• Indonesia
  • English

LASIK & Katarak Center Jakarta - Klinik Mata | Ciputra SMG Eye Clinic

  • Beranda
  • Dokter Kami
  • Bebas Kaca Mata
    • Lasik Mata
    • ReLEx SMILE
    • EVO ICL
  • Apa itu Katarak?
  • FAQs
    • ReLEx® SMILE
    • FemtoLASIK
    • Katarak
    • Lifetime Protection
    • Rekomendasi Hotel
    • EVO Visian ICL
  • Testimonials
  • Berita
    • Artikel
    • Health Talks
  • Kontak

Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus, Sudah Tahu?

Senin, 20 Mei 2024 by Defa
perbedaan mata minus dan plus

Perbedaan mata minus dan plus mungkin belum dipahami oleh sebagaian orang. Kedua istilah tersebut memang terdengar mirip, tetapi keduanya merupakan kondisi berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari, mata adalah jendela kita menuju dunia yang luas. Namun, tidak semua mata diciptakan sama. Beberapa orang mungkin familiar dengan istilah “mata minus” dan “mata plus,” tetapi tahukah Anda bahwa perbedaan di antara keduanya lebih dari sekadar angka di resep kacamata?

Lantas, apa perbedaan mata minus dan plus? Simak artikel ini sampai selesai untuk mengetahui jawabannya.

Perbedaan Mata Minus dan Plus

Adapun beberapa perbedaan mata minus dan plus yang perlu Anda ketahui agar tidak keliru dapat dilihat dari beberapa faktor, seperti:

1. Kemampuan Jarak Pandang

Mata minus yang secara medis dikenal sebagai miopia adalah kondisi penglihatan di mana penderita mengalami kesulitan melihat objek yang berada pada jarak lebih jauh. Pada dasarnya, masalah terletak pada fokus cahaya yang jatuh di depan retina.

Hal ini membuat gambar yang diterima oleh mata tampak kabur, mengharuskan penderita untuk mendekati objek agar dapat melihatnya dengan lebih jelas. Sementara itu, mata plus atau hipermetropia adalah kondisi sebaliknya, di mana fokus cahaya jatuh di belakang retina.

Hal ini membuat penderita mengalami kesulitan melihat objek berada pada jarak dekat. Meskipun faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam perkembangan mata plus, beberapa orang mengalami perubahan bentuk mata yang lebih pendek sehingga fokus cahaya tidak tepat pada retina.

Orang dengan mata plus mungkin mengalami kelelahan mata atau kesulitan membaca, terutama pada kondisi pencahayaan yang kurang mendukung.

Baca Juga:Penyebab Mata Minus Bertambah dan Cara Meminimalkannya

2. Gejala

Selanjutnya, perbedaan mata minus dan plus terletak pada gejalanya. Seseorang dengan mata minus cenderung mengalami kesulitan dalam melihat objek yang berada jauh.

Mereka mungkin merasa gambar atau tulisan pada papan tulis kelas atau tanda jalan di jalan raya terlihat kabur.

Gejala tambahan dapat mencakup sakit kepala atau mata lelah setelah waktu yang lama menghabiskan waktu untuk melihat objek yang jauh.

Sebaliknya, mata plus menampilkan karakteristik berbeda, di mana penderitanya akan menghadapi kesulitan dalam melihat objek yang berada dalam jarak dekat.

Aktivitas seperti membaca buku atau melibatkan diri dalam pekerjaan yang memerlukan fokus pada objek yang dekat dapat menyebabkan ketidaknyamanan, dan seringkali diikuti dengan sensasi mata lelah atau pegal.

Kedua kondisi ini memengaruhi kemampuan mata untuk menyesuaikan fokus, dan pemahaman mendalam terhadap gejala ini merupakan langkah awal penting dalam mencari solusi dan perawatan yang tepat.

Perbedaan Mata Minus dan Plus

Mata plus seringkali diakibatkan karena faktor usia.

