3 Jenis Operasi Ablasio Retina dan Prosedur Pelaksanaannya
Ablasio retina (retinal detachment) adalah kondisi serius yang memengaruhi mata dan dapat menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kehilangan penglihatan total jika tidak diobati dengan cepat dan tepat. Dalam situasi ini, intervensi bedah diperlukan untuk mengembalikan retina terlepas ke posisi yang benar dan memperbaiki masalah mendasarinya. Simak penjelasan lebih lengkap mengenai prosedur operasi ablasio retina di bawah ini.
3 Jenis Operasi Ablasio Retina
Terdapat tiga jenis teknik operasi ablasio retina yang umum digunakan, yaitu pneumatik retinopeksi, scleral buckle, dan vitrektomi. Setiap teknik memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda untuk memperbaiki kondisi retina yang terlepas.
1. Pneumatik Retinopeksi
Operasi ablasio retina pneumatik retinopeksi adalah prosedur bedah untuk mengobati kondisi ablasio retina, di mana lapisan retina terlepas dari tempatnya di dalam mata. Retina adalah lapisan tipis sel-sel fotosensitif di belakang mata yang bertanggung jawab untuk menangkap cahaya dan mengirimkan sinyal visual ke otak.
Tahap operasi ablasio retina dengan teknik pneumatik retinopeksi ini bertujuan untuk mengembalikan posisi retina yang terlepas ke dinding belakang mata dan memastikan penglihatan lebih baik.
Baca Juga: Gangguan Retina Mata dan Diagnosisnya
Prosedur ablasio retina pneumatik retinopeksi melibatkan penggunaan gas berbentuk gelembung di dalam mata untuk membantu reposisi dan menempelkan kembali retina yang terlepas dengan cara memberikan tekanan.
Berikut tahap-tahap umum dari operasi ablasio retina dengan teknik pneumatik retinopeksi:
- Persiapan Pasca Operasi
Persiapan pre operasi ablasio retina pneumatik retinopeksi merupakan langkah penting untuk memastikan kesuksesan prosedur dan pemulihan yang optimal. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menilai kondisi mata pasien, termasuk pemeriksaan oftalmologis dan funduskopi, untuk menentukan posisi dan luas ablasio retina, serta ultrasonografi bila diperlukan.
Selain pemeriksaan fisik, pasien akan diberikan penjelasan tentang prosedur operasi, manfaat, dan risiko yang mungkin terjadi. Penggunaan tetes mata anestesi untuk menghilangkan rasa sakit selama operasi juga akan dijelaskan. Persiapan ini membantu pasien merasa lebih tenang dan siap secara mental dan emosional.
- Penetesan Anestesi
Sebelum operasi dimulai, tetes mata anestesi akan diberikan untuk menghilangkan rasa sakit dan memastikan Anda nyaman selama prosedur.
- Injeksi Gas Pneumatik
Dokter akan menyuntikkan gelembung gas (misalnya, gas C3F8 atau SF6) ke dalam bola mata melalui jarum kecil. Gas ini akan menempati ruang di belakang lensa mata dan mendorong retina kembali ke tempat semula.
- Perendaman Kepala dan Posisi
Setelah injeksi gas, dokter akan memberi instruksi untuk mempertahankan posisi tertentu dengan posisi kepala menghadap ke bawah (telungkup). Kemudian, secara perlahan menjadi posisi tegak sesuai dengan letak robekan. Prosedur ini memudahkan gas mencapai area yang tepat dan membantu dalam mereposisi retina ke dinding belakang mata.
- Penutupan Luka
Pasca tindakan, luka jarum akan menutup secara bertahan, mata Anda akan diperban atau penutup pelindung, hindari mata dari paparan air selama 3 hari. Setelah beberapa waktu, gelembung gas akan mengalami penyerapan alami oleh tubuh Anda. Selama periode ini, retina akan direposisi kembali ke tempatnya oleh gas tersebut.
2. Scleral Buckle
Operasi ablasio retina dengan scleral buckle adalah prosedur bedah dengan menempatkan sabuk lentur dari bagian luar sklera mata (bagian putih mata). Sabuk lentur ini berbentuk bahan padat dan ditempatkan dengan tujuan untuk mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina dapat kembali ke posisi semula.
Jika ablasio retina sangat luas, scleral buckle akan ditempatkan mengelilingi seluruh bagian luar bola mata. Meskipun demikian, penggunaan scleral buckle tidak akan mengganggu penglihatan.
Berikut tahapan umum dari operasi ablasio retina dengan scleral buckle:
- Anestesi
Sebelum operasi dimulai, pasien akan diberikan anestesi untuk membuatnya merasa nyaman dan bebas dari rasa sakit selama prosedur. Anestesi lokal atau umum dapat digunakan tergantung pada kebijakan dokter dan kebutuhan pasien.

Sebelum dilakukan operasi, dokter akan meneteskan anestesi untuk menghilangkan rasa sakit.
