• Indonesia
  • English

LASIK & Katarak Center Jakarta - Klinik Mata | Ciputra SMG Eye Clinic

  • Beranda
  • Dokter Kami
  • Bebas Kaca Mata
    • Lasik Mata
    • ReLEx SMILE
    • EVO ICL
  • Apa itu Katarak?
  • FAQs
    • ReLEx® SMILE
    • FemtoLASIK
    • Katarak
    • Lifetime Protection
    • Rekomendasi Hotel
    • EVO Visian ICL
  • Testimonials
  • Berita
    • Artikel
    • Health Talks
  • Kontak

Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!

Kamis, 16 Desember 2021 by Devi
Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!

Seperti kita ketahui, retina mata berperan penting untuk mengirim sinyal gambar yang dilihat mata ke otak. Jika lapisan ini terganggu akan berpengaruh pada sistem penglihatan. Penyakit retina mata banyak jenisnya termasuk ablasio retina atau retina mata lepas. Ablasio retina merupakan penyakit mata yang cukup serius karena lapisan tipis (retina) di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Lantas, apa saja tanda-tanda peringatan ablasio mata dan prosedur penanganannya? Semuanya akan dikupas tuntas melalui artikel berikut!

Ablasio Retina atau Retina Mata Lepas

Ablasio retina terjadi saat lapisan tipis (retina) terlepas dari posisi normalnya. Kondisi ini menyebabkan retina tidak berfungsi normal sehingga membuat penglihatan kabur. Ablasio retina memisahkan sel-sel neurosensori retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi. Jika kondisi tersebut tidak segera diobati, maka semakin besar risiko kehilangan penglihatan permanen pada mata. Begitu menakutkan bukan?

Ciri-Ciri Retina Mata Lepas

Lantas, bagaimana tanda awal ablasio mata? Biasanya tanda-tanda awal dari ablasio retina, ialah floaters, flashes secara tiba-tiba, serta penglihatan menurun. Berikut ini gejala ablasio retina dan penjelasannya:

  • Adanya floaters secara tiba-tiba, yaitu titik-titik kecil yang tampak melayang pada penglihatan.
  • Kilatan flashes/ kilatan cahaya pada satu atau kedua mata, dari satu sisi yang berulang.
  • Penglihatan menjadi kabur.
  • Penglihatan area tertentu seperti gelap/menurun.
  • Munculnya bayangan seperti tirai menutupi sebagian penglihatan
  • Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, hubungi dokter mata segera untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Mata Minus / Rabun jauh (Miopia) : Gejala, Pencegahan, Penanganan dan Perawatan

Bagaimana Retina Mata Bisa Terlepas?

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan retina mata lepas. Sebagai contoh, seiring bertambahnya usia, vitreous atau cairan pengisi bola mata mulai menyusut dan mencair. Ketika mata bergerak, vitreous juga ikut bergerak tanpa menimbulkan masalah. Vitreous ini dibungkus oleh sebuah selaput yang disebut membran hialoid, yang menempel erat pada lokasi tertentu di retina. Gerakan vitreous yang cukup hebat dapat menarik retina cukup keras untuk merobeknya. Saat itu terjadi, cairan dapat melewati robekan dan melepaskan retina. Selain itu, 3 kondisi berikut juga dapat menyebabkan retina mata lepas.

1. Adanya robekan kecil pada retina
Biasa disebut sebagai ablasio retina regmatogen yang disebabkan oleh robekan di pada retina yang memungkinkan cairan melewati dan terkumpul di bawah retina. Cairan yang menumpuk membuat retina menjauh dari jaringan di bawahnya sehingga retina mata terlepas. Risiko robekan pada retina dapat terjadi karena faktor usia, mata minus, hingga pernah menjalani operasi katarak.
2. Ablasio retina tanpa didahului robekan pada retina
Biasa disebut sebagai eksudatif, karena lapisan retina terlepas akibat akumulasi cairan di bawah retina tanpa adanya robekan di retina. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyakit mata lainnya seperti infeksi atau peradangan mata, serta tumor mata.
3. Adanya jaringan parut di permukaan retina
Biasa disebut sebagai traksional, terjadi akibat adanya jaringan parut yang muncul di permukaan retina, menarik jaringan retina di sekitarnya, dan menyebabkan retina lepas. Biasanya terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik.

Salah satu faktor risiko ablasi retina ialah memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus.

Faktor Risiko Ablasi Retina

Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan ablasio retina atau retina mata lepas, diantaranya sebagai berikut:

  • Faktor usia, di atas 50 tahun
  • Memiliki riwayat anggota keluarga dengan penyakit yang sama
  • Memiliki rabun jauh/ mata minus
  • Pernah mengalami trauma/cedera mata
  • Pernah menjalani operasi mata, misalnya operasi mata katarak
  • Pernah menderita penyakit pada mata, seperti peradangan.
  • Memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus atau hipertensi.

Bagaimana Diagnosis Ablasi Retina?

Dokter spesialis mata atau dokter mata ahli vitreo-retina perlu melakukan pemeriksaan fundus oftalmolokopi untuk melihat bagian dalam atau retina mata. Namun, jika pemeriksaan fundus oftalmoskopi tidak dapat mendeteksi kondisi retina mata dengan jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi/USG mata untuk mengamati setiap perubahan struktur yang terjadi pada retina mata.

Baca Juga: Mata Silinder / Astigmatisme: Gejala, Tes dan Pengobatan

Pengobatan Ablasio Retina

Pengobatan ablasio mata dapat dilakukan sesuai kondisi pasien. Prosedurnya dapat berbeda-beda tergantung tingkat keparahan retina. Jika retina robek dan hanya terlepas pada sebagian kecil retina, maka dokter dapat melakukan pencegahan untuk memperbaiki retina lepas dengan tindakan berikut:

1. Kriopeksi
Pembekuan pada area sekitar robekan retina mata, dilakukan agar retina tetap terjaga dan menempel di dinding mata.
2. Fotokoalugasi (Terapi Laser)
Teknik ini dilakukan dengan sinar laser untuk membantu retina tetap menempel.

Sementara bila retina yang terlepas sudah cukup luas, dokter mata ahli vitreo-retina akan memperbaiki retina dengan melakukan pembedahan. Berikut beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan.

1. Pneumatic Retinopexy
Prosedur yang dilakukan dengan menyuntikkan gelembung gas ke dalam mata. Fungsinya untuk mendorong retina ke posisi semula. Prosedur ini dilakukan bila bagian retina yang terlepas sedikit.
2. Vitrektomi
Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan cairan vitreous dan jaringan yang menarik retina. Dokter akan menyuntikkan gelembung udara pada mata pasien untuk menahan retina tetap pada posisinya. Nantinya gelembung gas akan tergantikan secara alami oleh cairan tubuh. Gelembung gas ini mendorong retina ke tempat semula. Selain gas, pada kasus tertentu dapat menggunakan cairan silicon oil untuk mempertahankan posisi retina agar tetap baik. Bila tamponade menggunakan cairan silicon oiI, akan ada prosedur operasi berikutnya untuk mengeluarkan cairan tersebut setelah 3-6 bulan.
3. Scleral Buckle
Prosedur yang dilakukan dokter dengan meletakkan sabuk lentur dari sisi luar sklera mata (bagian putih mata). Jadi sabuk lentur yang berupa bahan padat ini diposisikan untuk membantu mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina berada pada posisi semula. Namun bila kondisi lepasnya retina cukup berat, maka scleral buckle dipasang secara melingkupi seluruh lingkaran luar bola mata. Meskipun begitu, scleral buckle tidak menghalangi penglihatan Anda.

Pencegahan Ablasio Retina

Meskipun ablasio retina tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun kita dapat mengurangi risiko terjadinya ablasio retina dengan menerapkan beberapa langkah berikut.

1. Jika mengalami gejala yang pandangan seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter spesialis mata.
2. Rutin melakukan pemeriksaan mata 1 tahun sekali. Terutama bagi penderita diabetes atau mata minus, harus rutin dan berkala memeriksakan kesehatan mata sesuai anjuran dokter spesialis mata.
3. Kontrol gula darah dan tekanan darah agar retina dan kesehatan mata secara umum tetap terjaga baik.
4. Mengenakan kacamata saat beraktivitas atau berolahraga untuk melindungi mata dari cedera.

Jika Anda mengalami gejala di atas, atau memiliki risiko ablasio retina, segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter akan memeriksa secara komprehensif sesuai kondisi masing-masing pasien. Sebab kondisi yang dialami pasien tidak semua sama, bahkan jenis ablasio retinanya mungkin saja berbeda. Dokter dapat menggunakan satu jenis metode tatalaksna ablasio retina, bisa juga kombinasi. Semua disesuaikan dengan kondisi setiap pasien. Oleh karena itu, dokter spesialis mata perlu memeriksa secara menyeluruh terhadap setiap gejala yang pasien rasakan. Jadi, penting memeriksakan kesehatan mata sejak dini untuk meminimalisir potensi gangguan penglihatan di masa mendatang. Yuk, tunggu apalagi? Lakukan pemeriksaan mata di Ciputra SMG Eye Clinic.

Telah direview oleh dr Azrina Noor, SpM.

Source:

  • Ablasi retina
  • Retina Terlepas (Ablasi Retina)
  • Apa yang perlu Anda ketahui tentang ablasi retina?
ablasio retinapengobatan retina mataretina mataretina mata lepas
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Mata Silinder (Astigmatisme): Penyebab, Tes, dan Pengobatan

Senin, 13 Desember 2021 by Defa
Mata Silindris Astigmatisme Gejala Tes dan Pengobatan

Mata silinder dapat menyebabkan penglihatan kabur atau tidak jelas akibat bentuk kornea yang tidak rata. Gejalanya bisa berupa pandangan buram, sakit kepala, dan kelelahan mata, terutama setelah melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus intens.

Mata silinder atau astigmatisme merupakan gangguan penglihatan yang terjadi ketika bentuk kornea atau lensa mata tidak sempurna. Kondisi ini membuat cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan baik pada retina sehingga penglihatan menjadi buram atau kabur.

Banyak orang dengan astigmatisme mungkin tidak menyadarinya pada awalnya karena gejalanya bisa sangat ringan, tetapi dalam jangka panjang dapat memengaruhi kualitas penglihatan sehari-hari.

Apa Itu Astigmatisme (Mata Silinder)?

Astigmatisme adalah kondisi di mana bentuk mata, terutama kornea (bagian bening di depan bola mata), tidak bulat sempurna. Sebagai perbandingan, bola mata yang ideal memiliki bentuk bulat sempurna, sehingga cahaya yang masuk dapat dibengkokkan dengan merata, memberikan penglihatan yang jelas.

Namun, jika kornea lebih mirip bentuk bola sepak, cahaya akan dibengkokkan secara tidak merata. Akibatnya, hanya sebagian objek yang dapat terlihat jelas, sementara objek yang jauh akan tampak kabur dan bergelombang.

Astigmatisme sering kali muncul bersamaan dengan rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropia). Ketiga kondisi ini dikenal sebagai kesalahan refraksi karena berkaitan dengan cara mata membengkokkan cahaya.