3. Penyebab

Mata minus memiliki penyebab berbeda, tetapi keduanya berkaitan dengan fokus cahaya yang tidak tepat pada retina.

Mata minus sering kali dipengaruhi oleh faktor genetik, di mana keturunan dari orang tua dengan mata minus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa.

Selain itu, aktivitas yang memerlukan penggunaan mata untuk melihat objek dekat, seperti membaca atau menggunakan perangkat elektronik dalam jangka waktu yang lama juga dapat menjadi penyebabnya.

Di sisi lain, mata plus memiliki hubungan erat dengan bentuk mata yang lebih pendek.

Penderita mata plus biasanya memiliki bola mata lebih pendek sehingga fokus cahaya jatuh di belakang retina. Faktor genetik juga memainkan peran dalam mata plus, di mana riwayat keluarga dengan kondisi ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.

Selain itu, pertambahan usia juga menjadi faktor risiko karena seiring bertambahnya usia, kemampuan lensa mata untuk menyesuaikan fokus secara alami juga berkurang.

Keduanya, mata minus dan mata plus, menunjukkan kompleksitas dan interaksi antara faktor genetik, aktivitas sehari-hari, dan perubahan fisik yang terjadi pada mata seiring waktu.

Pemahaman mendalam terhadap penyebab masing-masing kondisi ini menjadi kunci untuk pencegahan keluhan yang timbul dan pengelolaan tatalaksana yang efektif.

4. Faktor Risiko

Faktor risiko yang memengaruhi perkembangan mata minus dan mata plus memiliki keragaman yang menarik. Mata minus seringkali terkait dengan faktor genetik, dimana individu memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami kondisi serupa.

Selain itu, aktivitas yang melibatkan penggunaan perangkat elektronik dalam waktu yang lama, seperti membaca buku atau menggunakan komputer, dapat meningkatkan risiko mata minus.

Kurangnya waktu yang dihabiskan di luar ruangan juga dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan terjadinya mata minus.

Di sisi lain, mata plus seringkali berkaitan dengan faktor genetik serta bentuk mata yang lebih pendek. Meskipun umumnya terjadi seiring pertambahan usia, beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes juga dapat menjadi faktor risiko yang mempercepat perkembangan mata plus.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap faktor-faktor risiko ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang cara mencegah atau mengelola permasalahan penglihatan ini.

Baca Juga: Mata Minus / Rabun jauh (Miopia) : Gejala, Pencegahan, Penanganan dan Perawatan

5.Lensa yang Digunakan

Ketika mengatasi perbedaan mata minus dan plus, penggunaan lensa yang sesuai menjadi solusi utama.

Bagi mereka yang mengidap mata minus, kacamata atau lensa kontak dengan lensa cekung menjadi senjata utama. Lensa ini dirancang khusus untuk merubah arah fokus cahaya sehingga menciptakan gambar yang jelas pada retina.

Sebaliknya, pada kasus mata plus, kacamata atau lensa kontak dengan lensa cembung menjadi pilihan yang umum. Lensa ini membantu mengoreksi fokus cahaya agar gambar yang seharusnya jatuh di belakang retina dapat dipusatkan dengan tepat.

Proses ini tidak hanya memberikan kenyamanan visual, tetapi juga memastikan bahwa objek, baik yang dekat maupun yang jauh, dapat dilihat dengan kejelasan yang optimal.

Dengan teknologi lensa yang terus berkembang, orang dengan masalah mata kini dapat menyesuaikan penglihatan mereka dengan nyaman, menghadirkan dunia yang lebih tajam dan terfokus.

Pengobatan Mata Minus & Plus dengan Metode LASIK

Teknologi medis modern membawa kemudahan bagi mereka yang ingin mengatasi masalah mata minus dan plus melalui metode LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis). LASIK merupakan prosedur bedah refraktif yang telah terbukti efektif dalam mengoreksi kelainan penglihatan seperti mata minus dan plus.

Pertama-tama, dalam prosedur LASIK, seorang ahli bedah mata akan menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea mata, yaitu lapisan tipis dan transparan yang berfungsi membiaskan (membelokkan) dan memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.

