miopia) dan rabun dekat (hipermetropi), tetapi juga bisa untuk menangani astigmatisme campuran. Dengan cakupan koreksi yang lebih luas, teknologi ini memberikan solusi bagi lebih banyak orang yang ingin terbebas dari kacamata atau lensa kontak.
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya dalam menangani pasien dengan presbiopi atau mata tua. iDesign Wavefront merupakan satu-satunya teknologi LASIK yang disetujui untuk Monovision LASIK, yaitu metode untuk mereka yang berusia di atas 40 tahun dan mengalami kesulitan melihat dekat akibat penuaan. Sebanyak 96% pasien yang menjalani prosedur ini melaporkan lebih jarang menggunakan kacamata setelah enam bulan.
Dengan sistem pengukuran canggih, iDesign Wavefront mampu mengambil lima jenis pengukuran hanya dalam satu kali pemindaian. Hal ini memungkinkan dokter untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat, sehingga setiap prosedur LASIK benar-benar sesuai dengan karakteristik unik mata pasien.
Teknologi dalam ReLEx SMILE terus berkembang untuk memberikan hasil operasi mata yang lebih akurat, aman, dan nyaman bagi pasien. Dengan metode yang semakin sesuai dengan kebutuhan pasien, prosedur ini menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang ingin mendapatkan penglihatan lebih jernih tanpa harus bergantung pada kacamata atau lensa kontak.
6. AMO WaveScan WaveFront™ System
AMO WaveScan WaveFront™ System adalah teknologi pemetaan mata yang sangat akurat dan cepat dalam menganalisis gangguan penglihatan seseorang. Sistem ini dokter dapat melihat bagaimana cahaya melewati mata pasien dan menentukan koreksi yang paling tepat sesuai dengan kondisi mata masing-masing.
Teknologi ini menggunakan metode Advanced CustomVue™, yaitu prosedur koreksi penglihatan yang sesuai dengan karakteristik unik mata setiap pasien. Dengan tingkat presisi yang tinggi, sistem ini dapat mengurangi risiko efek samping seperti silau atau penglihatan buram setelah operasi, serta meningkatkan kualitas penglihatan pasien secara keseluruhan.
Keunggulan utama dari AMO WaveScan WaveFront™ System adalah kecepatannya dalam menangkap data serta akurasi tinggi dalam menganalisis setiap detail mata. Dokter dapat merancang prosedur operasi yang lebih presisi, memastikan hasil yang lebih maksimal untuk setiap pasien.
7. Oculus Pentacam
Oculus Pentacam adalah alat diagnostik yang berfungsi untuk memetakan struktur bagian depan mata, termasuk kornea dan lensa, secara menyeluruh. Teknologi ini menggunakan kamera khusus yang berputar untuk menangkap gambar mata dalam bentuk tiga dimensi, sehingga memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan metode pemindaian lainnya.
Salah satu keunggulan Oculus Pentacam adalah kemampuannya mengukur bagian tengah kornea dengan tingkat ketepatan yang sangat tinggi. Proses pemindaian ini berlangsung kurang dari dua detik sehingga pasien tidak perlu khawatir merasa tidak nyaman saat pemeriksaan. Selain itu, jika mata pasien bergerak sedikit selama pemindaian, sistem ini dapat secara otomatis menyesuaikan posisi dan mengoreksi kesalahan agar hasil tetap akurat.
Teknologi ini mampu mengukur hingga 25.000 titik di permukaan mata, sehingga memberikan gambaran yang sangat detail mengenai kondisi mata pasien. Dengan data yang lengkap dan akurat, dokter dapat merancang perawatan yang lebih presisi dan mengurangi risiko komplikasi setelah operasi.
Teknologi seperti AMO WaveScan WaveFront™ dan Oculus Pentacam berperan besar dalam meningkatkan efektivitas prosedur ReLEx SMILE. Dokter dapat memberikan perawatan yang lebih personal dan hasil yang lebih optimal bagi pasien yang ingin mendapatkan penglihatan yang lebih baik tanpa kacamata atau lensa kontak.