Kabar baiknya, astigmatisme bisa diperbaiki dengan mudah oleh dokter mata menggunakan kacamata, lensa kontak, atau bahkan melalui tindakan bedah.

Baca Juga: Persamaan Lasik Mata dan Operasi Katarak, Jangan Keliru!

Gejala Astigmatisme

Gejala mata miopia yang paling jelas adalah kesulitan untuk melihat objek atau benda dalam jarak yang jauh, akan tetapi Anda juga dapat merasakan hal-hal dibawah ini:

  • Sakit kepala
  • Rasa lelah di mata ketika melihat benda yang jauh beberapa meter di depan Anda
  • Rasa tegang pada mata
  • Mata juling
  • Mata lelah ketika berkendara, berolahraga
  • Penglihatan kabur
  • Kesulitan melihat di malam hari
  • Penglihatan distorsi
  • Kesulitan memfokuskan pandangan
  • Ganda atau bayangan ganda
  • Mata kering
  • Rasa tidak nyaman saat menggunakan lensa kontak
  • Memicingkan mata

Ketika mengalami gejala di atas, Anda disarankan untuk memeriksakan kondisi mata Anda ke klinik mata terdekat sehingga dapat dillakukannya perawatan lebih lanjut.

Penyebab Astigmatisme dan Faktor Risikonya

Astigmatisme biasanya disebabkan oleh faktor genetik, artinya kondisi ini sering diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Selain itu, kondisi ini juga dapat muncul akibat tekanan berlebihan dari kelopak mata terhadap kornea.

Secara umum, astigmatisme tidak disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Namun, beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya astigmatisme meliputi:

  • Faktor keturunan atau bawaan (terlahir dengan astigmatisme)
  • Cedera pada mata
  • Komplikasi yang terjadi setelah operasi mata
  • Proses penuaan
  • Kondisi mata lain, seperti keratoconus

Jenis-Jenis Astigmatisme

Astigmatisme atau mata silindris dibagi menjadi tiga jenis utama, masing-masing memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda pada penglihatan. Berikut adalah penjelasan tentang ketiga jenis tersebut:

1. Silindris Miopia Simpel

Pada jenis astigmatisme ini, salah satu arah pandang mengalami rabun jauh. Artinya, gambar yang seharusnya terlihat jelas justru tampak kabur karena fokusnya jatuh di depan retina.

Di sisi lain, arah pandang yang tegak lurus dengan arah rabun jauh tersebut bisa melihat dengan jelas karena fokusnya jatuh tepat di retina.

Jika kedua arah pandang mengalami rabun jauh, di mana fokusnya jatuh di depan retina tetapi pada posisi yang berbeda, kondisi ini disebut silindris miopia kompleks. Penderita biasanya akan merasakan penglihatan yang kabur, baik untuk objek yang jauh maupun yang dekat.

Tingkat keparahan astigmatisme ini dapat bervariasi, sehingga dampaknya pada penglihatan juga berbeda-beda pada setiap orang.

2. Silindris Hypermetropia Simpel

Pada silindris hypermetropia simpel, satu arah pandang fokusnya jatuh tepat di retina. Sedangkan arah pandang yang tegak lurusnya memiliki fokus yang jatuh di belakang retina.

Ini berarti bahwa penderita mungkin memiliki kemampuan untuk melihat objek jauh dengan jelas, tetapi kesulitan dalam melihat objek dekat. Jika kedua arah pandang memiliki fokus yang jatuh di belakang retina dan berada pada posisi yang berbeda, kondisi tersebut disebut sebagai silindris hypermetropia kompleks.

Jenis ini dapat menyebabkan ketegangan mata, terutama saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus dekat, seperti membaca.

3. Silindris Campuran

Silindris campuran adalah jenis astigmatisme yang lebih kompleks, di mana satu arah pandang fokusnya jatuh di depan retina. Sementara arah pandang yang tegak lurus memiliki fokus jatuh di belakang retina.

Ini menyebabkan penderita mengalami penglihatan kabur pada kedua jarak, baik dekat maupun jauh dengan ketidaknyamanan yang lebih besar saat mencoba memfokuskan pandangan.

Penderita sering kali mengalami gejala seperti ketegangan mata dan sakit kepala akibat usaha berlebih untuk melihat dengan jelas.

Baca Juga: 6 Syarat Operasi LASIK Mata, Anda Termasuk Kriterianya?

Tes Mata Silindris (Astigmatisme)

Untuk mendiagnosis astigmatisme dan menilai tingkat keparahannya, dokter mata biasanya melakukan beberapa tes berikut ini:

1. Tes Tajam Penglihatan (Snellen Chart)

Dalam tes ini, Anda akan diminta membaca huruf atau angka pada grafik mata standar, yang dikenal sebagai Snellen Chart, dari jarak 20 kaki. Jika hasilnya 20/20, artinya Anda memiliki penglihatan normal (emetropia), di mana dapat melihat dari jarak 20 kaki dengan kejelasan sesuai standar.

2. Pembiasan (Refraction Test)

Dokter mata akan menggunakan alat yang disebut phoropter, yang ditempatkan di depan mata Anda. Anda akan diminta untuk melihat melalui berbagai lensa dan memberi tahu dokter mana yang memberikan penglihatan paling jelas.

Tes ini membantu dokter menentukan jenis dan kekuatan lensa koreksi yang diperlukan untuk memperbaiki penglihatan.

3. Retinoskopi

Retinoskopi adalah metode pemeriksaan dengan alat genggam bernama retinoscope. Dokter spesialis mata akan menggunakan alat ini untuk memantulkan cahaya ke mata Anda dan mengamati pantulan cahaya tersebut dari retina.

Dengan cara ini, dokter dapat memilih lensa korektif yang paling sesuai untuk masing-masing mata, memberikan hasil yang lebih objektif dibandingkan hanya berdasarkan laporan pasien.

4. Keratometri

Tes ini menggunakan mesin yang disebut keratometer untuk mengukur lengkungan di tengah kornea Anda. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan area dengan kelengkungan paling curam (steep) dan paling datar (flat) pada kornea.

Informasi ini membantu dalam memahami bentuk dan derajat astigmatisme pada kornea. Selain itu, keratometer juga digunakan untuk pengukuran lensa kontak, persiapan operasi katarak, dan untuk mengevaluasi perubahan kornea pasca operasi mata seperti LASIK.

5. Topografi Kornea

Topografi kornea adalah teknik canggih yang memberikan gambaran mendetail mengenai bentuk permukaan kornea. Alat ini melakukan ribuan pengukuran pada kornea dan menghasilkan peta warna yang menunjukkan variasi kelengkungan dan bentuk kornea.

Topografi kornea sangat berguna dalam mendeteksi keratoconus, yaitu kondisi yang menyebabkan perubahan bentuk kornea secara progresif yang juga dapat memicu astigmatisme.

Pengobatan Mata Silindris (Astigmatisme)

Pengobatan untuk astigmatisme dapat dilakukan dengan beberapa metode yang efektif. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan:

1. Femto LASIK

Femto LASIK adalah prosedur bedah laser yang menggunakan laser femtosecond untuk membuat flap pada kornea. Setelah flap dibuat, laser excimer digunakan untuk mengubah bentuk kornea.

Dengan begitu, cahaya dapat difokuskan dengan lebih tepat pada retina. Prosedur ini minim invasif dan menawarkan pemulihan yang cepat.

2. LASIK

LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah teknik bedah laser yang populer untuk mengoreksi astigmatisme dengan memodifikasi bentuk kornea. Proses ini juga relatif cepat dan banyak pasien melaporkan peningkatan penglihatan yang signifikan setelah prosedur.

3. ReLEx SMILE

ReLEx SMILE (Small Incision Lenticule Extraction) adalah teknik bedah laser terbaru yang memungkinkan pengobatan astigmatisme dengan membuat incisi kecil pada kornea. Laser digunakan untuk menghilangkan lentikula yang merupakan lapisan tipis dari jaringan kornea.

Metode ini juga menawarkan pemulihan yang cepat dan lebih sedikit risiko komplikasi dibandingkan teknik lainnya.

4. PRK

PRK (Photorefractive Keratectomy) adalah prosedur di mana lapisan epitel kornea dihapus sebelum laser digunakan untuk membentuk ulang kornea. Berbeda dengan LASIK, PRK tidak melibatkan pembuatan flap sehingga sering menjadi pilihan bagi pasien dengan kornea yang lebih tipis.

Meskipun pemulihan memakan waktu lebih lama, hasil jangka panjangnya sangat baik.

Komplikasi Astigmatisme

Bila kondisi ini tidak diobati sesegera mungkin, berikut adalah beberapa komplikasi astigmatisme:

  • Penglihatan kabur
  • Ketegangan mata
  • Sakit kepala
  • Kesulitan melihat di malam hari
  • Ambliopia (mata malas)
  • Kesulitan melihat detail halus
  • Gangguan pada kualitas hidup
  • Kesalahan refraksi lain (miopia atau hipermetropia)

Pencegahan Astigmatisme

Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah mata minus / miopia seperti:

  • Mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan yang mengandung vitamin A seperti; brokoli, wortel, kangkung, bayam, pepaya, melon, belimbing
  • Melakukan pemeriksaan mata dengan rutin
  • Membaca ditempat yang cukup penerangannya
  • Menjaga aktivitas melihat dekat dalam waktu yang lama tanpa istirahat

Pengobatan Mata Silinder di CiputraSMG Eye Clinic

CiputraSMG Eye Clinic (CSEC) merupakan klinik spesialis mata yang menawarkan berbagai layanan pengobatan untuk masalah penglihatan, termasuk mata silinder (astigmatisme). Salah satu program unggulan dari CSEC adalah layanan LASIK yang menggunakan teknologi modern untuk mengoreksi kelainan refraksi seperti astigmatisme, miopia (rabun jauh) dan hipermetropia (rabun dekat).

CSEC menyediakan beberapa metode pengobatan untuk mata silinder, di antaranya:

1. Femto LASIK

CSEC menggunakan teknologi Femto LASIK, di mana laser femtosecond digunakan untuk membuat flap pada kornea sebelum dilakukan koreksi refraksi. Prosedur ini terkenal dengan tingkat keamanan yang tinggi dan pemulihan yang cepat sehingga memberikan hasil penglihatan lebih baik bagi pasien dengan astigmatisme.

Baca Juga: Ketahui 5 Fakta Seputar Operasi Lasik Mata

2. ReLEx SMILE

Metode ReLEx SMILE merupakan teknik bedah mata minimal invasif yang ditawarkan di CSEC. Prosedur ini hanya membutuhkan sayatan kecil pada kornea, sehingga pemulihannya lebih cepat dan minim rasa sakit.

ReLEx SMILE sangat cocok untuk pasien dengan astigmatisme yang ingin menjalani prosedur koreksi mata tanpa banyak gangguan dalam aktivitas sehari-hari.

3. PRK (Photorefractive Keratectomy)

Bagi pasien dengan kornea yang lebih tipis, CSEC juga menawarkan metode PRK. PRK dilakukan dengan menghilangkan lapisan luar kornea dan mengoreksi permukaan kornea menggunakan laser.