Untuk mata minus, kornea yang terlalu curam akan dilandaikan sedikit dengan menghilangkan sebagian jaringan, sedangkan untuk mata plus, kornea yang terlalu datar akan dibentuk lebih melengkung.

Proses LASIK dimulai dengan pemberian tetes anestesi/bius lokal untuk memastikan pasien tidak merasakan sakit selama prosedur.

Setelah itu, seorang ahli bedah menggunakan laser excimer untuk menipiskan bagian lapisan kornea sesuai dengan rencana perubahan bentuk yang telah diatur dan diperhitungkan sebelumnya.

Yang membuat LASIK menjadi pilihan populer adalah kecepatan pemulihan yang relatif cepat. Pasien sering merasakan perbaikan penglihatan dalam beberapa jam setelah operasi.

Proses ini meminimalkan ketidaknyamanan dan memungkinkan banyak orang untuk kembali ke aktivitas sehari-hari dengan cepat.

Meskipun LASIK bisa menjadi solusi yang efektif, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata terkait keuntungan dan risiko yang mungkin terjadi.

Setiap individu memiliki kondisi mata yang unik, dan keputusan untuk menjalani LASIK sebaiknya diambil setelah pemahaman menyeluruh terkait prosedur ini.

Baca Juga: Ingin Menyembuhkan Mata Minus Tanpa Kacamata? Bisa!

Apakah Anda salah satu calon yang tertarik untuk menjalani operasi lasik mata? Segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata berpengalaman dan terpercaya.

Anda bisa konsultasi seputar lasik di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

  • WebMD. What Is Acuity of Vision?. Diakses 2024.
  • Vision Center. How to Read Your Eyeglass Prescription. Diakses 2024.
mata
Read more
  • Published in LASIK
No Comments

CSEC dan CMC Berikan Medical Check Up Gratis di HUT ke-2

Kamis, 21 Desember 2017 by irmankarim
HUT CSEC 1
Beranda » mata[vc_row][vc_column][vc_custom_heading text=”CSEC dan CMC Berikan Medical Check Up Gratis di HUT ke-2″ font_container=”tag:h1|font_size:36px|text_align:left” use_theme_fonts=”yes”][vc_separator][vc_column_text]

Tentang Acara

Selasa, 5 Desember 2017, Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) dan Ciputra Medical Center (CMC) merayakan hari jadinya yang kedua dengan memberikan layanan medical check up atau pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh terhadap para tamu undangan, termasuk para rekan wartawan dari berbagai media dan juga para bloggers.

Direktur Ciputra Healthcare, Veimeirawati Kusnadi menuturkan bahwa layanan medical check up yang diberikan kepada rekan-rekan media dan bloggers merupakan ucapan rasa syukur CSEC dan CMC atas perjalanannya yang kini sudah memasuki tahun ke-2. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia layanan kesehatan, rekan media dan bloggers merupakan partner yang sangat penting bagi CSEC dan CMC untuk memberikan edukasi kesehatan terhadap masyarakat. Veimeirawati pun berharap agar pemeriksaan kesehatan yang telah dilakukan, mampu menjadi pengalaman dan mendorong para rekan media juga bloggers untuk menyampaikan betapa pentingnya melakukan medical check up terhadap masyarakat melalui karya tulis mereka.

HUT CSEC 2

Medical Check Up

Medical check up merupakan pemeriksaan kesehatan dengan tujuan membantu memahami kondisi kesehatan seseorang sedini mungkin. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Ciputra Medical center (CMC), Dr. Hoyi Siantoresmi, MARS. “Tujuan suatu pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah untuk membantu mengindentifikasi kondisi kesehatan seseorang sejak dini, sehingga dapat membantu lebih memahami kondisi kesehatan mereka dan juga melakukan tindakan preventif dan kuratif yang diperlukan,” ujar beliau menambahkan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur dari Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC), drg. Ferra J. Papilaya, MM, MARS, menambahkan bahwa pemeriksaan pelayanan kesehatan mata juga merupakan salah satu bagian dari medical check up, sehingga perlu dilakukan untuk membantu mengevaluasi kondisi kesehatan mata seseorang. “Ada beberapa rangkaian pemeriksaan dengan alat maupun konsultasi dokter spesialis yang dilakukan dalam pemeriksaan kesehatan mata,”, lanjut drg. Ferra.