- Pembukaan Konjungtiva
Dokter mata akan membuat sayatan kecil pada lapisan tipis yang melapisi bola mata disebut konjungtiva untuk mengakses dinding mata (sklera).
Baca Juga: Screening Retina Mata Cegah Kerusakan Mata
- Pemasangan Scleral Buckle
Scleral buckle adalah cincin atau sabuk fleksibel yang terbuat dari bahan seperti silikon atau bahan sintetis lainnya. Ini akan ditempatkan di sekitar bola mata dan dijahit di bawah konjungtiva di beberapa tempat. Scleral buckle berfungsi memberikan dukungan eksternal pada dinding mata (sklera) dan mengurangi tekanan di area yang tempat lepasnya retina, membantu retina kembali ke posisi seharusnya.
- Drainase Cairan Subretina
Jika ada cairan yang terjebak di bawah retina yang terlepas (subretina), dokter dapat melakukan drainase cairan ini melalui jarum kecil atau instrumen lain yang disisipkan melalui sklera.
- Pembekuan (Cryopexy atau Laser)
Teknik cryopexy atau laser dapat digunakan untuk membekukan atau menggumpalkan jaringan di sekitar retina yang terlepas. Hal ini membantu menyatukan retina dengan dinding mata (sklera) dan membantu mencegah terulangnya ablasio retina.
- Penutupan Sayatan
Setelah selesai, konjungtiva dan lapisan mata lainnya akan ditutup kembali dengan jahitan halus. Proses pemulihan mungkin memerlukan beberapa minggu, dan pasien perlu mematuhi anjuran dokter mengenai pantangan aktivitas, pemakaian obat tetes mata, dan kunjungan kontrol untuk memastikan penyembuhan yang baik.
3. Vitrektomi
Operasi ablasio retina dengan vitrektomi adalah prosedur dilakukan dengan tujuan mengeluarkan vitreous dan jaringan yang menarik retina. Dokter akan menginjeksikan gas atau cairan seperti silicone oil ke mata pasien untuk menjaga agar retina tetap berada pada posisinya.
Berikut adalah tahapan umum dari operasi ablasio retina dengan vitrektomi:
- Anestesi
Sebelum operasi dimulai, mata pasien akan diberikan anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit. Dalam beberapa kasus, anestesi umum juga dapat digunakan, tergantung pada kebijakan dan kebutuhan medis.
- Pembuatan Sayatan
Dokter bedah mata akan membuat tiga sayatan kecil pada sklera (bagian putih mata). Ini memungkinkan akses ke bagian dalam mata untuk memulai prosedur.
- Vitrektomi
Selama prosedur vitrektomi, dokter akan mengeluarkan melalui saluran kecil seluruh vitreous (jelly-like substance) yang mengisi rongga tengah bola mata. Pengangkatan vitreous diperlukan karena sebagian kasus ablasio retina terjadi karena vitreous menarik retina dan menyebabkan pemisahan.
- Pelepasan Tarikan pada Retina
Setelah vitreous diangkat, dokter akan memeriksa retina dan mencari area robekan atau tarikan utama. Jika ada tarikan pada retina yang menyebabkan pemisahan, dokter akan membebaskan tarikan tersebut.
Baca Juga: Retina Mata Lihat Lebih Dalam!
- Pemasangan Gas atau Silicone Oil
Setelah ablasio retina diperbaiki, dokter dapat memasukkan gas atau silicone oil ke dalam mata untuk membantu menopang retina kembali ke posisi normal. Gas atau silicone oil akan mengisi rongga mata yang sebelumnya diisi oleh vitreous. Gas akan terserap dengan sendirinya dalam beberapa minggu, sementara silicone oil perlu diangkat dalam operasi tambahan setelah retina telah menempel kembali dengan baik.
- Penutupan Sayatan
Setelah prosedur selesai, dokter akan menutup sayatan pada sklera dengan jahitan kecil atau menggunakan metode penutupan lainnya.
Pasca operasi pasien akan diberikan perawatan khusus dan petunjuk untuk memfasilitasi pemulihan dan menjaga stabilitas retina yang telah diperbaiki.
Demikian informasi mengenai operasi ablasio retina. Sebelum menjalani operasi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter mata berpengalaman dan bertanya tentang prosedur yang direkomendasikan serta perkiraan hasil yang diharapkan.
Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM
Source:
- Published in Mata
Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!
Seperti kita ketahui, retina mata berperan penting untuk mengirim sinyal gambar yang dilihat mata ke otak. Jika lapisan ini terganggu akan berpengaruh pada sistem penglihatan. Penyakit retina mata banyak jenisnya termasuk ablasio retina atau retina mata lepas. Ablasio retina merupakan penyakit mata yang cukup serius karena lapisan tipis (retina) di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Lantas, apa saja tanda-tanda peringatan ablasio mata dan prosedur penanganannya? Semuanya akan dikupas tuntas melalui artikel berikut!