Meskipun proses pemulihannya sedikit lebih lama dibandingkan LASIK, PRK tetap menjadi pilihan yang efektif untuk memperbaiki penglihatan pada pasien astigmatisme.

Dengan berbagai pilihan pengobatan ini, CiputraSMG Eye Clinic menyediakan solusi bagi pasien yang ingin meningkatkan kualitas penglihatannya dan terbebas dari kelainan refraksi seperti mata silinder.

Source :

  • WebMD. Astigmatism. Diakses 2024.
  • Cleveland Clinic. Astigmatism. Diakses 2024.
silinder
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Pemeriksaan Glaukoma Mata

Rabu, 24 Maret 2021 by Devi
Pemeriksaan Glaukoma Mata

Pernah mendengar penyakit mata satu ini? Biasa disebut glaukoma, mungkin terdengar biasa saja di telinga Anda.

Namun, tahukah Anda Glaukoma mata menjadi penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak, lho! Ternyata mengerikan bukan? Oleh karena itu penting untuk melakukan tes atau pemeriksaan glaukoma mata sejak dini. Yuk, baca informasi selengkapnya terkait pemeriksaan glaukoma berikut!

Apa Itu Glaukoma?

Glaukoma dapat terjadi akibat meningkatnya tekanan cairan dalam bola mata. Akibatnya bisa merusak serat lembut saraf optik yang bertugas mengirimkan gambar ke otak. Saraf optik ini terdiri dari satu juta saraf yang menghubungkan retina dengan otak.

Retina mata sendiri merupakan lapisan peka cahaya yang melapisi bagian dalam mata. Jadi, bisa dipastikan untuk dapat melihat dengan baik maka dibutuhkan komponen saraf optik yang sehat.

Jika kerusakan saraf mata semakin parah, glaukoma dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen. Salah satu faktor risiko utama glaukoma ialah riwayat glaukoma pada keluarga/genetik.

Glaukoma sendiri perlu diwaspadai. Pasalnya glaukoma tidak memiliki gejala awal atau rasa sakit. Oleh karena itu, penting melakukan skrining mata untuk mengetahuinya pada tahap awal.

Kunjungi dokter spesialis mata untuk mengobati glaukoma sebelum kehilangan penglihatan jangka panjang. Kerusakan glaukoma pada saraf optik tidak dapat disembuhkan, dan sebagian besar kasus glaukoma biasanya semakin progresif bila tanpa pengobatan yang tepat.

Gejala Glaukoma

Glaukoma terdiri dari dua jenis, yakni glaukoma akut dan glaukoma kronis. Glaukoma akut merupakan glaukoma yang terjadi secara tiba-tiba. Sementara itu, glaukoma kronis merupakan glaukoma yang terjadi secara perlahan-lahan.

Saat merasakan sakit mata yang berat, kemerahan pada mata, hingga pandangan menjadi buram, itulah salah satu tanda penyakit glaukoma akut yang harus diwaspadai.

Pada glaukoma kronis, awanya tidak menunjukkan gejala, hanya berupa mata pegal, tidak nyaman, kadang disertai sakit kepala, tapi akan terlambat bila penyakit sudah berkembang.

Jika mengalami salah satu tanda berikut ini, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan perawatan medis.

  • Melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu
  • Penglihatan buram
  • Kemerahan di mata
  • Nyeri pada mata dan sekitarnya
  • Mual atau muntah

Diagnosis Glaukoma

Perlu dilakukan pemeriksaan mata secara lengkap untuk mendiagnosis glaukoma. Pemeriksaan glaukoma mata dapat dilakukan oleh dokter spesialis mata.

Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak membutuhkan waktu lama. Pertama, dokter akan menanyakan keluhan atau gejala glaukoma yang mungkin dirasakan oleh pasien, mengenai riwayat penyakit maupun keluarga.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan dan tekanan bola mata. Tekanan bola mata yang normal berkisar 10-21 mmHg. Bila tekanan bola mata normal, dokter akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil sehingga dokter dapat melihat bagian dalam mata.

Dokter akan memeriksa saraf optik untuk mencari tanda-tanda glaukoma. Bila diperlukan, dokter akan mengambil foto sehingga mereka dapat melihat perubahan pada kunjungan berikutnya.

Selain itu, dokter mungkin juga melakukan tes lapang pandang untuk melihat apakah pasien kehilangan penglihatan tepi dengan alat yang disebut kampimetri.

Jika dokter mencurigai ada tanda-tanda glaukoma maka tes pencitraan khusus diperlukan untuk saraf optik pasien.

Penyebab Glaukoma

Apa saja yang menyebabkan atau memicu glaukoma? Sebenarnya ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan perkembangan penyakit ini. Faktor risiko tersebut meliputi:

1. Usia

Usia diatas 40 tahun menjadi faktor risiko terjadinya glaukoma. Bertambahnya usia pun meningkatkan risiko persentase seseorang menderita glaukoma. Pasien berusia 70-an memiliki risiko glaukoma 3,5 kali lipat dibandingkan pasien berusia 40-an.

2. Ras

Orang kulit hitam memiliki risiko 3-4 kali lebih besar daripada orang kulit putih untuk terkena glaukoma. Sedangkan hispanik memiliki risiko 1-2 kali lebih besar dari pada orang kulit putih.

3. Tekanan Intraokular (TIO)

Memiliki TIO di atas normal, yaitu lebih dari 21 mmHg.

4. Riwayat Keluarga

Jika ada keluarga yang pernah memiliki riwayat glaukoma, maka risiko seseorang semakin tinggi untuk menderita glaukoma.

5. Ketebalan Kornea

Ketebalan kornea mempengaruhi untuk risiko glaukoma. Pasien yang memiliki kornea lebih tipis memiliki risiko lebih besar karena peningkatan kerentanan biomekanik lamina cribrosa dan sklera peripapiler.

6. Penyakit Tertentu

Diduga kondisi lain pada mata, seperti rabun jauh/ miopia, rabun dekat/ hipermetropia, serta kondisi sistemik seperti diabetes dan hipertensi dianggap memiliki peran terhadap risiko glaukoma.

Selain itu, pasien dengan penyakit penyerta tertentu yang mengkonsumsi obat-obatan rutin seperti steroid juga memiliki risiko glaukoma lebih tinggi.

Pengobatan Glaukoma

Seperti kita ketahui, glaukoma tidak dapat disembuhkan. Glaukoma dapat dikontrol, baik dengan obat tetes, tablet, laser, maupun operasi. Obat tetes mata berfungsi untuk menurunkan tekanan mata.

Cara ini bertujuan untuk mengurangi produksi cairan yang dihasilkan dalam bola mata dan memperlebar jalan keluar cairan dalam mata. Efek dari obat glaukoma bisa membantu menjaga penglihatan, tapi juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, diantaranya meliputi:

  • Rasa gatal atau kering pada mata
  • Mata merah atau kulit merah di sekitar mata
  • Perubahan denyut nadi dan detak jantung
  • Perubahan pernapasan
  • Mulut kering
  • Penglihatan kabur
  • Pertumbuhan bulu mata
  • Perubahan warna mata, kulit di sekitar mata atau penampilan kelopak mata.

Sebenarnya semua obat memiliki efek samping. Bahkan beberapa obat dapat menyebabkan masalah bila diminum dengan obat lain. Jadi, penting untuk memberi tahu dokter daftar setiap obat yang Anda minum secara teratur.

Pastikan juga bila Anda merasa mungkin memiliki efek samping dari obat glaukoma segera berbicara dengan dokter spesialis mata Anda. Jangan sampai Anda mencoba untuk berhenti meminum obat glaukoma tanpa saran dari dokter.

Jika kehabisan obat segera tanyakan segera kepada dokter spesialis mata Anda. Selain itu, operasi dan laser bisa menjadi pilihan untuk mengobati glaukoma yang lebih lanjut.

Operasi dilakukan untuk membuat akses tambahan untuk saluran keluar cairan dalam mata. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis mata.

Skrining Glaukoma

Terkadang kita tidak mengetahui apakah perkembangan suatu penyakit sudah terjadi, berjalan lambat, atau justru cepat. Oleh karena itu, penting untuk melakukan deteksi dini dengan skrining glaukoma / pemeriksaan glaukoma mata sebagai langkah awal untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma.

Lalu, kapan seseorang perlu melakukan skrining glaukoma? Anda dapat melakukan skrining glaukoma secara berkala sebagai berikut:

  • Memiliki usia sebelum 40 tahun lakukan skrining setiap 2-4 tahun
  • Memiliki usia sesudah 40 tahun lakukan skrining setiap 2 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga penderita glaukoma lakukan skrining setiap 1 tahun

Tujuan tes skrining/ pemeriksaan glaukoma mata untuk mendeteksi secara dini apakah pasien menderita glaukoma stadium awal. Dengan adanya pemeriksaan dan penegakan diagnosis yang tepat, maka pasien dapat diobati untuk mengurangi risiko kehilangan penglihatan.

Pasien dapat dilakukan tes skrining terbatas pada evaluasi saraf optik dan lapisan serabut saraf retina pusat. Biasanya pencitraan lapisan saraf optik dan saraf retina digunakan untuk menemukan perubahan anatomi.

Salah satu pemeriksaan penunjang yang lebih detail untuk menilai bentuk dan ketebalan, serta perubahan saraf optik mata ialah Optical coherence tomography (OCT). Sementara kampimetri digunakan untuk menilai fungsi saraf mata, sejauh mana hilangnya lapisan serat retina pada glaukoma.

Glaukoma bisa kapan saja mencuri penglihatan. Tak heran bila gangguan mata ini menjadi perhatian yang serius untuk setiap orang. Jika sudah menderita glaukoma, maka tidak bisa disembuhkan.

Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan mata ke dokter spesialis mata secara rutin. Jalani pemeriksaan mata secara teratur sesuai saran dokter spesialis mata Anda.

Semakin cepat dokter mendeteksi tanda-tanda glaukoma, maka semakin cepat Anda dapat memulai pengobatan. Jika Anda mengalami gangguan penglihatan.

Ciputra SMG Eye Clinic hadir untuk memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan mata khususnya dengan kelainan refraksi atau tajam penglihatan. Bila Anda merasakan gejala atau tanda dari glaukoma seperti yang dijabarkan di atas, Anda bisa melakukan pemeriksaan lapang pandang di Ciputra SMG Eye Clinic.

Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan alat kampimetri. Hasil dari pemeriksan lapang pandang dapat diketahui untuk membantu diagnosis. Anda dapat ditangani langsung dengan dokter spesialis mata senior lebih dari 38 tahun berpengalaman di bidangnya.

Yuk, jaga kesehatan mata Anda mulai sekarang!

Reviewed: dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Apa Itu Glaukoma?
  • Glaukoma
glaukoma mataskrining glaukomates glaukoma
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Jenis Penyakit Retina Mata yang Mengganggu Penglihatan

Kamis, 25 Februari 2021 by Defa
penyakit retina mata

Penyakit retina mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, seperti terapi laser atau operasi vitrektomi dapat membantu menjaga kesehatan retina dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Retina adalah bagian penting dari mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak untuk membentuk penglihatan. Namun, berbagai kondisi dapat mengganggu fungsi retina, seperti retinopati diabetik, ablasi retina, degenerasi makula, hingga retinitis pigmentosa.