Setelah dibuka dengan dilakukannya medical check up terhadap para awak media dan bloggers, acara yang bertempat pada klinik di dalam Mal Lotte Shopping Avenue lt.5 ini, langsung dilanjutkan dengan perayaan ulang tahun secara sederhana dan diakhiri dengan pengucapan rasa syukur lewat prosesi pemotongan tumpeng dan nasi kuning oleh Direktur Ciputra Healthcare, Viemeirawati Kusnadi dan juga Jonathan Dewey selaku Chief Finance Officer Ciputra Healthcare.

HUT CSECkatarakkesehatankesehatan mataklinik matalasikmata
Read more
  • Published in Mata, News
No Comments

Ciputra Healthcare Hadirkan Klinik Mata Dalam Mal

Kamis, 23 November 2017 by irmankarim
CSEC HUT

Beranda » mata[vc_row][vc_column][vc_custom_heading text=”Ciputra Healthcare Hadirkan Klinik Mata Dalam Mal” font_container=”tag:h1|font_size:36px|text_align:left” use_theme_fonts=”yes”][vc_separator][vc_column_text]Jakarta, 5 Desember 2015, Ciputra Healthcare meresmikan klinik mata Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) yang merupakan hasil joint venture dengan Singapore Medical Group (SMG). Cakra Ciputra selaku Managing Director Ciputra Group mengungkapkan, “Klinik tersebut menyediakan pelayanan kesehatan mata komprehensif dan berkelas premium”. Jadi, saat mengalami gangguan mata, orang Indonesia tak perlu lagi pergi jauh-jauh ke Singapura untuk menjalani pengobatan, cukup mendatangi CSEC yang memiliki pelayanan layaknya di luar negeri.

Direktor Ciputra Healthcare, Veimeirawaty Kusnadi menambahkan, CSEC menghadirkan ReLEx® SMILE yang merupakan layanan LASIK dengan metode dan teknologi terkini yang bertujuan untuk memperbaiki pengelihatan dengan minimal invasive, pemulihan yang lebih cepat, minim efek samping dan minim rasa nyeri.

CSEC juga menandatangani MoU kerjasama dengan Bank Mata untuk menjadi klinik mata rujukan bagi calon donor mata dan Yayasan Glaukoma Indonesia untuk mendukung pencegahan kebutaan yang diakibatkan oleh penyakit glaukoma.

Klinik Kami

Selain CSEC, Ciputra Healthcare juga meresmikan satu klinik lagi, yakni Ciputra Medical Center (CMC). CMC merupakan klinik multispesialis yang dirancang sebagai layanan kesehatan bersifat preventif dan rehabilitatif. Berbagai macam klinik pun ada di CMC, seperti Health Screening, Occupational Health Clinic, Dental Clinic, Physiotherapy Clinic, Nutrition & Weight Management Clinic, Mind & Behavior Clinic, Female Clinic, Medical Specialties Clinic (Internist, Neurology, Cardiology), dan General Practitioner Clinic.

Lebih lanjut, Veimeirawati mengungkapkan, “CMC dilengkapi fasilitas penunjang medis yang meliputi laboratorium, radiologi dan peralatan diagnosa yang menunjang pelayanan Health Screening maupun layanan lainnya,” katanya. Selain itu CMC juga menandatangani MoU kerjasama dengan Dokter Sehat dan Lions Club untuk edukasi kesehatan masyarakat.

Kedua klinik yang berlokasi di dalam Mal Ciputra World 1 Jakarta ini bertujuan untuk memudahkan akses bagi para profesional yang bekerja, beraktifitas, dan tinggal di sekitar klinik. Lebih lanjut, Cakra mengungkapkan bahwa CSEC dan CMC diharapkan dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan berkualitas.