Ablasio Retina atau Retina Mata Lepas
Ablasio retina terjadi saat lapisan tipis (retina) terlepas dari posisi normalnya. Kondisi ini menyebabkan retina tidak berfungsi normal sehingga membuat penglihatan kabur. Ablasio retina memisahkan sel-sel neurosensori retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi. Jika kondisi tersebut tidak segera diobati, maka semakin besar risiko kehilangan penglihatan permanen pada mata. Begitu menakutkan bukan?
Ciri-Ciri Retina Mata Lepas
Lantas, bagaimana tanda awal ablasio mata? Biasanya tanda-tanda awal dari ablasio retina, ialah floaters, flashes secara tiba-tiba, serta penglihatan menurun. Berikut ini gejala ablasio retina dan penjelasannya:
- Adanya floaters secara tiba-tiba, yaitu titik-titik kecil yang tampak melayang pada penglihatan.
- Kilatan flashes/ kilatan cahaya pada satu atau kedua mata, dari satu sisi yang berulang.
- Penglihatan menjadi kabur.
- Penglihatan area tertentu seperti gelap/menurun.
- Munculnya bayangan seperti tirai menutupi sebagian penglihatan
- Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, hubungi dokter mata segera untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: Mata Minus / Rabun jauh (Miopia) : Gejala, Pencegahan, Penanganan dan Perawatan
Bagaimana Retina Mata Bisa Terlepas?
Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan retina mata lepas. Sebagai contoh, seiring bertambahnya usia, vitreous atau cairan pengisi bola mata mulai menyusut dan mencair. Ketika mata bergerak, vitreous juga ikut bergerak tanpa menimbulkan masalah. Vitreous ini dibungkus oleh sebuah selaput yang disebut membran hialoid, yang menempel erat pada lokasi tertentu di retina. Gerakan vitreous yang cukup hebat dapat menarik retina cukup keras untuk merobeknya. Saat itu terjadi, cairan dapat melewati robekan dan melepaskan retina. Selain itu, 3 kondisi berikut juga dapat menyebabkan retina mata lepas.
1. Adanya robekan kecil pada retina
Biasa disebut sebagai ablasio retina regmatogen yang disebabkan oleh robekan di pada retina yang memungkinkan cairan melewati dan terkumpul di bawah retina. Cairan yang menumpuk membuat retina menjauh dari jaringan di bawahnya sehingga retina mata terlepas. Risiko robekan pada retina dapat terjadi karena faktor usia, mata minus, hingga pernah menjalani operasi katarak.
2. Ablasio retina tanpa didahului robekan pada retina
Biasa disebut sebagai eksudatif, karena lapisan retina terlepas akibat akumulasi cairan di bawah retina tanpa adanya robekan di retina. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyakit mata lainnya seperti infeksi atau peradangan mata, serta tumor mata.
3. Adanya jaringan parut di permukaan retina
Biasa disebut sebagai traksional, terjadi akibat adanya jaringan parut yang muncul di permukaan retina, menarik jaringan retina di sekitarnya, dan menyebabkan retina lepas. Biasanya terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik.
Salah satu faktor risiko ablasi retina ialah memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus.
Faktor Risiko Ablasi Retina
Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan ablasio retina atau retina mata lepas, diantaranya sebagai berikut:
- Faktor usia, di atas 50 tahun
- Memiliki riwayat anggota keluarga dengan penyakit yang sama
- Memiliki rabun jauh/ mata minus
- Pernah mengalami trauma/cedera mata
- Pernah menjalani operasi mata, misalnya operasi mata katarak
- Pernah menderita penyakit pada mata, seperti peradangan.
- Memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus atau hipertensi.
Bagaimana Diagnosis Ablasi Retina?
Dokter spesialis mata atau dokter mata ahli vitreo-retina perlu melakukan pemeriksaan fundus oftalmolokopi untuk melihat bagian dalam atau retina mata. Namun, jika pemeriksaan fundus oftalmoskopi tidak dapat mendeteksi kondisi retina mata dengan jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi/USG mata untuk mengamati setiap perubahan struktur yang terjadi pada retina mata.
Baca Juga: Mata Silinder / Astigmatisme: Gejala, Tes dan Pengobatan
Pengobatan Ablasio Retina
Pengobatan ablasio mata dapat dilakukan sesuai kondisi pasien. Prosedurnya dapat berbeda-beda tergantung tingkat keparahan retina. Jika retina robek dan hanya terlepas pada sebagian kecil retina, maka dokter dapat melakukan pencegahan untuk memperbaiki retina lepas dengan tindakan berikut:
1. Kriopeksi
Pembekuan pada area sekitar robekan retina mata, dilakukan agar retina tetap terjaga dan menempel di dinding mata.