Penyakit retina dapat menyebabkan gangguan penglihatan ringan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari penuaan, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga cedera mata.

Karena peran retina yang krusial dalam penglihatan, penting untuk mengenali gejala awal seperti penglihatan kabur, munculnya bintik-bintik gelap, atau kehilangan penglihatan secara tiba-tiba. Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan mata ke dokter spesialis agar mendapatkan penanganan yang tepat sebelum kondisi semakin parah.

Apa Itu Retina Mata?

Retina mata adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal untuk dikirim ke otak melalui saraf optik. Proses ini memungkinkan kita melihat berbagai bentuk dan warna di sekitar.

Di tengah retina terdapat makula, bagian yang sangat penting karena berperan sebagai titik pusat penglihatan. Makula membantu kita melihat objek dengan jelas dan mendetail, terutama saat membaca atau mengenali wajah seseorang.

Retina bekerja dengan menangkap cahaya yang masuk ke mata melalui kornea. Cahaya ini kemudian difokuskan oleh lensa mata dan diarahkan ke retina.

Sel-sel reseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik, yang kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik. Otak menerjemahkan sinyal ini menjadi gambar yang kita lihat.

Proses ini berlangsung sangat cepat dan saling berkaitan dengan bagian mata lainnya sehingga kita dapat melihat dunia dengan jelas dan penuh warna.

Baca Juga: Screening Retina Mata Cegah Kerusakan Mata

Gejala Penyakit Retina

Gejala penyakit retina bermacam-macam tergantung penyebabnya. Biasanya gejala penyakit retina bisa timbul pada salah satu atau kedua mata sekaligus. Secara umum gejala penyakit retina yang muncul dialami penderita antara lain:

  • Pandangan kabur
  • Luas pandangan terbatas
  • Melihat bayangan benda berukuran kecil, seperti bintik-bintik hitam kecil
  • Melihat kilatan-kilatan cahaya atau photopsia
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Terganggunya kemampuan membedakan warna

Penyakit Pada Retina Mata

Pada dasarnya penyakit retina dapat diobati. Jenis pengobatannya pun berbeda tergantung pada penyebabnya. Tujuan pengobatan untuk menyembuhkan atau meringankan dampak dari gejala penyakit retina.

Jika tidak diobati dengan tepat, bisa menimbulkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Inilah beberapa gangguan retina mata yang umum terjadi.

1. Ablasio Retina / Retina Mata Lepas

Penyakit retina yang umum terjadi salah satunya ablasio retina. Ablasio retina terjadi akibat robekan pada retina.

Kondisi ini menyebabkan retina lepas dari posisi normalnya. Biasanya pada penderita mata minus, pengidap diabetes, trauma bola mata, perubahan kondisi cairan pada bola mata, atau munculnya jaringan parut di area retina yang menyebabkan ablasio retina.

2. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah penyakit retina mata akibat tumbuhnya jaringan kanker pada retina. Namun, jenis penyakit ini langka dan biasa terjadi pada anak-anak.

Kanker ini terjadi akibat saat sel-sel retina tumbuh cepat sehingga merusak jaringan di sekitarnya. Oleh karena itu, akan menyebabkan terganggunya retina.

Penyebab retinoblastoma karena perubahan atau mutasi pada gen RB1 sehingga sel-sel tadi tumbuh cepat. Sel-sel kanker ini juga bisa menyebar ke organ lain.

3. Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah gangguan retina yang menyebabkan penderita mengalami rabun senja serta penurunan fungsi penglihatan yang berkembang secara bertahap dan berakhir pada kebutaan. Pada penderita Retinitis Pigmentosa, sel fotoreseptor secara bertahap akan mati terutama sel batang yang disebabkan kelainan genetik.

Keluhan utama yang sering dijumpai ialah sulit melihat di tempat dengan intensitas cahaya yang kurang, atau penglihatan menjadi redup secara perlahan.

4. Degenerasi Makula

Age-related macular degeneration (AMD) atau Degenerasi Makula merupakan penyakit retina akibat adanya kerusakan pada pusat retina. Jadi, penderita akan merasakan gangguan pandangan menjadi kabur, buram yang dimulai dari tengah penglihatan.

Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, menyetir atau mengenali wajah orang. Penyebab Degenerasi Makula belum diketahui pasti.

Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti pertambahan usia, genetik, dan lingkungan.

Baca Juga: Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!

5. Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetik adalah penyakit retina akibat komplikasi penyakit diabetes. Secara perlahan, kadar gula darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah, termasuk di retina mata.

Pada tahap yang lebih lanjut muncul penyumbatan atau kebocoran pembuluh darah, serta membuat retina membentuk pembuluh darah baru untuk mencukupi kebutuhan darah. Sayangnya, pembuluh darah baru yang terbentuk tidak berkembang secara sempurna, tipis dan mudah pecah.

Kondisi ini mengakibatkan penglihatan menjadi gelap atau kabur, muncul floaters, dan terganggu.

6. Retinopathy of Prematurity (ROP)

Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit retina yang terjadi pada bayi prematur. ROP terjadi saat perkembangan pembuluh darah di bola mata bayi premature tidak sempurna sehingga menyebabkan terbentuknya pembuluh darah abnormal.

Nah, pembuluh darah abnormal ini umumnya lemah dan mudah pecah, sehingga menyebabkan pendarahan pada retina.

7. Oklusi Vena Retina

Retinal vein occlusion adalah kondisi ketika pembuluh darah di retina tersumbat, sehingga aliran darah tidak lancar. Akibatnya, cairan dan darah bisa menumpuk di retina yang dapat menyebabkan penglihatan buram hingga kehilangan penglihatan secara tiba-tiba.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut, terutama jika memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah kesehatan lain yang memengaruhi aliran darah. Gejalanya bisa berupa pandangan kabur, bentuk objek terlihat bengkok atau tidak jelas, munculnya bintik hitam atau garis melayang di penglihatan, hingga kehilangan penglihatan secara mendadak.

8. Achromatopsia

Achromatopsia adalah kelainan genetik sejak lahir yang membuat seseorang tidak bisa melihat warna. Kondisi ini terjadi karena gangguan pada sel-sel retina yang bertanggung jawab untuk melihat warna dan cahaya redup.

Pada penderita achromatopsia, penglihatan bergantung pada sel batang, yang hanya memungkinkan melihat dalam hitam, putih, dan abu-abu.

Diagnosis Penyakit Retina

Sebelum dokter mendiagnosis, ada beberapa tahapan yang dapat Anda lakukan saat pemeriksaan retina mata seperti berikut.

1. Dokter Akan Menanyakan Keluhan Penderita

Pertama, dokter akan menanyakan kepada penderita gejala yang dialami. Apakah ada pandangan yang buram? Bintik-bintik yang melayang atau pandangan gelap? Apakah ada kilatan cahaya?

Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan penderita. Terutama bila penderita memiliki penyakit penyerta atau riwayat gangguan retina mata di keluarga.

2. Proses Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, melalui pemeriksaan fisik. Prosedurnya diawali dengan dokter memberikan obat tetes mata khusus untuk melebarkan pupil.

Fungsinya agar dokter dapat melihat bagian dalam mata dengan mudah. Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian belakang mata.

Biasanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit agar pupil terbuka sempurna. Sebenarnya ada 3 jenis cara pemeriksaan oftalmoskopi mulai dari oftalmoskopi langsung, tidak langsung, dan oftalmoskopi slit lamp.

Metode yang paling sering digunakan saat ini, yakni oftalmoskopi slit lamp. Pada pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp dilakukan dengan sebuah alat pemeriksaan khusus.

Lalu, Anda duduk di depan sebuah alat pemeriksaan khusus. Letakkan dagu dan dahi Anda pada perangkat itu agar posisi kepala bisa stabil.

Dokter akan mendekatkan lensa kecil dan mikroskop pada alat pemeriksa tersebut ke mata untuk melihat bagian belakang mata Anda. Sebagian orang akan merasa sedikit tidak nyaman (silau) selama pemeriksaan, namun tidak menyakitkan.

Jika dokter menyarankan, pemeriksaan ini penting dilakukan. Fungsinya untuk mengetahui gejala awal dari kerusakan retina, saraf optik, atau pembuluh darah.

Dengan demikian, penanganan dini dilakukan untuk mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi berat. Selain pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp ada juga pemeriksaan penunjang lain yang dapat dijalani, seperti USG mata, Optical coherence tomography (OCT), Tes Amsler grid, tes genetik, serta angiografi mata.

Cara Mengatasi Penyakit Retina

Pengobatan penyakit retina bergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit yang dialami. Tujuan pengobatannya bisa untuk menghentikan penyakit atau memperlambat perkembangan penyakit tersebut. Beberapa jenis perawatan yang umum dilakukan meliputi prosedur bedah, perawatan dengan laser, dan penyuntikan obat ke dalam atau sekitar mata.

Salah satu prosedur bedah yang sering dilakukan adalah vitrektomi, yang digunakan untuk mengatasi masalah retina seperti:

  • Retina terlepas.
  • Kerutan pada makula (epiretinal membrane).
  • Lubang pada makula.
  • Cedera mata, seperti benda asing yang masuk ke mata.
  • Infeksi mata.

Selain itu, suntikan obat yang dimasukkan ke dalam bagian vitreous (bagian dalam mata) digunakan untuk mengobati kondisi seperti:

  • Degenerasi makula terkait usia basah (wet AMD).
  • Retinopati diabetik tingkat lanjut.
  • Edema makula akibat berbagai penyebab.
  • Infeksi pada mata.
  • Penyakit radang pada mata.

Perawatan menggunakan laser berfungsi untuk mengatasi masalah seperti:

  • Pembuluh darah yang tumbuh pada tempat yang tidak seharusnya.
  • Robekan pada retina.
  • Retinopati serosa sentral.
  • Edema makula.

Selain itu, beberapa prosedur lain digunakan untuk mengatasi detasemen retina, di antaranya:

  • Operasi scleral buckle: Prosedur di mana dokter menjahit potongan silikon di bagian luar mata untuk memberikan tekanan pada mata.
  • Cryoplexy: Menggunakan suhu sangat dingin untuk menciptakan parut yang menutup robekan atau detasemen.
  • Pneumatic retinopexy: Prosedur di mana gelembung gas disuntikkan ke dalam mata untuk menahan retina di tempatnya, seringkali dikombinasikan dengan cryotherapy atau laser.

Baca Juga: Kenali Anatomi Mata Manusia Beserta Fungsinya

Penyakit retina mata bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kualitas penglihatan seseorang. Di Ciputra SMG Eye Clinic, menyediakan layanan khusus untuk mendeteksi dan menangani berbagai penyakit retina, seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan retina berlubang.

Dengan menggunakan teknologi terkini dan tenaga medis yang berpengalaman, kami dapat memberikan diagnosis yang akurat dan perawatan yang sesuai, guna membantu Anda menjaga kesehatan mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Jangan tunggu sampai gejalanya semakin parah, segera kunjungi Ciputra SMG Eye Clinic untuk pemeriksaan mata secara menyeluruh.