Kelebihan ReLEx® SMILE
Dokter spesialis mata Ciputra SMG Eye Clinic, dr. Utami Noor Sya’baniyah SpM menjelaskan bahwa prosedur dari ReLEx® SMILE hanya menggunakan satu mesin Femtosecond laser dengan teknologi paling modern saat ini untuk mengoreksi bentuk kornea mata dengan sayatan yang sangat kecil sehingga waktu pemulihan yang dibutuhkan pasca tindakan menjadi lebih cepat dan minim efek samping seperti nyeri, silau juga mata kering. “Berbeda dengan lasik yang membuat sayatan pada kornea hingga 20 mm, ReLEx® SMILE hanya membuat sayatan kecil 2-4 mm di permukaan kornea.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini juga lebih cepat, hanya sekitar 10 menit,” ujar dr. Utami.
Syarat kandidat ReLEx® SMILE
Tidak semua orang penderita mata minus dan silindris bisa menjalani metode ReLEx® SMILE. Dr. Utami menjelaskan ada beberapa persyaratan untuk melakukan prosedur koreksi pengelihatan ini, seperti harus berusia 18 tahun ke atas, tidak mengalami perubahan resep kacamata yang signifikan selama satu tahun terakhir, miopa hingga minus 10 atau astigmatisme hingga minus 5. “Lalu, tidak sedang hamil, tidak memiliki sejarah medis mata signifikan, tidak memiliki sejarah penyakit mata di keluarga dan pecinta olahraga esktrim,” lanjutnya.
Baca Juga: Mengenal Phakic iOL dan Perbedaannya dengan Lasik Mata
Biaya ReLEx® SMILE
Bicara mengenai biaya yang harus dikeluarkan, direktur Ciputra Healthcare, Veimeirawaty Kusnadi mengatakan, untuk masa promo Ciputra SMG Eye Clinic mengenakan tarif ReLEx® SMILE sebesar Rp. 30 juta untuk sepasang mata. Namun, nantinya untuk menjalani lasik dengan teknologi paling baru ini, pasien harus mengeluarkan biaya pada kisaran Rp. 35 juta sampai dengan Rp. 40 juta untuk sepasang mata.
- Published in LASIK, ReLEx SMILE
Sejarah LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis)
Mungkin di antara Anda banyak yang sudah mengenal atau familiar dengan LASIK. Namun, apakah Anda telah mengetahui sejarah bagaimana LASIK bisa ditemukan? Berikut sejarah singkat perkembangan LASIK dari era 1960-an hingga era modern.
Periode 1960-an
– Profesor Jose Ignacio Barraquer – Pengenalan Keratomileusis
Perjalanan panjang sejarah LASIK dimulai dari negara Kolombia. Seorang dokter mata bernama Jose Ignacio Barraquer berhasil mengembangkan prosedur autoplastik untuk memperbaiki gangguan refraksi mata yang disebut dengan Keratomileusis.
Periode 1970-an
– Svyatoslov N. Fyodorov, MD menciptakan Keratotomi Radial
Pada tahun 1970-an di Rusia, Svyatoslav Fyodorov berhasil menemukan teknik yang disebut dengan Keratotomi Radial (RK), setelah melihat seorang anak muda yang rabun dengan luka pada kornea akibat pecahan kaca. Setelah luka sang anak muda tersebut sembuh, Ia pun berteori bahwa pemotongan radial membuat kornea menjadi rata, sehingga pengelihatan anak muda tersebut menjadi lebih baik daripada sebelum mengalami luka.
– Penemuan Laser Excimer
Laser excimer ditemukan pertama kali oleh kelompok fisika dan kimia dari IBM® Thomas J. Watson Research Center di Yorktown, New York. Samuel Blum, Rangaswamy Srinivasan dan James J. Wynne yang merupakan peneliti di Research Center tersebut, telah mengeksplorasi cara baru untuk menggunakan laser excimer.
Periode 1980-an
– Stephen Trokel, MD – Penggunaan Laser Excimer pertama kali pada kornea
Dr Steven Trokel memperkenalkan Keratektomi Photorefractive (PRK). Dia juga mematenkan laser Excimer untuk memperbaiki penglihatan dan melakukan operasi laser pertama pada mata pasien di tahun 1987.