2. Fotokoalugasi (Terapi Laser)
Teknik ini dilakukan dengan sinar laser untuk membantu retina tetap menempel.
Sementara bila retina yang terlepas sudah cukup luas, dokter mata ahli vitreo-retina akan memperbaiki retina dengan melakukan pembedahan. Berikut beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan.
1. Pneumatic Retinopexy
Prosedur yang dilakukan dengan menyuntikkan gelembung gas ke dalam mata. Fungsinya untuk mendorong retina ke posisi semula. Prosedur ini dilakukan bila bagian retina yang terlepas sedikit.
2. Vitrektomi
Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan cairan vitreous dan jaringan yang menarik retina. Dokter akan menyuntikkan gelembung udara pada mata pasien untuk menahan retina tetap pada posisinya. Nantinya gelembung gas akan tergantikan secara alami oleh cairan tubuh. Gelembung gas ini mendorong retina ke tempat semula. Selain gas, pada kasus tertentu dapat menggunakan cairan silicon oil untuk mempertahankan posisi retina agar tetap baik. Bila tamponade menggunakan cairan silicon oiI, akan ada prosedur operasi berikutnya untuk mengeluarkan cairan tersebut setelah 3-6 bulan.
3. Scleral Buckle
Prosedur yang dilakukan dokter dengan meletakkan sabuk lentur dari sisi luar sklera mata (bagian putih mata). Jadi sabuk lentur yang berupa bahan padat ini diposisikan untuk membantu mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina berada pada posisi semula. Namun bila kondisi lepasnya retina cukup berat, maka scleral buckle dipasang secara melingkupi seluruh lingkaran luar bola mata. Meskipun begitu, scleral buckle tidak menghalangi penglihatan Anda.
Pencegahan Ablasio Retina
Meskipun ablasio retina tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun kita dapat mengurangi risiko terjadinya ablasio retina dengan menerapkan beberapa langkah berikut.
1. Jika mengalami gejala yang pandangan seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter spesialis mata.
2. Rutin melakukan pemeriksaan mata 1 tahun sekali. Terutama bagi penderita diabetes atau mata minus, harus rutin dan berkala memeriksakan kesehatan mata sesuai anjuran dokter spesialis mata.
3. Kontrol gula darah dan tekanan darah agar retina dan kesehatan mata secara umum tetap terjaga baik.
4. Mengenakan kacamata saat beraktivitas atau berolahraga untuk melindungi mata dari cedera.
Jika Anda mengalami gejala di atas, atau memiliki risiko ablasio retina, segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter akan memeriksa secara komprehensif sesuai kondisi masing-masing pasien. Sebab kondisi yang dialami pasien tidak semua sama, bahkan jenis ablasio retinanya mungkin saja berbeda. Dokter dapat menggunakan satu jenis metode tatalaksna ablasio retina, bisa juga kombinasi. Semua disesuaikan dengan kondisi setiap pasien. Oleh karena itu, dokter spesialis mata perlu memeriksa secara menyeluruh terhadap setiap gejala yang pasien rasakan. Jadi, penting memeriksakan kesehatan mata sejak dini untuk meminimalisir potensi gangguan penglihatan di masa mendatang. Yuk, tunggu apalagi? Lakukan pemeriksaan mata di Ciputra SMG Eye Clinic.
Telah direview oleh dr Azrina Noor, SpM.
Source:
- Published in Mata
Jenis Penyakit Retina Mata yang Mengganggu Penglihatan
Penyakit retina mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, seperti terapi laser atau operasi vitrektomi dapat membantu menjaga kesehatan retina dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Retina adalah bagian penting dari mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak untuk membentuk penglihatan. Namun, berbagai kondisi dapat mengganggu fungsi retina, seperti retinopati diabetik, ablasi retina, degenerasi makula, hingga retinitis pigmentosa.
Penyakit retina dapat menyebabkan gangguan penglihatan ringan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari penuaan, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga cedera mata.
Karena peran retina yang krusial dalam penglihatan, penting untuk mengenali gejala awal seperti penglihatan kabur, munculnya bintik-bintik gelap, atau kehilangan penglihatan secara tiba-tiba. Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan mata ke dokter spesialis agar mendapatkan penanganan yang tepat sebelum kondisi semakin parah.
Apa Itu Retina Mata?
Retina mata adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal untuk dikirim ke otak melalui saraf optik. Proses ini memungkinkan kita melihat berbagai bentuk dan warna di sekitar.
Di tengah retina terdapat makula, bagian yang sangat penting karena berperan sebagai titik pusat penglihatan. Makula membantu kita melihat objek dengan jelas dan mendetail, terutama saat membaca atau mengenali wajah seseorang.
Retina bekerja dengan menangkap cahaya yang masuk ke mata melalui kornea. Cahaya ini kemudian difokuskan oleh lensa mata dan diarahkan ke retina.
Sel-sel reseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik, yang kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik. Otak menerjemahkan sinyal ini menjadi gambar yang kita lihat.