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Cleveland Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
  • Mayo Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
gangguan retina mataretina mata
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Fungsi Retina Mata, Risiko Penyakit, dan Cara Merawatnya

Senin, 22 Februari 2021 by Defa
retina mata

Fungsi retina mata yang utama, yaitu menangkap cahaya, mengubahnya menjadi sinyal listrik, dan mengirimkan informasi visual ke otak untuk diterjemahkan menjadi gambar. Untuk menjaga kesehatannya, diperlukan pola makan bergizi, perlindungan dari paparan sinar UV, serta pemeriksaan mata rutin karena jika diabaikan, berbagai gangguan seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, atau ablasi retina bisa terjadi.

Pernahkah Anda berpikir bagaimana mata bisa melihat dunia dengan begitu jelas? Proses penglihatan dimulai ketika cahaya masuk melalui kornea, melewati lensa, lalu difokuskan ke retina di bagian belakang mata.

Retina berperan sebagai “kamera” alami yang menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak melalui saraf optik. Tanpa retina yang sehat, penglihatan bisa terganggu, bahkan berisiko menyebabkan kebutaan.

Hal ini karena perannya yang sangat penting sehingga menjaga kesehatan retina menjadi hal yang tidak boleh diabaikan.

Bagian Mata Manusia

Mata manusia adalah organ yang kompleks, di mana setiap bagian saling terhubung dan memiliki peran penting dalam proses penglihatan. Mulai dari bagian depan, tengah, hingga belakang mata, semuanya bekerja sama untuk menangkap dan memproses cahaya agar kita dapat melihat dengan jelas.

Berikut adalah anatomi mata beserta fungsinya:

1. Kornea

Kornea adalah lapisan bening di bagian depan bola mata yang berfungsi melindungi mata dari kotoran, bakteri, dan partikel berbahaya lainnya. Selain itu, kornea juga berperan dalam menyaring sinar UV serta membantu memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.

Meskipun tidak memiliki pembuluh darah, kornea sangat sensitif terhadap rasa sakit dan rentan terhadap gangguan.

Baca Juga: 7 Penyebab Mata Buram Sebelah Secara Mendadak

2. Iris

Iris merupakan selaput berwarna yang terletak tepat di belakang kornea. Warna iris ditentukan oleh jumlah pigmen yang dimilikinya. Iris juga mengontrol ukuran pupil untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke mata.

3. Pupil

Pupil, yaitu bagian hitam di tengah mata yang berfungsi sebagai pintu masuk cahaya. Ukuran pupil dapat berubah tergantung pada kondisi pencahayaan, yaitu mengecil dalam cahaya terang (2-4 mm) dan membesar dalam kondisi gelap (4-8 mm).

4. Sklera

Sklera adalah bagian putih pada mata yang berfungsi sebagai pelindung dan penopang bola mata. Enam otot mengelilingi sklera untuk membantu pergerakan mata ke berbagai arah tanpa perlu menggerakkan kepala.

5. Konjungtiva

Konjungtiva merupakan selaput transparan yang melapisi bagian depan mata, kecuali kornea, serta bagian dalam kelopak mata. Fungsinya adalah melindungi mata dari iritasi dan infeksi.

6. Lensa

Lensa mata terletak di belakang iris dan pupil. Bentuknya transparan dan fleksibel sehingga memungkinkan cahaya yang masuk untuk dibiaskan dan difokuskan ke retina agar menghasilkan penglihatan yang tajam.

7. Vitreus (Badan Kaca)

Vitreus adalah cairan seperti gel yang mengisi bagian dalam bola mata, dari belakang lensa hingga ke dinding belakang mata. Fungsinya, yaitu mempertahankan bentuk mata dan menahan retina agar tetap pada posisinya.

8. Retina

Retina merupakan lapisan tipis yang peka terhadap cahaya dan berada di bagian belakang mata. Fungsinya adalah menangkap cahaya yang masuk dan mengubahnya menjadi impuls listrik yang dikirim ke otak melalui saraf optik.

Jika retina mengalami gangguan, penglihatan bisa terganggu atau bahkan hilang.

9. Makula

Makula, yaitu bagian kecil di retina yang berperan dalam penglihatan sentral, memungkinkan kita melihat objek dengan jelas dan detail, seperti saat membaca atau mengenali wajah seseorang.

10. Saraf Optik

Saraf optik berfungsi sebagai jalur penghubung antara mata dan otak. Semua informasi visual yang ditangkap oleh retina akan dikirim ke otak melalui saraf ini untuk diinterpretasikan menjadi gambar yang dapat kita lihat.

Cara Kerja Retina Mata

Pernahkah Anda berpikir bagaimana cara kerja retina mata? Proses penglihatan melibatkan berbagai bagian mata yang bekerja sama, mulai dari bagian depan hingga belakang.

Retina berperan penting dalam menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal yang dikirim ke otak. Berikut adalah urutan cara kerja mata:

  • Cahaya masuk ke mata melalui kornea, yang berfungsi memfokuskan cahaya agar dapat diteruskan ke bagian mata lainnya.
  • Cahaya melewati pupil, yang ukurannya diatur oleh iris untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata.
  • Cahaya diteruskan ke lensa mata, di mana lensa dan kornea bekerja sama untuk memfokuskan cahaya ke retina.
  • Cahaya mencapai retina, dan sel-sel reseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik.
  • Sinyal dikirim ke otak melalui saraf optik, lalu otak menginterpretasikan sinyal tersebut menjadi gambar yang dapat kita lihat.

Proses ini berlangsung sangat cepat, memungkinkan kita melihat dunia dengan jelas dan berwarna. Karena itu, menjaga kesehatan retina sangat penting agar fungsi penglihatan tetap optimal.

Baca Juga: Penyebab Mata Gatal dan Merah Serta Penanganan

Gangguan pada Retina

Berikut beberapa jenis gangguan pada retina yang umum terjadi:

  • Robekan Retina: Terjadi saat vitreous menyusut dan menarik retina hingga robek. Gejalanya meliputi kilatan cahaya dan bayangan melayang (floaters).
  • Ablasi Retina: Cairan masuk melalui robekan retina, menyebabkan lapisan retina terangkat. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan kebutaan.
  • Retinopati Diabetik: Kerusakan pembuluh darah retina akibat diabetes, menyebabkan pembengkakan dan gangguan penglihatan.
  • Membran Epiretinal: Lapisan tipis seperti selaput di atas retina yang membuat penglihatan kabur atau bergelombang.
  • Lubang Makula: Celah kecil di bagian tengah retina yang menyebabkan pandangan buram atau titik buta di pusat penglihatan.
  • Degenerasi Makula: Kerusakan pada makula yang menyebabkan pandangan kabur atau titik buta, umumnya akibat penuaan.
  • Retinitis Pigmentosa: Penyakit bawaan yang merusak retina secara bertahap sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan malam dan tepi.

Cara Menjaga Kesehatan Retina

Agar penglihatan tetap jernih, kesehatan retina harus dijaga dengan baik. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Rutin Periksa Mata: Lakukan pemeriksaan mata setiap 1–2 tahun atau lebih sering jika memiliki kondisi seperti diabetes.
  • Jaga Pola Makan dan Berat Badan: Konsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah, dan ikan, serta jaga berat badan agar tetap ideal.
  • Gunakan Pelindung Mata: Pakai kacamata saat beraktivitas yang berisiko, seperti olahraga atau pekerjaan dengan bahan berbahaya.
  • Hindari Paparan Cahaya Berlebih: Gunakan kacamata hitam berpelindung UV dan hindari melihat langsung cahaya terang seperti api las.
  • Perhatikan Perubahan Penglihatan: Jika penglihatan mulai kabur, muncul bintik, atau terasa tidak nyaman, segera periksakan ke dokter mata.

Biaya Operasi Retina Mata

Operasi retina biasanya diperlukan bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat kerusakan retina. Beberapa kondisi yang bisa memerlukan tindakan operasi antara lain:

  • Ablasio retina (retina terlepas)
  • Retinopati diabetik (kerusakan retina akibat diabetes)
  • Degenerasi makula (penurunan fungsi makula)
  • Macular hole (lubang kecil di makula)
  • Retinoblastoma (kanker mata pada anak-anak)

Biaya operasi retina bisa bervariasi tergantung pada tempat pelaksanaannya, baik di klinik mata maupun rumah sakit, serta jenis tindakan yang diperlukan. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis mata, terutama ahli Vitreo-Retina yang khusus menangani gangguan pada retina.

Sebelum operasi, dokter biasanya akan melakukan skrining retina guna menilai kondisi retina secara menyeluruh. Pemeriksaan ini bisa meliputi tes penglihatan, tes lapang pandang, dan funduskopi.

Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti tes Amsler Grid, Optical Coherence Tomography (OCT), angiografi, serta radiologi (USG, CT scan, MRI) dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.

Baca Juga: Mata Minus atau Rabun Jauh: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Bila Anda mengalami gangguan penglihatan atau memiliki faktor risiko terhadap penyakit retina, segera konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra SMG Eye Clinic menyediakan layanan lengkap dengan teknologi terkini serta tim dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai gangguan retina.

Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi lebih lanjut demi kesehatan mata yang optimal.

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Mayo Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
  • Cleveland Clinic. Retina. Februari 2025.
retina mata
Read more
  • Published in Mata
No Comments

9 Cara Ampuh Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Jumat, 05 Juni 2020 by Defa
5 Cara Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Cara mencegah mata lelah akibat gadget penting untuk diketahui dan dilakukan sejak dini agar terhindar dari masalah kesehatan mata yang lebih serius, seperti mata minus. Berbagai langkah pencegahan tersebut tidak luput dari pengaturan cahaya hingga lamanya menggunakan gadget.

Mata lelah akibat penggunaan gadget secara berlebihan telah menjadi masalah umum yang sering dihadapi. Kondisi ini dapat memengaruhi kenyamanan dan kinerja sehari-hari.

Namun, dengan beberapa langkah sederhana, Anda dapat mengatasi mata lelah akibat gadget dengan mudah.

Pengertian dan Penyebab Mata Lelah

Mata Lelah adalah kondisi di mana mata merasa lelah, tegang, atau tidak nyaman setelah penggunaan yang berlebihan, terutama melihat layar gadget atau komputer dalam waktu yang lama. Penyebab utama mata lelah akibat gadget adalah tegangnya otot bola mata yang terus menerus berusaha membaca teks dan gambar di layar, disertai dengan penurunan frekuensi kedipan mata.

Hal ini menyebabkan mata terfokus pada layar cenderung berkedip lebih lambat dari biasanya yang dapat menyebabkan gejala, seperti sakit kepala, mata kering, silau, pandangan buram atau berbayang, serta nyeri pada leher, bahu, dan punggung.

Baca Juga: Ternyata Ini 10 Arti kedutan Mata Kiri Atas dari Sisi Medis

Cara Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Agar mata lelah tidak bertambah parah, Anda bisa mencoba beberapa langkah pencegahan di bawah ini:

1. Ikuti Aturan 20-20-20

Saat Anda terpaku pada layar gadget untuk jangka waktu yang lama, mata bekerja keras dan terus-menerus berfokus pada objek yang sama. Untuk memberi mata istirahat, praktikkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan Anda dari layar dan fokuskan pada objek yang berjarak sekitar 20 kaki selama 20 detik.