Setelah mempelajari karya dari IBM, dokter mata Stephen Trokel, yang berafiliasi dengan Columbia Presbyterian Medical Center di New York City, datang ke IBM® Thomas J. Watson Research Center pada tahun 1983 untuk berkolaborasi dalam melakukan eksperimen bersama Srinivasan dan peneliti lainnya, Bodil Braren.
Baca Juga: Mata Minus / Rabun jauh (Miopia) : Gejala, Pencegahan, Penanganan dan Perawatan
Trokel, Srinivasan, dan Braren lalu menulis sebuah makalah yang memperkenalkan gagasan menggunakan laser untuk membentuk kembali kornea mata dengan tujuan memperbaiki gangguan refraksi, seperti rabun jauh.
Dr Steven Trokel berhasil membuat sambungan ke kornea dan melakukan operasi laser pertama di mata pasien pada tahun 1987.
Periode 1990-an
– PRK disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration)
Keratektomi fotorefraktif atau PRK adalah jenis operasi mata korektif pertama yang menggunakan laser daripada pisau untuk menghilangkan jaringan kornea. Metode ini disetujui penggunaannya untuk operasi mata oleh FDA (Food and Drug Administration) pada sekitar tahun 1996.
– LASIK disetujui oleh FDA
Gagasan menggabungkan teknologi flap yang telah terbukti sebelumnya dan membentuk kembali kornea dengan laser excimer terjadi pada awal tahun 1990an dan dengan disetujuinya metode LASIK oleh FDA, menandai era operasi LASIK dimulai.
Periode 2000-an
– Evolusi Laser Femtosecond dalam Bedah Refraktif
Pada tahun 1997, Dr Tibor Juhasz, seorang insinyur biomedis yang familiar dengan penelitian femtosecond sebelumnya, mulai memikirkan tentang aplikasi medis. Laser IntraLase merupakan laser femtosecond pertamanya yang disetujui untuk LASIK tanpa pisau di Amerika Serikat, yang telah memperoleh persetujuan FDA pada tahun 2001. IntraLase Inc. kemudian mengenalkan beberapa model baru laser ini dengan berbagai fitur-fitur yang semakin canggih.
– Teknologi Wavefront Disetujui
Pada Mei 2003, FDA menyetujui penggunaan Customized Wavefront LASIK yang menggunakan sistem CustomVue VISX, sebuah generasi koreksi penglihatan laser yang benar-benar baru. Dengan teknologi ini, tujuan pembedahan tidak lagi untuk menghasilkan pengelihatan yang setara saat Anda menggunakan kacamata atau kontak terbaik, namun melebihi kualitas penglihatan saat memakai kacamata atau kontak.
LASIK Masa Kini
– Teknologi LASIK Terbaru dengan Zeiss ReLEx® SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction)
Saat ini koreksi terhadap kelainan refraksi mata benar-benar memasuki babak baru dengan hadirnya teknologi Zeiss ReLEx® SMILE. ReLEx® SMILE merupakan metode bedah refraktif yang dapat mengoreksi kelainan refraksi tanpa perlu pembuatan flap pada kornea yang biasa dilakukan pada prosedur LASIK pada umumnya.
Baca Juga: Mata Silinder / Astigmatisme: Gejala, Tes dan Pengobatan
Dengan tidak adanya proses pembuatan flap, proses penyembuhan yang menggunakan teknologi Zeiss ReLEx® SMILE menjadi jauh lebih cepat dibandingkan metode LASIK konvensional. Proses operasi juga menjadi sangat cepat, hanya memakan waktu beberapa menit saja dan pengelihatan pun akan membaik 80% hingga 100% setelah beberapa hari pasca operasi. Kelainan refraksi yang dapat dikoreksi dengan teknologi Zeiss ReLEx® SMILE diantaranya adalah Miopia (rabun jauh) dan Astigmatisma (silinder).
Ciputra SMG Eye Clinic adalah salah satu klinik mata terbaik, menyediakan layanan koreksi refraksi mata dengan teknologi Zeiss ReLEx® SMILE. Jadi, jika Anda mengalami kelainan refraksi mata seperti Miopia atau Astigmatisma dan ingin memperbaiki pengelihatan Anda, Anda bisa segera menghubungi tim kami pada (021) 298 881 38.
- Published in LASIK, ReLEx SMILE