Proses ini berlangsung sangat cepat dan saling berkaitan dengan bagian mata lainnya sehingga kita dapat melihat dunia dengan jelas dan penuh warna.
Baca Juga: Screening Retina Mata Cegah Kerusakan Mata
Gejala Penyakit Retina
Gejala penyakit retina bermacam-macam tergantung penyebabnya. Biasanya gejala penyakit retina bisa timbul pada salah satu atau kedua mata sekaligus. Secara umum gejala penyakit retina yang muncul dialami penderita antara lain:
- Pandangan kabur
- Luas pandangan terbatas
- Melihat bayangan benda berukuran kecil, seperti bintik-bintik hitam kecil
- Melihat kilatan-kilatan cahaya atau photopsia
- Sensitif terhadap cahaya
- Terganggunya kemampuan membedakan warna
Penyakit Pada Retina Mata
Pada dasarnya penyakit retina dapat diobati. Jenis pengobatannya pun berbeda tergantung pada penyebabnya. Tujuan pengobatan untuk menyembuhkan atau meringankan dampak dari gejala penyakit retina.
Jika tidak diobati dengan tepat, bisa menimbulkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Inilah beberapa gangguan retina mata yang umum terjadi.
1. Ablasio Retina / Retina Mata Lepas
Penyakit retina yang umum terjadi salah satunya ablasio retina. Ablasio retina terjadi akibat robekan pada retina.
Kondisi ini menyebabkan retina lepas dari posisi normalnya. Biasanya pada penderita mata minus, pengidap diabetes, trauma bola mata, perubahan kondisi cairan pada bola mata, atau munculnya jaringan parut di area retina yang menyebabkan ablasio retina.
2. Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah penyakit retina mata akibat tumbuhnya jaringan kanker pada retina. Namun, jenis penyakit ini langka dan biasa terjadi pada anak-anak.
Kanker ini terjadi akibat saat sel-sel retina tumbuh cepat sehingga merusak jaringan di sekitarnya. Oleh karena itu, akan menyebabkan terganggunya retina.
Penyebab retinoblastoma karena perubahan atau mutasi pada gen RB1 sehingga sel-sel tadi tumbuh cepat. Sel-sel kanker ini juga bisa menyebar ke organ lain.
3. Retinitis Pigmentosa
Retinitis pigmentosa adalah gangguan retina yang menyebabkan penderita mengalami rabun senja serta penurunan fungsi penglihatan yang berkembang secara bertahap dan berakhir pada kebutaan. Pada penderita Retinitis Pigmentosa, sel fotoreseptor secara bertahap akan mati terutama sel batang yang disebabkan kelainan genetik.
Keluhan utama yang sering dijumpai ialah sulit melihat di tempat dengan intensitas cahaya yang kurang, atau penglihatan menjadi redup secara perlahan.
4. Degenerasi Makula
Age-related macular degeneration (AMD) atau Degenerasi Makula merupakan penyakit retina akibat adanya kerusakan pada pusat retina. Jadi, penderita akan merasakan gangguan pandangan menjadi kabur, buram yang dimulai dari tengah penglihatan.
Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, menyetir atau mengenali wajah orang. Penyebab Degenerasi Makula belum diketahui pasti.
Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti pertambahan usia, genetik, dan lingkungan.
Baca Juga: Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!
5. Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik adalah penyakit retina akibat komplikasi penyakit diabetes. Secara perlahan, kadar gula darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah, termasuk di retina mata.
Pada tahap yang lebih lanjut muncul penyumbatan atau kebocoran pembuluh darah, serta membuat retina membentuk pembuluh darah baru untuk mencukupi kebutuhan darah. Sayangnya, pembuluh darah baru yang terbentuk tidak berkembang secara sempurna, tipis dan mudah pecah.
Kondisi ini mengakibatkan penglihatan menjadi gelap atau kabur, muncul floaters, dan terganggu.
6. Retinopathy of Prematurity (ROP)
Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit retina yang terjadi pada bayi prematur. ROP terjadi saat perkembangan pembuluh darah di bola mata bayi premature tidak sempurna sehingga menyebabkan terbentuknya pembuluh darah abnormal.
Nah, pembuluh darah abnormal ini umumnya lemah dan mudah pecah, sehingga menyebabkan pendarahan pada retina.
7. Oklusi Vena Retina
Retinal vein occlusion adalah kondisi ketika pembuluh darah di retina tersumbat, sehingga aliran darah tidak lancar. Akibatnya, cairan dan darah bisa menumpuk di retina yang dapat menyebabkan penglihatan buram hingga kehilangan penglihatan secara tiba-tiba.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut, terutama jika memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah kesehatan lain yang memengaruhi aliran darah. Gejalanya bisa berupa pandangan kabur, bentuk objek terlihat bengkok atau tidak jelas, munculnya bintik hitam atau garis melayang di penglihatan, hingga kehilangan penglihatan secara mendadak.