Cara ini membantu mengurangi kelelahan mata dan memberi kesempatan pada mata untuk beristirahat sejenak. Selain itu, pastikan posisi layar gadget Anda juga tepat. Layar sebaiknya berjarak sekitar 25 inci dari mata Anda dan sedikit di bawah tingkat mata.

9 Cara Ampuh Mencegah Mata Lelah Akibat Gadget

Pencahayaan tinggi pada gadget memengaruhi spektrum cahaya layar sehingga berpotensi mengganggu kenyamanan mata.

2. Atur Pencahayaan

Pencahayaan yang tepat di sekitar Anda dapat membuat perbedaan besar dalam kenyamanan visual. Pastikan ruangan tempat Anda menggunakan gadget memiliki pencahayaan yang cukup, tidak terlalu terang, dan tidak terlalu gelap.

Cahaya yang terlalu terang bisa menyebabkan silau, sedangkan pencahayaan yang terlalu redup bisa memaksa mata untuk bekerja lebih keras. Selain itu, atur juga tingkat kecerahan layar gadget Anda.

Layar yang terlalu terang dapat menyebabkan mata cepat lelah. Jika memungkinkan, pasang layar anti-glare pada monitor Anda untuk mengurangi pantulan cahaya yang mengganggu.

3. Atur Kontras

Kontras yang tepat pada layar monitor juga sangat penting untuk kenyamanan visual Anda. Setiap orang memiliki preferensi kontras yang berbeda-beda, tetapi pastikan untuk tidak mengatur kontras terlalu tinggi.

Hal ini karena bisa membuat mata cepat lelah. Selain itu, coba juga atur suhu warna pada layar Anda. Suhu warna yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa memengaruhi spektrum cahaya yang dipancarkan oleh layar sehingga memengaruhi kenyamanan mata Anda.

Baca Juga: Penyebab Mata Minus Bertambah dan Cara Meminimalkannya

4. Jaga Kelembapan Mata

Mata yang kering dapat membuat Anda merasa tidak nyaman dan meningkatkan risiko kelelahan mata. Untuk menjaga agar mata tetap lembap, ingatlah untuk mengedipkan mata secara teratur saat menggunakan gadget.

Jika Anda merasa mata tetap kering, pertimbangkan untuk menggunakan tetes mata pelembap sesuai kebutuhan. Ini dapat membantu menjaga keseimbangan kelembapan di mata Anda dan mencegah mata lelah akibat kekeringan.

5. Gunakan Kacamata Khusus saat Menggunakan Gadget

Kacamata khusus yang dilengkapi dengan filter cahaya biru atau anti-radiasi dapat membantu mengurangi paparan cahaya berbahaya yang dipancarkan oleh layar gadget.

Cara mencegah mata lelah akibat gadget ini bisa membantu melindungi mata Anda dari kelelahan dan ketegangan yang disebabkan oleh paparan cahaya biru yang berlebihan.

6. Jaga Jarak Pandang Mata ke Layar Gadget

Penting untuk menjaga jarak yang tepat antara mata Anda dan layar gadget. Cobalah untuk menjaga jarak sekitar 25-30 cm antara mata dan layar.

Pastikan layar berada pada tingkat yang sejajar dengan mata Anda. Ini membantu mengurangi tegangan pada otot mata dan mencegah kelelahan mata.

7. Bersihkan Layar Gadget secara Rutin

Debu, noda, dan sidik jari dapat mengganggu pengalaman penggunaan gadget dan membuat Anda cenderung mengernyitkan mata untuk melihat dengan lebih jelas.

Bersihkan layar gadget Anda secara rutin dengan kain mikrofiber yang lembut untuk menghilangkan kotoran dan menjaga visibilitas layar tetap optimal.

8. Atur Ukuran Tulisan pada Gadget

Ukuran tulisan yang terlalu kecil pada layar gadget dapat memaksa mata Anda untuk bekerja lebih keras dan menyebabkan kelelahan. Atur ukuran tulisan pada gadget Anda agar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda.

Pastikan tulisan cukup besar untuk dibaca dengan nyaman tanpa harus memaksakan pandangan. Dengan begitu, Anda bisa membacanya lebih nyaman.

9. Kompres Mata dengan Air Hangat

Setelah penggunaan gadget yang lama, Anda dapat istirahatkan kelelahan mata dengan mengompres mata menggunakan kain bersih yang dibasahi air hangat.

Cara mencegah mata lelah akibat gadget ini dapat membantu meredakan tegangan pada otot mata dan meningkatkan sirkulasi darah di sekitar mata.

Baca Juga: 10 Cara Menjaga Kesehatan Mata agar Tetap Sehat dan Jernih

Demikianlah beberapa cara mengatasi mata lelah yang dapat Anda lakukan sehari-hari. Bila Anda mengalami mata lelah dan tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis mata profesional di Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Di CSEC, Anda dapat melakukan perawatan rutin hingga LASIK.

Apabila Anda ingin melakukan serangkaian tersebut, bisa melihat jadwal dokter dan membuat janji lebih mudah melalui WhatsApp. Mari percayakan kesehatan mata Anda dan keluarga dengan Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC).

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • Mayo Clinic. Eyestrain. Diakses 2024.
  • All About Vision. Computer Eye Strain – 10 Steps for Relief. Diakses 2024.
akibat gadgetkesehatan matamata lelah
Read more
  • Published in Featured Article, Mata
No Comments

Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Sabtu, 25 April 2020 by Defa
Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Mata minus adalah salah satu gangguan di mana mata memiliki kesulitan dalam memfokuskan cahaya pada titik fokus yang tepat di belakang retina. Kondisi mata minus bisa disebabkan berbagai faktor, mulai dari genetik hingga gaya hidup.

Kondisi mata minus tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab, kondisi mata minus membuat ketidaknyamanan dalam penglihatan seseorang. Penyebabnya, bukan cuma soal gaya hidup yang tidak sehat, tapi diantaranya dianggap terkait dengan faktor keturunan atau biasa disebut dengan faktor genetik.

Penyebab Kondisi Mata Minus

Mata minus atau miopia adalah kondisi mata di mana seseorang memiliki kesulitan dalam melihat objek yang jauh, sementara penglihatan objek yang dekat masih relatif baik.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh panjang bola mata yang lebih panjang dari biasanya atau kornea yang terlalu melengkung. Gejala yang biasa terjadi pada mata minus meliputi kesulitan dalam melihat jarak yang jauh dengan jelas, sering mengedipkan mata, menggosok mata secara berlebihan, sakit kepala, dan ketegangan pada area sekitar mata.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus, Sudah Tahu?

Ketika mengalami gejala ini, seseorang mungkin merasa perlu untuk memicingkan mata atau mendekatkan objek untuk melihat dengan lebih jelas. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang, terutama jika tidak ditangani dengan tepat melalui koreksi penglihatan yang sesuai.

Kondisi mata minus bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Genetik

Faktor genetik adalah salah satu penyebab utama miopia (mata minus). Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami miopia, ada kemungkinan besar anak-anak mereka juga akan mengembangkan kondisi yang sama.

Penelitian menunjukkan bahwa miopia memiliki komponen hereditas yang kuat. Gen-gen tertentu dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bola mata yang pada akhirnya menentukan apakah seseorang akan mengalami miopia.

Mutasi atau variasi dalam gen-gen ini dapat menyebabkan bola mata menjadi lebih panjang dari normal sehingga cahaya yang masuk difokuskan di depan retina, bukan langsung di atasnya.

Selain itu, kombinasi beberapa gen yang berbeda juga dapat berinteraksi dan meningkatkan risiko miopia. Dalam keluarga dengan riwayat miopia, penting untuk memonitor perkembangan mata anak-anak dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin.

Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Lasik mata menjadi prosedur yang efektif menghilangkan mata minus dengan cepat.

2. Jarang Melakukan Aktivitas di Luar Ruangan

Aktivitas di luar ruangan, terutama saat terpapar sinar matahari sangat penting untuk kesehatan mata. Paparan sinar matahari membantu dalam pembentukan vitamin D yang penting untuk kesehatan mata dan tubuh secara keseluruhan.

Sinar matahari juga membantu dalam pengaturan ritme sirkadian tubuh yang dapat memengaruhi kualitas tidur dan oleh karena itu juga dapat berdampak pada kesehatan mata.

Ketika seseorang jarang berada di luar ruangan, mereka kekurangan paparan sinar matahari yang cukup, yang dapat meningkatkan risiko perkembangan masalah mata, termasuk mata minus.

3. Kebiasaan Membaca Jarak Dekat

Kebiasaan membaca, terutama pada jarak dekat serta tanpa istirahat yang cukup dapat membebani mata secara berlebihan. Saat membaca atau melakukan aktivitas yang memerlukan fokus pada objek yang dekat secara terus-menerus, otot mata akan bekerja keras untuk mempertahankan fokus, dan ini dapat menyebabkan kelelahan mata.

Jika kebiasaan ini terjadi secara teratur tanpa adanya istirahat yang cukup dapat meningkatkan risiko terkena gangguan refraksi seperti mata minus. Oleh karena itu, penting untuk mengambil istirahat secara teratur saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus pada objek yang dekat. Hal ini untuk memberi istirahat pada otot mata dan mencegah kelelahan yang berlebihan.

Baca Juga: Mata Minus Bisa Sembuh Total? Yuk, Coba Cara Ini!

4. Melihat Layar Terlalu Dekat

Penggunaan perangkat elektronik yang terus meningkat, seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer telah membawa dampak signifikan pada kesehatan mata. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar elektronik, terutama dalam jarak dekat menyebabkan mata terus-menerus berfokus pada objek yang dekat.

Kondisi ini memaksa otot mata untuk bekerja lebih keras dan lebih lama yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketegangan pada mata, mata lelah, dan berkembangnya mata minus.

Selain itu, efek sinar biru yang dipancarkan oleh layar elektronik juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah mata, termasuk mata minus. Sebaiknya, gunakan gadget dengan bijak dengan beristirahat sesekali dan memperhatikan jarak pandang.

5. Kekurangan Zat Karoten

Nutrisi memainkan peran penting dalam kesehatan mata, salah satunya zat karotenoid, seperti beta-karoten. Beta-karoten adalah prekursor vitamin A yang dikenal penting untuk kesehatan mata, terutama dalam menjaga kesehatan retina.

Kekurangan zat karotenoid dalam diet dapat menyebabkan berbagai masalah mata, termasuk penurunan ketajaman penglihatan dan risiko terkena kondisi seperti mata minus.

Makanan kaya beta-karoten, seperti wortel, bayam, brokoli, dan paprika, seharusnya menjadi bagian penting dari pola makan sehari-hari untuk menjaga kesehatan mata yang optimal.

Suplemen mungkin juga diperlukan bagi individu yang memiliki risiko kekurangan zat karotenoid dalam diet, tetapi konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Baca Juga: Mata Minus Bukan Penyakit

Demikian informasi mengenai penyebab kondisi mata minus. Umumnya, mata minus diatasi dengan menggunakan lensa kontak dan kacamata agar penglihatan seseorang kembali normal.