Di Dalam Mal

Kini Mal atau pusat perbelanjaan tidak hanya untuk berbelanja atau makan saja. Sejak didirikannya CSEC dan CMC oleh Ciputra Healthcare, Mal pun bisa Anda kunjungi untuk mengatasi kondisi kesehatan Anda.

kesehatanlasikmata
Read more
  • Published in Mata, News
No Comments

Sejarah LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis)

Kamis, 23 November 2017 by irmankarim
Sejarah lasik 1

Mungkin di antara Anda banyak yang sudah mengenal atau familiar dengan LASIK. Namun, apakah Anda telah mengetahui sejarah bagaimana LASIK bisa ditemukan? Berikut sejarah singkat perkembangan LASIK dari era 1960-an hingga era modern.

Periode 1960-an

– Profesor Jose Ignacio Barraquer – Pengenalan Keratomileusis

Perjalanan panjang sejarah LASIK dimulai dari negara Kolombia. Seorang dokter mata bernama Jose Ignacio Barraquer berhasil mengembangkan prosedur autoplastik untuk memperbaiki gangguan refraksi mata yang disebut dengan Keratomileusis.

Periode 1970-an

– Svyatoslov N. Fyodorov, MD menciptakan Keratotomi Radial

Pada tahun 1970-an di Rusia, Svyatoslav Fyodorov berhasil menemukan teknik yang disebut dengan Keratotomi Radial (RK), setelah melihat seorang anak muda yang rabun dengan luka pada kornea akibat pecahan kaca. Setelah luka sang anak muda tersebut sembuh, Ia pun berteori bahwa pemotongan radial membuat kornea menjadi rata, sehingga pengelihatan anak muda tersebut menjadi lebih baik daripada sebelum mengalami luka.

– Penemuan Laser Excimer

Laser excimer ditemukan pertama kali oleh kelompok fisika dan kimia dari IBM® Thomas J. Watson Research Center di Yorktown, New York. Samuel Blum, Rangaswamy Srinivasan dan James J. Wynne yang merupakan peneliti di Research Center tersebut, telah mengeksplorasi cara baru untuk menggunakan laser excimer.

Periode 1980-an

– Stephen Trokel, MD – Penggunaan Laser Excimer pertama kali pada kornea

Dr Steven Trokel memperkenalkan Keratektomi Photorefractive (PRK). Dia juga mematenkan laser Excimer untuk memperbaiki penglihatan dan melakukan operasi laser pertama pada mata pasien di tahun 1987.

Setelah mempelajari karya dari IBM, dokter mata Stephen Trokel, yang berafiliasi dengan Columbia Presbyterian Medical Center di New York City, datang ke IBM® Thomas J. Watson Research Center pada tahun 1983 untuk berkolaborasi dalam melakukan eksperimen bersama Srinivasan dan peneliti lainnya, Bodil Braren.

Baca Juga: Mata Minus / Rabun jauh (Miopia) : Gejala, Pencegahan, Penanganan dan Perawatan

Trokel, Srinivasan, dan Braren lalu menulis sebuah makalah yang memperkenalkan gagasan menggunakan laser untuk membentuk kembali kornea mata dengan tujuan memperbaiki gangguan refraksi, seperti rabun jauh.

Dr Steven Trokel berhasil membuat sambungan ke kornea dan melakukan operasi laser pertama di mata pasien pada tahun 1987.

Periode 1990-an

– PRK disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration)

Keratektomi fotorefraktif atau PRK adalah jenis operasi mata korektif pertama yang menggunakan laser daripada pisau untuk menghilangkan jaringan kornea. Metode ini disetujui penggunaannya untuk operasi mata oleh FDA (Food and Drug Administration) pada sekitar tahun 1996.