8. Achromatopsia
Achromatopsia adalah kelainan genetik sejak lahir yang membuat seseorang tidak bisa melihat warna. Kondisi ini terjadi karena gangguan pada sel-sel retina yang bertanggung jawab untuk melihat warna dan cahaya redup.
Pada penderita achromatopsia, penglihatan bergantung pada sel batang, yang hanya memungkinkan melihat dalam hitam, putih, dan abu-abu.
Diagnosis Penyakit Retina
Sebelum dokter mendiagnosis, ada beberapa tahapan yang dapat Anda lakukan saat pemeriksaan retina mata seperti berikut.
1. Dokter Akan Menanyakan Keluhan Penderita
Pertama, dokter akan menanyakan kepada penderita gejala yang dialami. Apakah ada pandangan yang buram? Bintik-bintik yang melayang atau pandangan gelap? Apakah ada kilatan cahaya?
Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan penderita. Terutama bila penderita memiliki penyakit penyerta atau riwayat gangguan retina mata di keluarga.
2. Proses Pemeriksaan Fisik
Selanjutnya, melalui pemeriksaan fisik. Prosedurnya diawali dengan dokter memberikan obat tetes mata khusus untuk melebarkan pupil.
Fungsinya agar dokter dapat melihat bagian dalam mata dengan mudah. Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian belakang mata.
Biasanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit agar pupil terbuka sempurna. Sebenarnya ada 3 jenis cara pemeriksaan oftalmoskopi mulai dari oftalmoskopi langsung, tidak langsung, dan oftalmoskopi slit lamp.
Metode yang paling sering digunakan saat ini, yakni oftalmoskopi slit lamp. Pada pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp dilakukan dengan sebuah alat pemeriksaan khusus.
Lalu, Anda duduk di depan sebuah alat pemeriksaan khusus. Letakkan dagu dan dahi Anda pada perangkat itu agar posisi kepala bisa stabil.
Dokter akan mendekatkan lensa kecil dan mikroskop pada alat pemeriksa tersebut ke mata untuk melihat bagian belakang mata Anda. Sebagian orang akan merasa sedikit tidak nyaman (silau) selama pemeriksaan, namun tidak menyakitkan.
Jika dokter menyarankan, pemeriksaan ini penting dilakukan. Fungsinya untuk mengetahui gejala awal dari kerusakan retina, saraf optik, atau pembuluh darah.
Dengan demikian, penanganan dini dilakukan untuk mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi berat. Selain pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp ada juga pemeriksaan penunjang lain yang dapat dijalani, seperti USG mata, Optical coherence tomography (OCT), Tes Amsler grid, tes genetik, serta angiografi mata.
Cara Mengatasi Penyakit Retina
Pengobatan penyakit retina bergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit yang dialami. Tujuan pengobatannya bisa untuk menghentikan penyakit atau memperlambat perkembangan penyakit tersebut. Beberapa jenis perawatan yang umum dilakukan meliputi prosedur bedah, perawatan dengan laser, dan penyuntikan obat ke dalam atau sekitar mata.
Salah satu prosedur bedah yang sering dilakukan adalah vitrektomi, yang digunakan untuk mengatasi masalah retina seperti:
- Retina terlepas.
- Kerutan pada makula (epiretinal membrane).
- Lubang pada makula.
- Cedera mata, seperti benda asing yang masuk ke mata.
- Infeksi mata.
Selain itu, suntikan obat yang dimasukkan ke dalam bagian vitreous (bagian dalam mata) digunakan untuk mengobati kondisi seperti:
- Degenerasi makula terkait usia basah (wet AMD).
- Retinopati diabetik tingkat lanjut.
- Edema makula akibat berbagai penyebab.
- Infeksi pada mata.
- Penyakit radang pada mata.
Perawatan menggunakan laser berfungsi untuk mengatasi masalah seperti:
- Pembuluh darah yang tumbuh pada tempat yang tidak seharusnya.
- Robekan pada retina.
- Retinopati serosa sentral.
- Edema makula.
Selain itu, beberapa prosedur lain digunakan untuk mengatasi detasemen retina, di antaranya:
- Operasi scleral buckle: Prosedur di mana dokter menjahit potongan silikon di bagian luar mata untuk memberikan tekanan pada mata.
- Cryoplexy: Menggunakan suhu sangat dingin untuk menciptakan parut yang menutup robekan atau detasemen.
- Pneumatic retinopexy: Prosedur di mana gelembung gas disuntikkan ke dalam mata untuk menahan retina di tempatnya, seringkali dikombinasikan dengan cryotherapy atau laser.
Baca Juga: Kenali Anatomi Mata Manusia Beserta Fungsinya
Penyakit retina mata bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kualitas penglihatan seseorang. Di Ciputra SMG Eye Clinic, menyediakan layanan khusus untuk mendeteksi dan menangani berbagai penyakit retina, seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan retina berlubang.