Namun, Anda juga bisa menghilangkan mata minus dengan LASIK mata.
LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah prosedur bedah melibatkan penggunaan laser untuk membentuk kembali kornea mata sehingga sinar cahaya dapat difokuskan dengan lebih baik pada retina.

Selama prosedur LASIK, lapisan luar kornea diangkat untuk mengakses jaringan di bawahnya, di mana laser kemudian digunakan untuk mengubah bentuk kornea sesuai dengan kebutuhan koreksi penglihatan. LASIK sering kali memberikan hasil yang cepat dan efektif. Namun, seperti halnya prosedur bedah, LASIK juga memiliki risiko tertentu yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum menjalani prosedur tersebut.

Anda bisa konsultasi seputar lasik di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.

Telah direview oleh dr. Ika Citra Susanti, SpM

Source:

  • Cleveland Clinic. Myopia (Nearsightedness). Diakses 2024.
  • Healthline. Nearsightedness (Myopia). Diakses 2024.

 

kesehatan mata
Read more
  • Published in Mata
No Comments

Apa Vitamin Terbaik untuk Kesehatan Mata?

Kamis, 23 April 2020 by Adli Ikram
Apa Vitamin Terbaik untuk Kesehatan Mata?

Apa Vitamin Terbaik untuk Mata Anda

Halo Happy Eyes People! Vitamin untuk mata penting diperhitungkan untuk kesehatan mata. Mata Anda adalah organ kompleks yang membutuhkan banyak vitamin agar dapat berfungsi dengan baik. Ada beberapa vitamin tertentu yang penting untuk menjaga kesehatan mata agar lebih baik. Saat ini telah dikenal banyak antioksidan kuat yang bermanfaat untuk melindungi mata dan bagian tubuh lainnya dari kerusakan oksidatif dan peradangan.

Kekurangan vitamin tertentu dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi mata, seperti katarak, dan degenerasi makula terkait usia (AMD). Penelitian menunjukkan bahwa beberapa suplemen vitamin dan mineral dapat membantu melindungi atau memperlambat perkembangan kondisi tersebut.

Dalam artikel ini, kami menguraikan empat vitamin yang penting untuk kesehatan mata, serta terdapat daftar berbagai sumber makanan dari vitamin ini.Mari kita simak bersama-sama!

4 Vitamin yang berkontribusi untuk Kesehatan Mata

Orang yang ingin melindungi kesehatan mata mereka harus cukup mengkonsumsi sejumlah vitamin didalam kandungan makanan mereka.

  1. Vitamin A dan Beta Karoten

Vitamin A sangat penting untuk fungsi penglihatan yang baik. Vitamin A bersama komponen protein Rhodopsin memungkinkan mata untuk melihat dalam kondisi cahaya rendah.

Vitamin A juga mendukung fungsi kornea, yang merupakan lapisan luar pelindung mata. Seseorang yang kekurangan vitamin A memungkinkan untuk dijumpai gejala pada mata mereka menghasilkan produksi air mata terlalu sedikit untuk tetap dilumasi (dry eyes).

  1. Vitamin E

Alpha tocopherol adalah bentuk vitamin E yang memiliki sifat antioksidan kuat.

Antioksidan membantu melawan radikal bebas, yang dapat merusak jaringan di seluruh tubuh. Kadang-kadang, radikal bebas dapat merusak protein di dalam mata. Kerusakan ini dapat menyebabkan perubahan protein pada lensa yang disebut katarak.

Sebuah penelitian pada tahun 2014 mengamati studi yang menghubungkan vitamin E dengan pencegahan katarak. Beberapa penelitian menemukan bahwa kejernihan lensa lebih baik pada orang yang mengkonsumsi suplemen vitamin E.

  1. Vitamin C

Vitamin C adalah antioksidan kuat lainnya yang melindungi terhadap kerusakan oksidatif.

Kerusakan oksidatif adalah faktor kunci dalam dua jenis katarak yang terkait usia (tersering): katarak kortikalis dan nuklearis. Katarak kortikalis berkembang dari bagian tepi lensa, sementara katarak nuklearis terjadi dari pusatnya atau bagian inti lensa.

  1. Vitamin B

Sebuah studi tahun 2009 menunjukkan bahwa suplementasi harian dengan kombinasi vitamin B-6, B-9, dan B-12 dapat mengurangi risiko AMD. AMD adalah penyakit mata degeneratif pada nakula retina yang sangat mempengaruhi penglihatan.

Namun, studi khusus ini hanya melibatkan wanita. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung penggunaan vitamin B dalam mencegah AMD pada wanita dan pria.

Sebuah studi sebelumnya mengamati asupan nutrisi dan kesehatan mata pada 2.900 orang yang berusia antara 49 dan 97 tahun. Temuan mengungkapkan bahwa asupan protein, vitamin A, dan vitamin B riboflavin, tiamin, dan niasin yang lebih tinggi memiliki hubungan dengan tingkat katarak nuklearis yang lebih rendah.

Vitamin untuk mata

Vitamin untuk mata

Sumber makanan vitamin ini

Diet seimbang dan sehat yang mengandung beragam makanan berikut dapat menyediakan cukup vitamin dan nutrisi untuk meningkatkan kesehatan mata. Penelitian menunjukkan bahwa nutrisi ini bekerja bersama untuk melindungi mata. Jadi makan berbagai macam makanan sehat adalah pendekatan dan cara terbaik untuk menjaga kesehatan mata Anda.

Di bawah ini, kami mencantumkan sumber makanan vitamin yang kami sebutkan dalam artikel ini.

  1. Vitamin A dan beta karoten:
  • ubi
  • wortel
  • paprika merah
  • labu
  1. Vitamin E:
  • kacang almond
  • biji bunga matahari
  • kacang kacangan
  • minyak safflower
  • minyak kedelai
  • minyak jagung
  • minyak biji gandum
  • asparagus
  1. Vitamin C:
  • jeruk dan jus jeruk
  • Brokoli
  • kubis Brussel
  • Blackberry
  • jus anggur
  1. Vitamin B-1, atau tiamin:
  • kacang polong
  • kacang-kacangan
  • Babi
  • ikan
  • kacang hijau
  • yogurt
  1. Vitamin B-2, atau riboflavin:
  • daging sapi
  • gandum
  • yogurt
  • susu
  • remis
  • jamur
  • kacang almond
  1. Vitamin B-3, atau niasin:
  • hati sapi
  • ayam
  • salmon dan tuna
  • beras merah dan putih
  • kacang kacangan
  1. Vitamin B-6, atau piridoksin:
  • buncis
  • sayuran hijau gelap
  • unggas
  • hati sapi
  • salmon dan tuna
  1. Vitamin B-9, atau asam folat:
  • sayuran hijau gelap
  • kacang kacangan
  • kacang polong
  • makanan laut
  • biji bunga matahari
  • telur
  1. Vitamin B-12, atau cobalamin:
  • ikan
  • hati
  • daging merah
  • unggas
  • telur
  • susu yang diperkaya, sereal, dan ragi nutrisi

Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Lakukan konsultasi kesehatan mata Anda dengan dokter Kami di Ciputra SMG Eye Clinic untuk mengetahui kondisi mata secara berkala.

Source: What are the best vitamins for eye health?

artikel kesehatankesehatan matavitamin mata
Read more
  • Published in Featured Article, Health Talk, Mata
No Comments

Katarak Jaman Now Menyerang Kawula Muda

Rabu, 22 April 2020 by Adli Ikram
Katarak Jaman Now Menyerang Kawula Muda

Katarak Jaman Now Menyerang Kawula Muda

Hah? Bukannya katarak hanya terjadi pada orang tua saja? Mungkin itu yang ada di benak kamu sekarang. Walaupun pada umumnya katarak menyerang orang – orang yang berusia di atas 50 tahun, sekarang penyakit ini tidak memandang umur lagi. Sebelum usia 50 tahun pun, katarak dapat menyerang organ mata anda dan disebut dengan early-onset-cataract atau juvenile cataract. Oleh karena itu, mewaspadainya sejak usia dini menjadi langkah yang tepat. Seseorang yang memiliki katarak sering mengeluh tidak dapat melihat pemandangan disekitarnya dengan jelas (buram). Hal ini menandakan sudah terdapat penurunan tajam penglihatan. Selain itu hal yang juga sering diutarakan adalah keluhan silau (glare) terutama bila melihat sinar terang seperti saat mengendarai mobil di malam hari.

Katarak Menyerang

Penyebab katarak di usia muda

Menjawab pertanyaan kamu mengapa katarak dapat dialami sejak usia muda, berikut jawabannya:

  1. Genetika

Gen berhubungan dengan kromosom. Kelainan kromosom pada orang tua akan diturunkan kepada anaknya sehingga kualitas lensa mata orang tua yang kurang baik akan berdampak pada mata sang anak.

  1. Trauma Mata

Trauma yang terjadi pada daerah mata terutama bola mata dapat menjadi penyebab timbulnya katarak. Contohnya adalah benturan mekanik, radiasi, zat kimia dan trauma listrik. Salah satu gejala yang dapat terlihat kasat mata adalah munculnya warna putih pada serat lensa mata.

  1. Diabetes

Adanya penyakit diabetes sejak usia muda dan kurangnya kontrol gula darah akan berisiko mengalami katarak di usia produktif. Peningkatan enzim Aldose Reduktase pada tubuh penderita diabetes lah yang memicu penyakit katarak. Hal ini menyebabkan penumpukan sorbitol pada lensa dan gangguan hidrasi protein lensa sehingga terjadilah katarak. Oleh karena itu, penyakit diabetes yang dialami harus segera ditangani sehingga tidak memberikan dampak buruk pada mata.

  1. Penggunaan Obat Tertentu

Penggunaan obat – obatan tertentu dalam jangka waktu lama akan memicu penyakit katarak. Contohnya seperti obat – obatan golongan kortikosteroid.

  1. Paparan Sinar Matahari

Terlalu sering terpapar sinar ultraviolet juga meningkatkan risiko penyakit katarak.

  1. Peradangan

Peradangan kronis pada mata atau disebut uveitis, juga dapat mengakibatkan katarak. Uveitis dapat menyebabkan penebalan dari kapsul lensa bagian depan.

  1. Alkohol dan Merokok

Konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok secara signifikan dapat meningkatkan resiko terjadinya katarak pada usia muda.

Apakah mata Anda katarak? Ikuti testnya!