– LASIK disetujui oleh FDA

Gagasan menggabungkan teknologi flap yang telah terbukti sebelumnya dan membentuk kembali kornea dengan laser excimer terjadi pada awal tahun 1990an dan dengan disetujuinya metode LASIK oleh FDA, menandai era operasi LASIK dimulai.

Periode 2000-an

– Evolusi Laser Femtosecond dalam Bedah Refraktif

Pada tahun 1997, Dr Tibor Juhasz, seorang insinyur biomedis yang familiar dengan penelitian femtosecond sebelumnya, mulai memikirkan tentang aplikasi medis. Laser IntraLase merupakan laser femtosecond pertamanya yang disetujui untuk LASIK tanpa pisau di Amerika Serikat, yang telah memperoleh persetujuan FDA pada tahun 2001. IntraLase Inc. kemudian mengenalkan beberapa model baru laser ini dengan berbagai fitur-fitur yang semakin canggih.

– Teknologi Wavefront Disetujui

Pada Mei 2003, FDA menyetujui penggunaan Customized Wavefront LASIK yang menggunakan sistem CustomVue VISX, sebuah generasi koreksi penglihatan laser yang benar-benar baru. Dengan teknologi ini, tujuan pembedahan tidak lagi untuk menghasilkan pengelihatan yang setara saat Anda menggunakan kacamata atau kontak terbaik, namun melebihi kualitas penglihatan saat memakai kacamata atau kontak.

LASIK Masa Kini

– Teknologi LASIK Terbaru dengan Zeiss ReLEx® SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction)

Saat ini koreksi terhadap kelainan refraksi mata benar-benar memasuki babak baru dengan hadirnya teknologi Zeiss ReLEx® SMILE. ReLEx® SMILE merupakan metode bedah refraktif yang dapat mengoreksi kelainan refraksi tanpa perlu pembuatan flap pada kornea yang biasa dilakukan pada prosedur LASIK pada umumnya.

Baca Juga: Mata Silinder / Astigmatisme: Gejala, Tes dan Pengobatan

Dengan tidak adanya proses pembuatan flap, proses penyembuhan yang menggunakan teknologi Zeiss ReLEx® SMILE menjadi jauh lebih cepat dibandingkan metode LASIK konvensional. Proses operasi juga menjadi sangat cepat, hanya memakan waktu beberapa menit saja dan pengelihatan pun akan membaik 80% hingga 100% setelah beberapa hari pasca operasi. Kelainan refraksi yang dapat dikoreksi dengan teknologi Zeiss ReLEx® SMILE diantaranya adalah Miopia (rabun jauh) dan Astigmatisma (silinder).

Ciputra SMG Eye Clinic adalah salah satu klinik mata terbaik, menyediakan layanan koreksi refraksi mata dengan teknologi Zeiss ReLEx® SMILE. Jadi, jika Anda mengalami kelainan refraksi mata seperti Miopia atau Astigmatisma dan ingin memperbaiki pengelihatan Anda, Anda bisa segera menghubungi tim kami pada (021) 298 881 38.

kesehatanlasikmata
Read more
  • Published in LASIK, ReLEx SMILE
No Comments
Artikel Terbaru
  • jenis-jenis katarak
    Jenis-jenis Katarak dan Penanganannya
  • Pentingnya Tes Buta Warna pada Anak
    Ini Pentingnya Tes Buta Warna pada Anak
  • Tanda operasi katarak gagal
    Tanda-Tanda Operasi Katarak Gagal dan Efek Sampingnya
  • health talk csec pontianak februari
    Health Talk Lasik Mata Pontianak: Sharing Happy Eyes

Jakarta - Lotte Kuningan

Lotte Shopping Avenue Fl.5 Ciputra World 1 Jakarta Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Kuningan

Jakarta - PIM Pondok Indah

Pondok Indah Office Tower 5 Lantai 2 Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA Pondok Indah, Jakarta Selatan - 12310

Surabaya

SkyLoft SOHO Fl.8 Ciputra World Surabaya Jl. Mayjend Sungkono No.87

© 2025 All rights reserved. Ciputra SMG Eye Clinic

TOP