Dengan menggunakan teknologi terkini dan tenaga medis yang berpengalaman, kami dapat memberikan diagnosis yang akurat dan perawatan yang sesuai, guna membantu Anda menjaga kesehatan mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Jangan tunggu sampai gejalanya semakin parah, segera kunjungi Ciputra SMG Eye Clinic untuk pemeriksaan mata secara menyeluruh.
Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM
Source:
- Cleveland Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
- Mayo Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
- Published in Mata
Fungsi Retina Mata, Risiko Penyakit, dan Cara Merawatnya
Fungsi retina mata yang utama, yaitu menangkap cahaya, mengubahnya menjadi sinyal listrik, dan mengirimkan informasi visual ke otak untuk diterjemahkan menjadi gambar. Untuk menjaga kesehatannya, diperlukan pola makan bergizi, perlindungan dari paparan sinar UV, serta pemeriksaan mata rutin karena jika diabaikan, berbagai gangguan seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, atau ablasi retina bisa terjadi.
Pernahkah Anda berpikir bagaimana mata bisa melihat dunia dengan begitu jelas? Proses penglihatan dimulai ketika cahaya masuk melalui kornea, melewati lensa, lalu difokuskan ke retina di bagian belakang mata.
Retina berperan sebagai “kamera” alami yang menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak melalui saraf optik. Tanpa retina yang sehat, penglihatan bisa terganggu, bahkan berisiko menyebabkan kebutaan.
Hal ini karena perannya yang sangat penting sehingga menjaga kesehatan retina menjadi hal yang tidak boleh diabaikan.
Bagian Mata Manusia
Mata manusia adalah organ yang kompleks, di mana setiap bagian saling terhubung dan memiliki peran penting dalam proses penglihatan. Mulai dari bagian depan, tengah, hingga belakang mata, semuanya bekerja sama untuk menangkap dan memproses cahaya agar kita dapat melihat dengan jelas.
Berikut adalah anatomi mata beserta fungsinya:
1. Kornea
Kornea adalah lapisan bening di bagian depan bola mata yang berfungsi melindungi mata dari kotoran, bakteri, dan partikel berbahaya lainnya. Selain itu, kornea juga berperan dalam menyaring sinar UV serta membantu memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.
Meskipun tidak memiliki pembuluh darah, kornea sangat sensitif terhadap rasa sakit dan rentan terhadap gangguan.
Baca Juga: 7 Penyebab Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
2. Iris
Iris merupakan selaput berwarna yang terletak tepat di belakang kornea. Warna iris ditentukan oleh jumlah pigmen yang dimilikinya. Iris juga mengontrol ukuran pupil untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke mata.
3. Pupil
Pupil, yaitu bagian hitam di tengah mata yang berfungsi sebagai pintu masuk cahaya. Ukuran pupil dapat berubah tergantung pada kondisi pencahayaan, yaitu mengecil dalam cahaya terang (2-4 mm) dan membesar dalam kondisi gelap (4-8 mm).
4. Sklera
Sklera adalah bagian putih pada mata yang berfungsi sebagai pelindung dan penopang bola mata. Enam otot mengelilingi sklera untuk membantu pergerakan mata ke berbagai arah tanpa perlu menggerakkan kepala.
5. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan selaput transparan yang melapisi bagian depan mata, kecuali kornea, serta bagian dalam kelopak mata. Fungsinya adalah melindungi mata dari iritasi dan infeksi.
6. Lensa
Lensa mata terletak di belakang iris dan pupil. Bentuknya transparan dan fleksibel sehingga memungkinkan cahaya yang masuk untuk dibiaskan dan difokuskan ke retina agar menghasilkan penglihatan yang tajam.
7. Vitreus (Badan Kaca)
Vitreus adalah cairan seperti gel yang mengisi bagian dalam bola mata, dari belakang lensa hingga ke dinding belakang mata. Fungsinya, yaitu mempertahankan bentuk mata dan menahan retina agar tetap pada posisinya.
8. Retina
Retina merupakan lapisan tipis yang peka terhadap cahaya dan berada di bagian belakang mata. Fungsinya adalah menangkap cahaya yang masuk dan mengubahnya menjadi impuls listrik yang dikirim ke otak melalui saraf optik.
Jika retina mengalami gangguan, penglihatan bisa terganggu atau bahkan hilang.
9. Makula
Makula, yaitu bagian kecil di retina yang berperan dalam penglihatan sentral, memungkinkan kita melihat objek dengan jelas dan detail, seperti saat membaca atau mengenali wajah seseorang.
10. Saraf Optik
Saraf optik berfungsi sebagai jalur penghubung antara mata dan otak. Semua informasi visual yang ditangkap oleh retina akan dikirim ke otak melalui saraf ini untuk diinterpretasikan menjadi gambar yang dapat kita lihat.