Apa saja gelaja katarak

Berikut ini ada beberapa gejala katarak yang pada umumnya dirasakan:

  1. Pandangan buram seperti berasap atau berkabut
  2. Warna benda yang biasa Anda lihat menjadi lebih pudar / pucat
  3. Mudah silau apabila melihat cahaya terang
  4. Terdapat lapisan kekuningan atau kecoklatan bila melihat suatu benda
  5. Fungsi penglihatan berkurang terutama di malam hari
  6. Pandangan seperti melihat cincin di sekitar sumber cahaya

Katarak Menyerang

Katarak Menyerang

Pencegahan mata katarak di usia muda

Sahabat sehat, setelah mengetahui berbagai penyebab dan gejala mata katarak membuat kita menjadi lebih menyadari pentingnya menjaga kesehatan mata kita. Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk mencegah mata katarak, seperti:

  1. Mengonsumsi makanan sehat, mulailah dengan menerapkan konsep makanan 4 sehat 5 sempura, dan mengurangi konsumsijunk food, untuk seseorang dengan obesitas, ada baiknya mengurangi berat badan dengan signifikan.
  2. Melindungi mata dari bahaya sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata hitam ketika Anda berada di luar ruangan.
  3. Menghindari diri dari paparan asap rokok.
  4. Tidak mengkonsumsi alkohol.
  5. Mengonsumsi makanan yang mengandung beta karoten yang tinggi seperti wortel, bayam, ubi jalar, buah bit, labu kuning, pepaya.
  6. Mengonsumsi makanan yang mengandung Zeaxanthin dan Lutein seperti lobak hijau, collards (sayuran hijau yang bentuknya mirip dengan sawi), jagung manis, brokoli, romaine lettuce, kacang polong, buncis, telur, brussels sprouts (sayuran hijau yang berbentuk seperti kubis dengan ukuran yang kecil).
  7. Membatasi kadar garam yang dikonsumsi setiap hari.
  8. Membiasakan diri untuk tidur dengan cukup (7 – 8 jam per hari).
  9. Menggunakan kacamata yang sesuai dengan ukuran lensa mata.
  10. Periksa kesehatan mata secara teratur

Untuk memeriksa kesehatan mata, Anda dapat mempercayakannya kepada kami, Ciputra SMG Eye Clinic. Segera konsultasikan kesehatan mata Anda secara rutin.

Reviewed by: dr. Ika Citra

Source:

  • Cataracts
artikel kesehatankatarak
Read more
  • Published in Featured Article, Katarak, Mata
No Comments

Jenis Pemeriksaan Mata Berkala dan Manfaatnya

Senin, 20 April 2020 by Defa
Pemeriksaan mata berkala

Pemeriksaan mata berkala meliputi tes ketajaman visual, tekanan mata, pemeriksaan retina, dan lainnya untuk mendeteksi gangguan sejak dini. Waktu terbaik untuk pemeriksaan mata adalah setidaknya sekali setahun atau lebih sering jika memiliki risiko tertentu.

Sama seperti kesehatan gigi, menjaga kesehatan mata juga memerlukan pemeriksaan rutin. Ini sangat penting, terutama bagi Anda yang memiliki gangguan penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat dan menggunakan kacamata atau lensa kontak setiap hari.

Pemeriksaan mata melibatkan serangkaian tes untuk mengevaluasi ketajaman penglihatan serta mendeteksi adanya penyakit mata. Dokter mata akan menggunakan berbagai alat khusus untuk memeriksa kondisi mata Anda secara menyeluruh.

Selama pemeriksaan, berbagai aspek akan dievaluasi, termasuk kemampuan melihat serta kesehatan mata secara umum dan spesifik.

Apa Itu Pemeriksaan Mata?

Pemeriksaan mata adalah proses untuk mengecek ketajaman penglihatan dan kesehatan mata. Ini penting bagi semua orang, bukan hanya pengguna kacamata atau lensa kontak.

Pemeriksaan bisa dilakukan oleh dokter spesialis mata (ophthalmologist), optometris, atau optician sesuai kebutuhan. Pemeriksaan mata secara berkala akan membantu mendeteksi masalah pada tahap paling awal, yaitu saat dimana jika didapatkan kelainan masih lebih mudah untuk diobati.

Pemeriksaan mata secara rutin memungkinkan dokter untuk mendeteksi perubahan pada penglihatan sejak dini. Jika ada masalah, dokter dapat memberikan saran perawatan, koreksi penglihatan, atau pengobatan yang sesuai.

Seberapa sering Anda perlu memeriksakan mata tergantung pada beberapa faktor, seperti usia, riwayat penyakit tertentu (misalnya diabetes atau hipertensi yang bisa memengaruhi mata), serta adanya gangguan mata yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga: Pemeriksaan Glaukoma Mata

Kapan Sebaiknya Melakukan Pemeriksaan Mata?

Frekuensi pemeriksaan mata bergantung pada usia dan kondisi kesehatan. Anak-anak perlu diperiksa setidaknya sekali antara usia 3-5 tahun, terutama untuk mendeteksi amblyopia.

Penderita diabetes disarankan melakukan pemeriksaan tahunan, sementara mereka yang berisiko tinggi terkena glaukoma, seperti lansia dan orang dengan riwayat keluarga glaukoma, sebaiknya memeriksakan mata setiap dua tahun.

1. Anak-anak 3 Tahun ke Bawah

Untuk anak di bawah 3 tahun, dokter anak biasanya akan memeriksa masalah mata yang umum, seperti mata malas, mata juling, atau mata tidak sejajar. Jika ditemukan tanda-tanda gangguan tersebut, pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan segera, tanpa harus menunggu usia tertentu.

Pemeriksaan mata yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan saat anak berusia 3 hingga 5 tahun.

2. Anak-anak dan Remaja Usia Sekolah

Periksakan mata anak sebelum masuk sekolah. Jika tidak ada tanda gangguan penglihatan atau riwayat keluarga dengan masalah mata, pemeriksaan bisa dilakukan setiap 1-2 tahun.

Namun, bila anak menunjukkan gejala gangguan penglihatan atau membutuhkan kacamata, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan hingga 1 tahun.

3. Orang Dewasa

Secara umum, jika mata Anda sehat dan tidak memiliki gejala gangguan penglihatan, periksakan mata Anda pada jadwal berikut ini:

  • Setiap 5 hingga 10 tahun di usia 20-an dan 30-an
  • Setiap 2 hingga 4 tahun dari 40 menjadi 54
  • Setiap 1 hingga 3 tahun dari 55 hingga 64
  • Setiap 1 atau 2 tahun setelah usia 65
  • Setiap 1 atau 2 tahun setelah usia 65

Jenis Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan mata biasanya berlangsung sekitar 45-90 menit dan mencakup berbagai tes yang dilakukan oleh dokter mata untuk mendeteksi masalah sejak dini. Berikut beberapa jenis pemeriksaan mata yang umum dilakukan:

1. Riwayat Kesehatan Mata

Dokter akan menanyakan apakah Anda memiliki masalah penglihatan, riwayat kesehatan mata dalam keluarga, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, serta apakah Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Informasi ini membantu dokter memahami kondisi mata Anda secara lebih menyeluruh.

Baca Juga: Tanda-Tanda Mata Minus dan Faktor yang Memengaruhi

2. Tes Ketajaman Penglihatan

Tes ini menggunakan bagan huruf atau simbol untuk menilai seberapa jelas Anda dapat melihat pada berbagai jarak. Anda akan diminta membaca huruf atau simbol dari kejauhan dengan menutup satu mata bergantian.

Hasil tes ini akan menentukan apakah Anda memiliki gangguan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme.

3. Pemeriksaan Resep Kacamata atau Lensa Kontak

Jika diperlukan koreksi penglihatan, dokter akan menggunakan alat bernama phoroptor, yang berisi berbagai lensa, untuk menentukan ukuran lensa yang paling sesuai agar penglihatan Anda lebih jelas.

4. Pemeriksaan Respons Pupil terhadap Cahaya

Dokter akan menyinari mata Anda dengan cahaya terang untuk melihat apakah pupil mengecil atau melebar dengan normal. Jika respons pupil tidak sesuai, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada sistem saraf atau kesehatan mata.

5. Tes Penglihatan Samping (Perifer)

Penglihatan perifer sangat penting untuk mendeteksi penyakit seperti glaukoma. Tes ini dilakukan untuk memastikan apakah ada bagian dari penglihatan samping yang terganggu tanpa disadari.

6. Pemeriksaan Gerakan Mata

Dokter akan mengevaluasi bagaimana mata bergerak dan apakah kedua mata bekerja selaras. Jika ada gangguan pada otot mata, ini bisa menyebabkan masalah seperti mata juling atau kesulitan fokus.

7. Pengukuran Tekanan Bola Mata (Tonometri)

Tes ini bertujuan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata yang dikenal sebagai tekanan intraokular. Tekanan yang terlalu tinggi bisa menjadi tanda glaukoma.

Tes ini bisa dilakukan dengan alat yang memberikan hembusan udara ke mata atau dengan menyentuhkan alat kecil ke permukaan mata setelah diberi tetes anestesi.

8. Pemeriksaan Bagian Depan Mata

Dokter akan menggunakan alat bernama slit-lamp, sejenis mikroskop dengan cahaya terang, untuk melihat bagian depan mata seperti kelopak mata, kornea, iris, dan lensa mata. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi adanya katarak, luka pada kornea, atau tanda-tanda infeksi.

9. Pemeriksaan Retina dan Saraf Optik

Untuk melihat kondisi retina dan saraf optik, dokter akan meneteskan cairan khusus ke mata agar pupil melebar. Ini memungkinkan dokter untuk memeriksa tanda-tanda penyakit mata seperti retinopati diabetik, degenerasi makula, atau kerusakan saraf optik akibat glaukoma.

Setelah tes ini, penglihatan Anda mungkin menjadi buram sementara dan lebih sensitif terhadap cahaya.

10. Tes Tambahan

Selain pemeriksaan di atas, dokter mata juga bisa merekomendasikan tes tambahan seperti optical coherence tomography (OCT), foto retina, fluorescein angiography (FA), atau topografi kornea untuk mendapatkan gambaran lebih detail tentang kondisi mata Anda. Pemeriksaan mata yang rutin sangat penting untuk mendeteksi masalah sejak dini dan menjaga kesehatan penglihatan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus, Sudah Tahu?

Menjaga kesehatan mata adalah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. Dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin, Anda bisa mendeteksi dan mencegah berbagai gangguan penglihatan sejak dini.

Jangan tunggu sampai muncul keluhan, jadwalkan pemeriksaan mata Anda sekarang di Ciputra SMG Eye Clinic, pusat layanan kesehatan mata terpercaya dengan teknologi canggih dan tenaga medis profesional.

Source:

  • Cleveland Clinic. Eye Exam. Februari 2025.
  • American Academy of Ophthalmology. Eye Exam and Vision Testing Basics. Februari 2025.
artikel kesehatan
Read more
  • Published in Mata
No Comments
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
Artikel Terbaru
  • jenis-jenis katarak
    Jenis-jenis Katarak dan Penanganannya
  • Pentingnya Tes Buta Warna pada Anak
    Ini Pentingnya Tes Buta Warna pada Anak
  • Tanda operasi katarak gagal
    Tanda-Tanda Operasi Katarak Gagal dan Efek Sampingnya
  • health talk csec pontianak februari
    Health Talk Lasik Mata Pontianak: Sharing Happy Eyes

Jakarta - Lotte Kuningan

Lotte Shopping Avenue Fl.5 Ciputra World 1 Jakarta Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Kuningan

Jakarta - PIM Pondok Indah

Pondok Indah Office Tower 5 Lantai 2 Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA Pondok Indah, Jakarta Selatan - 12310

Surabaya

SkyLoft SOHO Fl.8 Ciputra World Surabaya Jl. Mayjend Sungkono No.87

© 2025 All rights reserved. Ciputra SMG Eye Clinic

TOP