Cara Kerja Retina Mata
Pernahkah Anda berpikir bagaimana cara kerja retina mata? Proses penglihatan melibatkan berbagai bagian mata yang bekerja sama, mulai dari bagian depan hingga belakang.
Retina berperan penting dalam menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal yang dikirim ke otak. Berikut adalah urutan cara kerja mata:
- Cahaya masuk ke mata melalui kornea, yang berfungsi memfokuskan cahaya agar dapat diteruskan ke bagian mata lainnya.
- Cahaya melewati pupil, yang ukurannya diatur oleh iris untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata.
- Cahaya diteruskan ke lensa mata, di mana lensa dan kornea bekerja sama untuk memfokuskan cahaya ke retina.
- Cahaya mencapai retina, dan sel-sel reseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik.
- Sinyal dikirim ke otak melalui saraf optik, lalu otak menginterpretasikan sinyal tersebut menjadi gambar yang dapat kita lihat.
Proses ini berlangsung sangat cepat, memungkinkan kita melihat dunia dengan jelas dan berwarna. Karena itu, menjaga kesehatan retina sangat penting agar fungsi penglihatan tetap optimal.
Baca Juga: Penyebab Mata Gatal dan Merah Serta Penanganan
Gangguan pada Retina
Berikut beberapa jenis gangguan pada retina yang umum terjadi:
- Robekan Retina: Terjadi saat vitreous menyusut dan menarik retina hingga robek. Gejalanya meliputi kilatan cahaya dan bayangan melayang (floaters).
- Ablasi Retina: Cairan masuk melalui robekan retina, menyebabkan lapisan retina terangkat. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan kebutaan.
- Retinopati Diabetik: Kerusakan pembuluh darah retina akibat diabetes, menyebabkan pembengkakan dan gangguan penglihatan.
- Membran Epiretinal: Lapisan tipis seperti selaput di atas retina yang membuat penglihatan kabur atau bergelombang.
- Lubang Makula: Celah kecil di bagian tengah retina yang menyebabkan pandangan buram atau titik buta di pusat penglihatan.
- Degenerasi Makula: Kerusakan pada makula yang menyebabkan pandangan kabur atau titik buta, umumnya akibat penuaan.
- Retinitis Pigmentosa: Penyakit bawaan yang merusak retina secara bertahap sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan malam dan tepi.
Cara Menjaga Kesehatan Retina
Agar penglihatan tetap jernih, kesehatan retina harus dijaga dengan baik. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Rutin Periksa Mata: Lakukan pemeriksaan mata setiap 1–2 tahun atau lebih sering jika memiliki kondisi seperti diabetes.
- Jaga Pola Makan dan Berat Badan: Konsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah, dan ikan, serta jaga berat badan agar tetap ideal.
- Gunakan Pelindung Mata: Pakai kacamata saat beraktivitas yang berisiko, seperti olahraga atau pekerjaan dengan bahan berbahaya.
- Hindari Paparan Cahaya Berlebih: Gunakan kacamata hitam berpelindung UV dan hindari melihat langsung cahaya terang seperti api las.
- Perhatikan Perubahan Penglihatan: Jika penglihatan mulai kabur, muncul bintik, atau terasa tidak nyaman, segera periksakan ke dokter mata.
Biaya Operasi Retina Mata
Operasi retina biasanya diperlukan bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat kerusakan retina. Beberapa kondisi yang bisa memerlukan tindakan operasi antara lain:
- Ablasio retina (retina terlepas)
- Retinopati diabetik (kerusakan retina akibat diabetes)
- Degenerasi makula (penurunan fungsi makula)
- Macular hole (lubang kecil di makula)
- Retinoblastoma (kanker mata pada anak-anak)
Biaya operasi retina bisa bervariasi tergantung pada tempat pelaksanaannya, baik di klinik mata maupun rumah sakit, serta jenis tindakan yang diperlukan. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis mata, terutama ahli Vitreo-Retina yang khusus menangani gangguan pada retina.
Sebelum operasi, dokter biasanya akan melakukan skrining retina guna menilai kondisi retina secara menyeluruh. Pemeriksaan ini bisa meliputi tes penglihatan, tes lapang pandang, dan funduskopi.
Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti tes Amsler Grid, Optical Coherence Tomography (OCT), angiografi, serta radiologi (USG, CT scan, MRI) dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Baca Juga: Mata Minus atau Rabun Jauh: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Bila Anda mengalami gangguan penglihatan atau memiliki faktor risiko terhadap penyakit retina, segera konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra SMG Eye Clinic menyediakan layanan lengkap dengan teknologi terkini serta tim dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai gangguan retina.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi lebih lanjut demi kesehatan mata yang optimal.
Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM
Source:
- Mayo Clinic. Retinal Diseases. Februari 2025.
- Cleveland Clinic. Retina. Februari 2025.
- Published in Mata